4.4

2.8K 285 18
                                    

"Bagus kan?"

Tidak menggubris pertanyaan yang lebih tua, New lebih memilih untuk melihat pemandangan sekitarnya. Gelapnya malam, ditemani kerlap-kerlip bintang di langit merupakan perpanduan yang sangat indah. Belum lagi, pantulan lampu-lampu kota yang seakan ingin ikut andil membangun suasana, membuat malam ini sangatlah spesial. "Kok kamu bisa tau tempat ini?" tanya yang lebih muda, heran.

"Makanya, kamu jangan kuliah-pulang, kuliah-pulang doang. Jadi gak tau apa-apa kan," ledek Tay, yang entah sejak kapan sudah duduk di atas kap mobil. "Waktu kemarin hunting, aku nggak sengaja nemuin tempat ini. Karena aku pikir kamu bakal suka, aku jadi semangat banget mau ngajak kamu kesini. Ternyata kamu beneran suka. Nggak sia-sia deh aku diomelin tadi,"

"Jangan mulai lagi deh," ucap New, setengah kesal, sebelum duduk di samping Tay.

Keheningan kembali menyelimuti keduanya. Tanpa suara, mereka menikmati suasana dan pemandangan malam hari ini. Bahkan dinginnya malam tidak dapat menganggu mereka saat ini.

"Nggak kerasa yah, bentar lagi kamu udah wisuda aja," ujar New, memecahkan keheningan.

Tay yang duduknya disebelahnya menatap New yang masih memandang bintang di langit. "Aku juga gak nyangka," ucap Tay setuju. "Perasaan baru kemarin aku masuk, ribet ngurusin tugas, event, segala macem."

"Berarti bener kata orang, waktu tuh cepet banget berlalu yah,"

"Makanya, karena waktu cepet berlalu, kamu harus pergunain dengan baik," jelas Tay. "Mumpung kamu masih semester empat, coba kamu perluas koneksi kamu, tugasnya diseriusin, udah mulai nyari kamu mau ngapain ke depannya. Jangan kebanyakan galau mulu."

"Mulai deh ceramahnya."

"Hin, ini aku serius ngasih nasehatnya."

"Tapi kan te, kuliah tuh gak gampang. Ngerjain tugas kuliah aja udah capek banget. Gimana mau perluas koneksi, segala macem. Ribet tau gak,"

"Dilakuinnya jangan buru-buru, hin sayang. Pelan-pelan aja," jawab Tay gemas. "Kuliah tuh bukan soal tugas doang. Kalau kamu Cuma fokus ke tugas doang, pasti capek. Coba cari kesibukan baru, temen baru biar balance hidup kamu. Jadi gak gampang stress."

"Hm."

"Hin, kamu dengerin aku gak sih?"

"Iya te, aku ngedengerin kok," balas New, setengah hati. Percayalah, Tay mode cerewet benar-benar bukan favoritnya. "Kamu abis wisuda, mau ngapain?"

"Paling job hunting sambil freelance. Liat gimana nanti aja deh," jawab Tay sekenanya.

"Tapi kamu masih disini kan pas udah lulus nanti?"

"Kenapa emang?"

"Nanya doang. Siapa tau kamu mau ke bandung bareng orangtua kamu,"

Sejak awal perkuliahan, laki-laki ini memang tinggal terpisah dengan orangtuanya. Pekerjaan orangtuanya yang mengharuskan mereka sekeluarga pindah ke Bandung, tidak serta merta membuat Tay menyetui ide ini. Sebaliknya, laki-laki ini justru memutuskan untuk tetap tinggal dan menuntut ilmu di kota kelahirannya.

"Wah, ada yang takut aku tinggal nih," ucap Tay dengan nada jahilnya.

"Apaan sih te,"

Kini senyum jahil Tay berubah menjadi senyum yang teduh dan menenangkan. Tangannya bergerak ke arah rambut yang lebih muda dan mengusapnya pelan. "Tenang aja, aku gak bakal kemana-mana kok."

Untuk kesekian kalinya, New hanya dapat diam membeku di tempatnya saat ini. Jika bisanya tangannya dengan sigap mencegah tangan yang lebih tua memegang kepalanya, malam ini pertahanannya benar-benar hancur. Gelapnya malam, taburan bintang, kerlap kerlip lampu, dan hadirnya Tay merupakan suatu perpaduan yang sangat sempurna. Rasanya ia jatuh semakin dalam pada laki-laki di hadapannya.

 Rasanya ia jatuh semakin dalam pada laki-laki di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stupid Te - Taynew SNS AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang