40. Mencari Tahu

4.8K 190 3
                                    

Sasa POV.

Hari ini jam kerjaku hanya sampai jam satu siang. tindakan di ruang operasi akan di handle oleh dokter Ana. Jadi aku bisa menyempatkan main ke rumah dinas kak Kayla. aku merasa bersalah, karena kemarin waktu mengantar pulang kak Kayla dari Rumah Sakit, aku diam saja selama di mobil. Pikiranku selalu menjurus ke Arkan.

Aku sangat kesal, sebal ingin marah. Kalau memang aku tidak ada rasa, harusnya aku biasa saja dong. Mau dia berbohong atau tidak, bukan menjadi urusanku. kebingungan ini yang aku rasakan, sesuatu yang menyesakkan. aku tidak mungkin sampai ada rasa apalagi jatuh cinta terhadapnya kan?. itu tidak mungkin sekali!, wahai dunia jangan membuatku jatuh cinta lebih dulu darinya!.

Mobil milik Arkan yang aku kemudikan memasuki gerbang pangkalan Utama TNI Angkatan Laut, komplek Perumahan Perwira. setelah melewati pos pemeriksaan, menunjukkan identitasku sebagai istri Kapten Infanteri Arkana Felix Wigara Prasetya, beserta memberitahu tujuanku ke sini ingin menemui siapa, aku baru diberikan izin masuk ke dalam area perumahan.

Tidak kurang dari tempat hunianku dan Arkan, aturan di wilayah ini juga sangat ketat, tamu wajib lapor. salah satu yang kuingat pesan Tentara tadi, aku tidak boleh mengendarai mobil dengan kecepatan lebih dari 40 km selama berada di dalam komplek Rumah Dinas Tentara. bangunan Rumah-rumah disini bentuknya tidak jauh berbeda dari Rumah dinas Perwira Angkatan Darat. hanya yang membedakan warna cat rumah, untuk Angkatan Laut warnanya putih dan biru.

Setelah mengikuti arahan dari Kak Kayla dan Tentara yang berjaga di post tadi, akhirnya sampailah mobil yang kukemudikan ini di halaman rumah dinas kak Kayla. aku parkirkan mobil di perkarangan lumayan luas dibandingkan rumah dinas Arkan.

"Assalammualaikum," ucap Salamku mengetuk pintu Rumah yang memang sudah terbuka.

"Waalaikumsalam," jawaban dari seorang anak laki-laki yang menurutku usianya sekitar lima tahunan. Ini pasti anaknya kak Kayla yang pertama, kalau tidak salah Louis namanya.

"Kamu Louis ya?. Hai, aku Tante Sasa," ucapku, merendahkan punggung mensejajarkan tubuh anak kecil itu yang untuk seusianya terlihat sangat tinggi, tanganku terulur ingin mengajaknya berkenalan.

Anak itu membalas uluran tanganku, mengangguk tersenyum menunjukkan gigi putihnya yang rapi, "Iya Tante, Tante cari mama ya? Mau ngajakin mama Arisan atau pertemuan ibu-ibu?" tanyanya tersenyum sangat polos. Arisan?. aku tertawa pelan menanggapinya. Louis sangat tampan, tidak salah memang, Kak Kayla juga sangat cantik.

Melihat aku tertawa, Louise melepas tangannya dariku, berlari ke dalam, "Mama!, di depan ada tante cantik!" teriaknya. anak kecil memang tidak pernah berbohong, toh aku memang cantik kan?. kuperhatikan warna kulitnya putih seperti kebarat-baratan. Jangan-jangan suaminya kak Kayla keturunan bule.

"Iya, tante cantik siapa nak?" Kak Kayla lari tergopoh-gopoh dari dalam mengenakan celemek, tangannya di tarik Louis sampai ke tempat di mana aku berdiri masih di daun pintu.

"Sasa?, Masuk dek. ya Allah maaf ya dek, tempatnya berantakan, Louis kalau sedang mainan suka dihamburkan. kakak kira main ke sininya sore, jadi belum sempet beres-beres," urai kak Kayla menatapku sungkan. aku bisa melihat keriwehannya sebagai ibu dua anak yang satu sedang aktif bermain, satunya lagi aktif menyusu. sangat wajar, karena membereskan rumah adalah nomor terakhir. kak Kayla berpenampilan sederhana seperti ibu-ibu pada umumnya mengenakan daster bunga-bunga.

"Iya kak Kayla santai saja. aku pulang kerja lebih awal jadi langsung ke sini. lagi apa? Masak ya?" balasku, diakhiri pertanyaan, indra penciumanku mengendus aroma sedap masakan dari dapur.

"Iya Sa, mumpung yang kecil tidur," ujar kak Kayla lalu menuntunku masuk ke dalam. aku melepas alas kakiku, menginjakkan telapak kaki di lantai dingin rumah dinas kak Kayla.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang