"Bersiaplah," ucapnya pelan.
"Kalau aku jatuh sewaktu berjalan nanti gimana?" tanyaku bergurau. wajahnya langsung ditekuk setelah mendengarku bertanya absurd.
"Sama saja kamu merusak latihan mereka. Kamu menggagalkan kerja keras mereka," ucapnya tanpa menoleh ke arahku. Padahal aku saat aku bicara harus banget menengadah demi menjangkau wajahnya.
"Hem ternyata dibalik pernikahan kita yang mendadak ada mereka yang penuh persiapan," kataku menunduk. Capek aku menengadah melihat wajahnya tapi dia ga mau lihat aku. Ga sopan banget. Sopan santun itu harusnya ketika lawan ngajak bicara, lawan lainnya harus menatap matanya, minimal wajahnya lah.
"Jadilah senatural mungkin," ucapnya. Iya Arkan aku berusaha yang terbaik buat jadi natural. Duh kepalaku kok agak pusing ya. Apa karena beban di kepalaku. Ya secara ini mahkota berat. sudah beban hidup jadi istrinya ditambah sekarang beban di kepala juga.
"Pegang lengan saya," ucapnya yang aku ikuti aja. Tangan kiriku memegang lengan kanannya sementara tangan kananku memegang buket bunga warna putih.
Aku tahu kalau menikah sama seorang Tentara pasti ada Pedang Pora, nah beberapa minggu yang lalu aku coba searching apa sih Pedang Pora itu? lalu kegunaannya apa?. Jadi google menjawab begini.
Pedang Pora sendiri berasal dari kata Pedang Pora atau gapura pedang yang maksudnya adalah tradisi pernikahan bagi Perwira Militer. Tapi abang sama papa juga bukan Perwira Militer. Pernikahan mereka ya pakai pedang pora juga. Mereka pelaut. Jadi prosesi Pedang Pora ini dilaksanakan dalam rangka melepas masa lajang perwira yang diiringi dengan rangkaian pedang berbentuk gapura.
Dengan kata lain, itu adalah sebuah penghormatan bagi perwira yang akan memulai hidup baru dalam bahtera rumah tangga. Pada dasarnya Pedang Pora adalah sebuah tradisi wajib yang sudah dilakukan turun-menurun dalam dunia militer. Dibalik upacara wajib itu sendiri ternyata terselip sebuah tujuan, yakni untuk memperkenalkan dunia angkatan bersenjata kepada mempelai wanita.
Selain itu, simbol pedang pora sendiri pun melambangkan solidaritas, persaudaraan, permohonan, serta perlindungan pada Tuhan untuk angkatan bersenjata.
Sedangkan pedang pora yang membentuk gapura, ketika dilewati oleh kedua mempelai mengartikan kalau telah dimasukinya pintu gerbang kehidupan rumah tangga yang baru. Angkatan bersenjata yang menjadi pengiring dan merangkai pedang-pedang tersebut biasanya adalah rekan-rekan atau adik tingkat dari mempelai pria yang notabennya adalah seorang perwira.
Prosesi Pedang Pora itu hanya berlaku untuk para perwira Laki-laki. Prosesi ini tidak dilakukan dalam pernikahan Perwira wanita, kecuali pada akhirnya dia menikah dengan laki-laki yang juga seorang Perwira.
Prosesi pedang pora ini berlaku untuk para angkatan bersenjata yang masih aktif dalam menjalankan tugasnya pada negara, baik dari kepolisian, Tentara Republik Indonesia (TNI), Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU). Tidak hanya sebatas pada mereka, tetapi seluruh Perwira, baik sepawamil, IDP, semapa, PK, maupun secapa reguler juga akan mendapatkan prosesi tersebut.
Namun, ada syarat yang berlaku yakni upacara itu dilakukan hanya sekali seumur hidup, artinya jika sewaktu-waktu mereka hendak menikah lagi, maka prosesi Pedang Pora tidak akan lagi dilaksanakan.
Prosesi Pedang Pora pun akan dimulai ketika kedua mempelai sudah siap berjalan memasuki gerbang, yang terdiri dari 12 orang pasukan Pedang Pora. mereka berdiri berhadap hadapan dengan satu orang sebagai komandan regu pasukan pedang pora, termasuk juga mempelai pria tentulah menggunakan seragam Militernya lengkap dengan segala atribut serta tidak lupa pula pedang pora atau pedang panjang yang masih berdiri di dalam sarung dan tergantung pada pinggangnya masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Captain
RomanceZhezsha Arnasatya Auristela Tamara adalah seorang dokter ahli bedah harus berhadapan dengan Tentara berpangkat kapten, Arkana Felix Wigara Prasetya karena perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orang tua mereka, sifat mereka saling bertolak belakan...