PROLOG

4.5K 435 51
                                    

.

.
.

Shanghai, China, 1995

Sekelompok pemuda berlari tak tentu arah sepanjang Nanjing Road. Di tengah dinginnya malam, mereka kabur dari pandangan petugas kepolisian setempat yang mencoba untuk menangkap mereka.

Sejujurnya, mereka juga tak mengetahui alasan dikejar oleh para polisi. Ini sungguh membuat mereka kebingungan.

"Hah... Aku tidak mungkin berlari lagi... Rasanya aku tak sanggup," ucap salah seorang pemuda bersurai cokelat. Ia membungkukkan tubuhnya seraya menghirup udara sebanyak mungkin.

"Tak bisakah kau tetap berlari saja? Dengan tingkahmu yang seperti ini, membuat polisi akan semakin cepat menemukan kita!" ujar pria bertubuh tinggi. Ia terlihat sangat kesal dengan temannya tersebut.

"Tidak! Aku tak sanggup jika harus mengikuti kalian lagi. Lebih baik kalian pergi lebih dulu. Aku akan menyusul kalian."

Pemuda bermanik biru memegang bahu temannya yang terlihat letih itu. "Kau benar-benar tak sanggup lagi?"

"Ya. Ku mohon, pergilah! Aku tahu kalian bisa menyelamatkan diri."

"Ah, sudah cukup. Aku pikir kita memang harus beristirahat sejenak. Kakiku juga terasa mati setelah berlari begitu jauh," sergah pemuda bersurai hitam.

Sekelompok pemuda itu memutuskan untuk tak lanjut berlari. Mereka duduk di tepi jalan, menyaksikan orang lalu lalang dengan santainya. Entah mengapa, melihat orang-orang berpakaian layak, menggengam tas mahal, mengenakan sepatu dengan brand terkenal, dan merias wajah saat keluar rumah, membuat mereka iri.

Mereka sadar jika mereka hanyalah sekelompok pemuda yang hidup dalam kemiskinan. Di era ini, masyarakat menganggap mereka hanya orang buangan yang memiliki kekuatan aneh. Keterbatasan dana membuat mereka tak mampu mengembangkan kekuatan dengan belajar bersama guru yang lebih ahli.

Ah, ketimpangan sosial memang selalu menjadi momok.

Setelah cukup lama duduk dan menghindar, para polisi yang berjumlah sekitar 30 orang dengan cepat berhasil membekuk kelompok pemuda ini. Polisi tersebut terlihat berpakaian lengkap dan menodongkan senjata ke arah para pemuda yang berdiri melingkar. Punggung mereka saling menyentuh satu sama lain.

Polisi berhasil memborgol tangan mereka. Para pemuda itu memberontak dan berteriak sekuat tenaga, mencoba melepaskan diri. Sekali lagi, masyarakat tak memedulikan mereka. Bahkan, mereka hanya menjadi tontonan saja.

Hingga pada satu titik, seorang polisi berhasil membuat satu pemuda pingsan ketika ia menodongkan sebuah tongkat beraliran listrik yang tinggi.

Semua mata tertuju pada pemuda yang pingsan itu. Ia terlihat mengejang untuk beberapa saat dan akhirnya berhenti dengan mulut mengeluarkan busa berwarna merah.

Teman-teman pria itu terkejut bukan kepalang. Mata mereka membulat dan deru napas mereka memburu.

"TIDAK!!!"



•───────𝑺𝑨𝑽𝑰𝑶𝑼𝑹:𝑲𝑰𝑵𝑮𝑫𝑶𝑴───────•

╔──────────────╗
Author's note:

Buku ini aku muat sebagai bagian menyalurkan hobi tulis menulis dan terinspirasi dari film-film Superhero Marvel.

Kalian yang membacanya mungkin akan menemukan cerita terkait teknologi, pemerintahan, dan juga sedikit mitologi.

Jika kalian menikmati cerita dari buku ini, silahkan berikan vote untuk mengapresiasi karya, dan juga berikan kritik saran agar aku dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi kedepannya.

Terima kasih 💚
╚──────────────╝

Terima kasih 💚╚──────────────╝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAVIOUR : KINGDOM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang