XXV. Pembebasan Tahanan (1)

691 147 51
                                    

"Some people's weakness is that they care too much; it is also their strength." - Brigitte Nicole

.
.
.

Dark V, Everest, Nepal-Tibet, 15.18

"Selamat datang, Yang Mulia," ucap Sungchan dan seorang peneliti lainnya sesaat setelah melihat Doyoung dan Renjun turun dari kereta yang pernah ditumpangi oleh Haechan, Yuta, Jisung, dan Johnny.

"Dia Yang Mulia, bukan aku," tunjuk Doyoung pada Renjun dengan jari jempolnya.

"Ah, iya," ujar Sungchan kikuk. "Perkenalkan, ini temanku Shotaro," lanjutnya.

Shotaro pun membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat pada Renjun dan Doyoung, membuat mereka merasa tak enak.

Doyoung beberapa waktu lalu memang meminta Renjun menemaninya ke Dark V. Awalnya ia sempat menolak, namun Jeno berhasil meyakinkan dan menenangkan putra Dewa Hephaestus tersebut.

Shotaro dan Sungchan diketahui merupakan manusia yang bekerja sebagai peneliti di Dark V. Sungchan bertugas di lorong tahanan cyborg, sedangkan Shotaro di bagian mutan. Mereka yang bertugas mengambil darah para tahanan untuk diekstraksi, sehingga Doyoung mengenal Sungchan dengan baik. Meskipun pada awalnya mereka sempat berseteru, namun itu tak dirasakan lagi oleh kedua belah pihak karena mereka memiliki visi dan misi yang sama.

"Kita masuk lewat mana?" tanya Renjun.

"Ah, lewat sini, Yang Mulia," ujar Sungchan sembari memberi petunjuk lewat tangannya pada Renjun. Doyoung dan Shotaro berjalan dengan santai mengikuti peneliti bertubuh tinggi dan putra Dewa Hephaestus tersebut.

Kini, mereka menginjakkan kaki di penjara para cyborg. Saat akan melangkah lebih jauh, Renjun bergeming. Dadanya sesak seketika saat melihat para tahanan yang berada dalam keadaan mengenaskan.

"Renjun..." panggil Doyoung yang menoleh setelah ia menyadari jika Renjun tak ada di sampingnya. Demigod itu tetap tak bergerak.

"Renjun, kita tidak ada waktu!" ujar Doyoung memegang bahu demigod berkekuatan api itu.

"Ah, maaf, maaf. Ayo kita lanjutkan lagi," ucap Renjun cepat.

Sebelum keluar dari lorong tahanan para cyborg, Sungchan memberitahu jika ia dan Shotaro telah melakukan apa yang Doyoung perintahkan. Sekali lagi, Renjun hanya mampu mendengarkan dengan seksama.

"Pegang ini." Doyoung menyerahkan pistol yang terbilang cukup ringan pada Sungchan dan Shotaro.

Setelah itu, Sungchan dan Doyoung pergi menuju tahanan para mutan. Sedangkan Shotaro dan Renjun tetap berjaga dan melepaskan para cyborg satu per satu.

Shotaro membuka sel dengan memandang ke kanan dan kiri, berharap tak ada satu pun petugas yang melihat mereka. Begitu pula Renjun, ia dengan sigap mengamati keadaan sekitar.

Saat salah seorang petugas masuk ke tahanan cyborg, lalu Shotaro dengan cepat melancarkan amunisi tepat di jantung sang penjaga. Memang dasarnya Doyoung jenius, ia sudah meletakkan silencer sehingga suara keras pistol itu tak terdengar dan membuat kepanikan.

Setelah Shotaro berhasil menembak petugas itu, Renjun dengan kemampuannya menerbangkan tubuh petugas tersebut dan meletakkan di sudut ruangan agar tak menimbulkan rasa trauma dari para tahanan.

Saat pintu keempat terbuka dan Shotaro berusaha membuka ikatan tahanan yang sedang duduk di kursi, alarm tiba-tiba saja berbunyi, membuat Renjun dan Shotaro terdiam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAVIOUR : KINGDOM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang