“Instead of worrying about what you cannot control, shift your energy to what you can create.” — Roy Bennett
.
.
.Elektra, 16.49
Yangyang dan Lucas berjalan cepat menuju ruang pemeriksaan total tubuh para cyborg. Dengan masih mengenakan pakaian serba hitam, mereka berdua dijemput oleh Johnny dan Taeyong yang saat itu tampak kacau.
"Apa yang terjadi?" tanya Yangyang setibanya ia di depan ruangan berlapiskan dinding transparan itu.
Di dalam ruangan terdapat satu tempat tidur dengan seorang cyborg berbaring di atasnya. Tak sendiri, empat orang berpakaian serba putih dan tiga robot medis mengelilingi cyborg tersebut.
"Kami tidak tahu. Sudah hampir lima jam kami mencoba untuk mengembalikan fungsi indra penglihatannya tapi tetap tak bisa," panik Johnny.
Yangyang menatap tajam cyborg yang diketahui adalah Mark itu.
Yuta menepuk bahu Yangyang ringan, "Aku menyerah untuk menyembuhkannya. Aku dan para robot medis sudah mencoba yang terbaik, tapi tetap tak mampu."
Yangyang memandang satu per satu para cyborg dan mutan yang berada di ruangan itu. Ia menghela napas, lalu tersenyum lemah. "Berikan aku waktu, mungkin sekitar satu jam? Aku akan berusaha sebisaku," ujar Yangyang, melangkah masuk ke ruangan transparan itu seorang diri.
Yangyang melirik sekilas pada Taeyong. Ketua kaum cyborg itu mengusap dagu dengan tangan kanan dan tangan kirinya digunakan sebagai tumpuan. Taeyong mengangguk samar, memberi sinyal pada Yangyang jika ia bisa mulai mencoba menyembuhkan Mark.
Sayup-sayup, Taeyong mengatakan pada Lucas jika para cyborg telah dievakuasi di ruang bawah tanah. Lucas pun demikian. Ia memberitahu pada semua cyborg jika para mutan melakukan hal yang sama. Sayangnya, sebagian dari mutan berusia di atas delapan belas tahun memilih untuk kabur ke hutan di belakang Magnum. Ini jelas saja membuat mutan dewasa sedikit kewalahan untuk mencari keberadaan mereka.
Yangyang kemudian menarikan kedua tangannya masing-masing di pelipis Mark.
Cyborg yang dapat mengendalikan pikiran itu terlihat buruk. Kedua mata Mark tidak lagi membiru, tapi sudah menghitam. Entah apa yang ia terima selama mendekam di penjara Dark V hingga penglihatannya menjadi seperti ini.
Saat Yangyang mulai memejamkan mata, untaian bercahaya keluar dari jari jemarinya dan masuk ke pelipis Mark yang sedang berada dalam pengaruh obat penenang. Hening untuk beberapa saat, namun tiba-tiba saja Mark mengejang. Hal ini membuat Yangyang mundur selangkah dengan mata yang terbelalak.
"Mark... mengalami cedera kepala yang parah!" pekik Yangyang.
Melihat kondisi Mark itu, para cyborg dan mutan berdiri lebih dekat dengan dinding transparan tersebut. Haechan bahkan terlihat sangat panik, hingga tangannya bergetar saat menyentuh dinding ruangan.
"Ini akan sangat lama," lirih Yangyang. Ia lalu berlari ke arah pintu dan menguncinya dari dalam. Untuk sesaat, semua makhluk hanya mampu mengerutkan kening serta menautkan alis.
Apa yang akan Yangyang lakukan pada Mark?
Yangyang menyentuh dada Mark, membuat cyborg itu seketika diam. Mutan berkekuatan vitakinesis tersebut kembali fokus pada pelipis Mark.
Bruk! Sebuah suara terdengar dari lantai dasar dan lantai paling atas Elektra. Para cyborg dan mutan saling pandang selama beberapa detik. Suara itu juga berhasil memecah konsentrasi Yangyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVIOUR : KINGDOM [✓]
Fanfiction[COMPLETED - NCT OT23] ⚠️Tidak direvisi, maaf jika penulisan berantakan⚠️ Pada awalnya, kehidupan cyborg, mutan, demigod, dan manusia di muka Bumi berlangsung harmonis. Namun, banyaknya kebohongan besar berhasil memecah dan meluluhlantakkan equilibr...