XII. Havasu Waterfall

730 163 9
                                    

"The best way of keeping a secret is to pretend there isn't one." - Margaret Atwood

.
.
.

Grand Canyon, 12.06

Renjun, Jaemin, Taeil, dan Chenle memulai pengintaian mereka di air terjun Havasu.

"AKU TIDAK TAHU KALIAN SEMUA BEGITU BODOH UNTUK DATANG KE TEMPAT INI SIANG HARI!" omel Renjun, "demi Dewa, ini sangat panas!"

Renjun terlihat memegang kipas elektrik sekepalan tangan yang langsung ia arahkan tepat ke wajah. Ia juga tak lupa memasang topi untuk menghindari sengatan matahari.

Mereka yang baru saja turun dari mobil, akan menuju air terjun Havasu dengan berjalan kaki melewati bukit dan sebuah desa. Menyadari hal itu, Renjun sebenarnya ingin menyerah duluan. Ia tak kuat menerima sinar matahari yang menyengat itu.

"Dewa Zeus nampaknya tak kasihan padamu. Buktinya, Dia tak melakukan apapun untuk membuatmu nyaman. Ayo jalan!" ajak Jaemin. Ia pun melangkah bersama Chenle, meninggalkan Renjun dan Taeil di belakang.

Putra Dewa Hephaestus itu mendengar suara grasah-grusuh benda bermaterial besi saling beradu di belakangnya. Ia pun membalikkan tubuh dan menemukan Taeil sedang membawa peralatan yang terlihat lumayan berat.

"Aku membawa empat Board. Kita bisa menggunakannya," tawar Taeil.

Tanpa basa-basi, Renjun berucap, "Oke!" kemudian memanggil Chenle dan Jaemin.

"Tapi, bukannya kalian bisa terbang?" tanya cyborg itu lagi.

"Kita bisa terbang hanya dalam situasi tertentu. Selebihnya, kami tak bisa," jelas Chenle. Taeil merespon pernyataan itu dengan anggukan ringan.

Sejatinya, waktu untuk menempuh perjalanan ke air terjun Havasu berkisar empat jam. Namun, dengan mengendarai Board maka perjalanan yang ditempuh hanya memakan waktu sekitar satu setengah jam.

Setelah tiba di air terjun Havasu, Jaemin menurunkan ranselnya dan menyandarkan punggungnya pada sebuah pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah tiba di air terjun Havasu, Jaemin menurunkan ranselnya dan menyandarkan punggungnya pada sebuah pohon.

"Bagaimana cara kita masuk ke dalam sana?" tunjuk Taeil pada air mancur yang berwarna biru tersebut.

"Aku hanya tinggal menenggelamkan diri. Begitupun Jaemin dan Renjun," ujar Chenle.

Taeil menjentikkan jari. "Baiklah! Aku akan mengganti pakaianku agar dapat masuk bersama kalian tanpa luka akibat terkena air."

Taeil pun berbalik badan, membawa serta ransel yang disampir di bahu sebelah kiri. Langkahnya diikuti oleh Jaemin, Renjun, dan Chenle. Namun, sebuah suara sukses menghentikan mereka.

"Yang Mulia!"

Keempat makhluk itu pun kembali membalikkan tubuh menghadap pohon tempat suara itu berasal. Mereka melihat sesosok wanita keluar dari pohon dengan rambut tipis lurus, kulit pucat, dan mengenakan dress selutut berwarna cream tanpa alas kaki.

SAVIOUR : KINGDOM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang