XXII. Penyuntikan Alerium

642 151 27
                                    

“Great minds discuss ideas; average minds discuss events; small minds discuss people.” — Eleanor Roosevelt

.
.
.

Elektra, 07.12

"Mengapa langitnya gelap sekali? Terlebih hujan dan badai ini tak berhenti sejak beberapa hari belakangan," keluh Yuta saat menyibakkan gorden di laboratorium tempatnya bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa langitnya gelap sekali? Terlebih hujan dan badai ini tak berhenti sejak beberapa hari belakangan," keluh Yuta saat menyibakkan gorden di laboratorium tempatnya bekerja.

"Sabar... sebentar lagi pasti semuanya akan kembali cerah," sela Doyoung yang sibuk dengan mikroskop di tangannya.

Saat ini, Yuta dan Doyoung sedang melakukan eksperimen dengan melarutkan Alerium yang mereka peroleh dari Kun dan mengidentifikasi lebih jauh struktur DNA mutan dari Xiaojun dan Yangyang.

Alerium itu mulai dicairkan sedari pagi, namun prosesnya sangat lambat. Alerium tersebut bahkan belum seratus persen mencair di siang hari ini.

"Kau dapat sesuatu?" tanya Yuta yang mengambil posisi duduk di sebelah Doyoung.

"Aku pikir ini cocok untuk mereka. Tapi tunggu sebentar... bukannya Taeyong mengatakan bahwa ini cocok di REX? Lalu, mengapa harus dilakukan uji coba di mutan? REX bukan mutan?"

Yuta mendengkus, "REX itu bisa dikatakan... ehm, makhluk apa, ya? Ah, dia memiliki semuanya. Ya, Alerium memang cocok di REX, tapi kita belum mengetahui apakah ini juga cocok di mutan. Maka dari itu, kita harus mencobanya."

Doyoung menjentikkan jari. Ia pun melepaskan pandangannya dari lensa okuler mikroskop dan menoleh pada Yuta, "Kau benar sekali."

"Lalu, mengapa kau masih menggunakan mikroskop? Aku bahkan punya medical scanning yang dapat mengidentifikasi dengan cepat."

"Kau tahu aku baru saja melihat dunia. Sebelum kalian memiliki teknologi mutakhir itu, aku hanya mengandalkan mikroskop dan alat manual lainnya. Aku butuh banyak belajar, Yuta."

Cyborg bersurai gelap itu hanya diam mendengar penjelasan Doyoung. Ia membenarkan jika Elektra yang dulu jauh berbeda dengan sekarang. Bahkan, teknologi mereka telah menyokong pembangunan negara dari berbagai aspek.

JDER!

"Ah, berisik sekali petir itu. Apakah sekarang para demigod dan Dewa-Dewi sedang dalam konflik perang dunia?" omel Yuta sembari mengelus dadanya.

Doyoung terkekeh pelan. "Oh, ya. Aku baru mendengar bahwa demigod sering berkunjung ke Elektra. Untuk apa?"

"Meracik bumbu dapur! Ya tentu saja mereka datang untuk berdiskusi masalah negara dan pemerintah tukang fitnah itu. Ah, aku kesal sekali jika mengingat perkataan perwakilan tersebut. Kau tidak tahu bagaimana jahatnya Peme-" Yuta menggantungkan kalimatnya setelah menyadari Doyoung yang mulai termenung.

SAVIOUR : KINGDOM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang