XIV. Penjara Dark V (2)

716 158 28
                                    

“War is peace. Freedom is slavery. Ignorance is strength.”
― George Orwell, 1984

.
.
.

Dark V, Everest, Nepal-Tibet

Haechan yang semula berdiri di lorong tempat para manusia ditahan, kini berjalan menuju lorong ketiga bersama Johnny.

Setelah pintu terbuka, betapa kagetnya mereka karena menemukan sel para cyborg di desain dengan model panopticon dengan kapasitas sekitar dua ribu tahanan.

Di tengah-tengah terdapat ruangan khusus para penjaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah-tengah terdapat ruangan khusus para penjaga. Johnny dan Haechan pun mendekati ruangan tersebut tetapi mereka tak menemukan siapapun.

Bagian paling bawah atau yang sejajar langsung dengan Johnny dan Haechan adalah sel Jungwoo, Mark, Jaehyun, dan Doyoung, serta cyborg lainnya yang tak diketahui.

Johnny menyapa Jaehyun, Jungwoo, dan Doyoung. Mereka bertiga tersenyum simpul melihat kedatangan cyborg dengan tinggi lebih dari 180cm itu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Johnny pada Jaehyun yang kakinya di rantai dan diberi pemberat berupa besi berbentuk bola.

"Ya, aku baik-baik saja. Bagaimana dengan yang lain?" balas Jaehyun dengan antusias.

"Mereka juga sehat." Johnny kemudian menoleh pada sel Jungwoo yang tepat berada di sebelah kiri sel Jaehyun. "Bertahanlah sedikit lagi. Kami pasti akan mengeluarkan kalian."

Jungwoo bangkit, kemudian meletakkan tangannya di pintu sel. "Jangan terburu-buru. Lakukanlah dengan baik dan tepat. Kami di sini akan menunggu dengan sabar hingga hari itu tiba."

Pemuda yang memiliki tinggi sama dengan Johnny itu mengangguk, mencoba membuat temannya itu yakin dengan pernyataannya.

Haechan sendiri berjalan menuju sel Mark, di mana cyborg itu terlihat sedang duduk di kursi dan kedua tangannya diikat ke belakang. Kedua mata sang cyborg itu juga ditutup oleh kain hitam, sehingga ia tak menyadari jika ada seseorang yang berdiri di depan selnya.

Haechan dengan cepat menekan tombol di sebelah kiri, lalu mengubah suaranya. Dengan bergetar, Haechan mengatakan, "7 3-8-18-8-13-8. 0-10-20 0-10-0-13 12-4-13-2-0-17-8 9-0-11-0-13 10-4-11-20-0-17 (H Disini. Aku akan mencari jalan keluar)."

Sontak, Mark melongo. Melihat respon Mark itu, Haechan menatap nanar. Ia lalu tertunduk di depan sel, sembari menyentuh pintu transparan itu.

"K-kau... Kau selamat?! Oh, Dewa! Itu benar-benar kau?"

Dada Haechan terasa sesak. Netranya mulai berkaca-kaca, menyiratkan lula yang amat pedih.

Sudah cukup!

Pertahanan Haechan akhirnya hancur dan ia terisak seraya memukul dadanya pelan. Ia tak mampu memandang Mark, dengan sigap memutar tubuhnya, membelakangi sel.

SAVIOUR : KINGDOM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang