EPILOG

1.2K 174 57
                                    

"Tenderness and kindness are not signs of weakness and despair, but manifestations of strength and resolution - Khalil Gibran"

.
.
.

Elektra, 11.23

Para cyborg memutuskan untuk membangun sebuah memorial dari marmer berwarna hitam di taman samping Elektra, sebagai tanda peringatan Yuta. Ah, ya, hari ini adalah ulang tahun Yuta dan tepat setahun kepergiannya, sehingga mereka semua berkumpul untuk menyapa.

Kedelapan cyborg berdiri di depan dalam balutan pakaian berwarna hitam. Mereka menatap memorial tersebut dengan tatapan sayu. 

Taeyong kemudian melangkah tepat di depan memorial yang memiliki tinggi yang sama dengan dirinya. Ketua kaum cyborg itu mengusap tanda peringatan itu dan berucap, "Kau tahu bukan bahwa kami menyayangimu. Selalu, selamanya..."

Pria bersurai gelap tersebut menundukkan kepalanya, mendengkus lemah, lalu kembali menatap memorial untuk beberapa menit.

Taeyong kemudian mundur hingga sejajar kembali dengan para cyborg. Kedelapan orang itu membuka jalan untuk ketujuh mutan yang juga datang mengenakan pakaian serba hitam dan berdoa sembari memejamkan netra.

Setelah selesai, para mutan melangkah mundur. Namun sebelum mereka membuka jalan untuk demigod, Ten memegang bahu kiri Taeyong dengan tatapan sendu.

"Sebelum aku dan Yuta bertukar tubuh, dia sempat mengatakan bahwa dia menyayangi kalian. Menurutnya, kekuatanku dapat membantu semua orang, tapi ternyata dia salah. Awalnya aku menolak dengan untuk bertukar tubuh. Namun, dia keras kepala," lirih Ten dengan netra berkilau akibat air mata yang tertahan.

"Bagi Yuta, merelakan satu orang jauh lebih baik daripada membuat semua orang mati sia-sia," Ten mengembuskan napas dengan kasar, lalu kembali menatap Taeyong. "Kau juga harus tahu, dia pria yang luar biasa. Dia menghabisi dua petugas dan satu peneliti yang saat itu akan masuk ke selku. Aku pikir dia memang saat keren, bisa melakukannya seorang diri."

Taeyong yang mendengar itu tepat di telinganya, bergeming. Air mata akhirnya tumpah membasahi pipi. Sekuat tenaga ia mengatupkan bibir yang mulai bergetar.

Ten bergabung kembali di barisan para mutan. Ketujuh pria itu akhirnya mempersilakan lima demigod untuk maju menuju memorial.

Satu gerakan tangan Jeno pada memorial membuat jejak tangan itu mengeluarkan cahaya yang berkilauan, lalu beberapa detik kemudian menghilang.

"Doa kami dan para Dewa-Dewi selalu menyertaimu. Berbahagialah kau di atas, Pahlawan," tutur Jeno. Tak ada ucapan dari keempat demigod. Nampaknya mereka menyerahkan sepenuhnya pada Jeno seorang. Kelima demigod lalu mundur di belakang para mutan setelah Jeno mengucapkan kalimat tersebut.

Saat mutan dan demigod akan melangkah meninggalkan memorial, Taeyong lebih dulu memutar tubuhnya.

"Qin, Q, Sicheng!" teriak Taeyong. Refleks, para mutan berhenti melangkah dan memutar tubuh mendengar itu dari pemimpin kaum cyborg. Kini, cyborg dan mutan pun saling berbagi tatap.

"Ah, aku menemukan sebuah foto anak kecil di kamar Yuta. Foto ini adalah foto kami bersama tiga anak yang kami sendiri tak tahu di mana keberadaannya. Aku hanya menebak... tapi aku merasa bahwa tiga anak kecil ini adalah kalian karena kalian sangat mirip." Taeyong menghela napas sembari menepuk foto itu di tangan.

"Jika itu benar kalian, maka aku mengucapkan terima kasih karena sudah berjuang bersama. Maafkan kami berdelapan jika satu tahun ini kami lebih memilih untuk menutup diri dari para mutan, seolah menjauh dari kalian. Tapi percayalah, kami hanya butuh menenangkan diri."

"Tapi jika ternyata anak-anak di foto ini bukan kalian, maka aku meminta maaf atas kelancanganku," lanjut Taeyong sembari menundukkan pandangannya pada lembaran yang ia genggam. Melihat foto Yuta kecil yang tertawa lepas itu membuat Taeyong merindukan sahabatnya tersebut.

Kun, Winwin, dan Ten menggeleng lemah seraya memamerkan senyum tipisnya melihat Taeyong yang tertunduk lesu.

"Tidak, kau tidak salah," ucap Kun yang membuat Taeyong mendongakkan kepalanya. "Aku, Ten, dan Winwin adalah anak di foto itu. Anak kecil yang selalu kalian panggil sebagai Q, Qin, dan Sicheng," lanjut Kun sambil merogoh kantung celana untuk mencari dompet kulit.

Kun kemudian mengambil satu foto yang ternyata persis dengan foto yang saat ini digenggam oleh Taeyong dan memperlihatkannya dengan senyum yang merekah.

Sontak saja, para cyborg seperti Doyoung, Jaehyun, Jungwoo, Taeil, dan Johnny membelalakkan mata.

"Jadi, itu benar-benar kalian?" jelas Taeyong sekali lagi.

Ten mengangguk, "Ya, itu kami."

Taeyong terkekeh pelan mengetahui fakta bahwa teman-teman kecil mereka saat masih berada di Shanghai, ada di dekat mereka selama ini.

Kun membuka tangannya, "Kemarilah jika kau ingin memelukku, kawan lama."

Tanpa berpikir panjang, Taeyong berlari kecil memeluk erat sahabatnya itu diikuti oleh Doyoung, Jaehyun, Taeil, Johnny, Jungwoo, Ten, dan Winwin.

Taeyong mengucapkan beribu terima kasih atas bantuan para mutan selama ini. Begitu pula Kun, ia juga mengatakan hal yang sama pada sahabat kecilnya itu. Para cyborg dan mutan berjalan berdampingan menuju Elektra. Entah bagaimana, mereka sudah larut dalam suasana keakraban yang terbangun. Benar-benar tak ada kecanggungan setelah apa yang terjadi.

Ah, jangan tanyakan demigod, karena mereka sendiri lebih memilih memandang keindahan damai itu dari Olympus, dari tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan.

"Kalian ingin tahu apa yang ada di memori Winwin?" tanya Chenle pada keempat demigod lainnya.

"Tunggu sebentar... Apa kau akan membicarakan tentang memori yang kau lihat saat melawannya di Spanyol?" selidik Renjun.

Chenle tersenyum lemah, lalu mengangguk dengan cepat. "Ya. Leluhur Winwin adalah mutan yang membunuh leluhur kita, Kronos."

Untuk sesaat, para demigod hanya saling pandang dengan mulut yang menganga lebar. Setelah itu, mereka tertawa bersama. Entah apa yang membuat mereka merasa bahwa itu sesuatu yang lucu.

Ah, lupakan itu. Kini mereka kembali memandangi penghuni Elektra dan Magnum yang terlihat bersenang-senang di kediaman para cyborg.

Semoga tetap seperti ini, selamanya...

***

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca hingga akhir. Maaf jika banyak kekurangan dalam penulisan, alur, dan sebagainya. Aku akan terus belajar untuk memperbaiki kesalahan dan menjadi lebih baik lagi.

Sekali lagi, terima kasih 💚

Sekali lagi, terima kasih 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

© Ignacia Carmine (2020)

SAVIOUR : KINGDOM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang