12 - Surprise, Surprise!

1.4K 228 125
                                    

I, I can't get these memories out of my mindAnd some kind of madness has started to evolveI, I tried so hard to let you goBut some kind of madness is swallowing me whole

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I, I can't get these memories out of my mind
And some kind of madness has started to evolve
I, I tried so hard to let you go
But some kind of madness is swallowing me whole

***

"Sudah siap pesanannya, Kak?" tanya pramusaji restoran tempat Wendy dan Yoga makan siang ini.

"Let me order for you," tawar Yoga. Wendy hanya tersenyum sambil menutup buku menu, menunggu makanan apa yang akan dipesan.

"Crispy squid with honey sauce. Hot and sour soup, extra hot yang ini ya." Yoga melirik perempuan di depannya itu seakan minta persetujuan sebelum melanjutkan. Wendy mengangguk. "French bean with beef and ebi, chinese tea, dua nasi putih, red bean snow ice."

Dua minggu setelah pertemuan mereka di acara nikahan Gita, Wendy dan Yoga akhirnya janjian bertemu untuk makan siang di salah satu resto di gedung De Entrance, Arkadia.

Sebenarnya Yoga sudah mengajaknya dari minggu lalu. Tapi Wendy selalu menolak dengan berbagai alasan.

Lalu, karena kesibukannya sebagai pegawai yang baru datang dari luar negeri, Yoga akhirnya sempat berhenti menghubungi Wendy karena ia pun masih harus mengurusi banyak hal, mulai dari kerjaan, tempat tinggal, hingga soal administrasi perizinan.

Baru kemarin, saat mereka tidak sengaja bertemu di lobby gedung, Yoga akhirnya kembali mencoba membuat janji makan siang. Di todong di tempat seperti itu, Wendy pun mau tidak mau mengiyakan.

"Red bean snow ice keluar setelah makan selesai ya kak?" pramusaji itu kembali memastikan.

"Yes, thank you," jawab Yoga lalu mengembalikan dua buku menu di atas meja ke pramusaji.

"I've still got it, eh?" Yoga memamerkan senyumnya yang jarang keluar.

"Hmm... not bad." Wendy mengangguk.

"No one knows you better than me." Yoga melipat tangannya bangga seraya menyenderkan tubuhnya di sandaran bangku.

"Well, you're not wrong, but not entirely right either." Wendy tertawa, "So how's life?"

"Good, sesuai rencana. But it could be better with you."

"Jadi jago ngomong sekarang ya?"

"No, I'm always honest tho. Dari dulu."

"Sure..." ledek Wendy, "Adaptasinya gampang? I mean, you know Americans and their chitty chatty selves, and then there's you."

"I'm fine. Tetep nggak suka nongkrong after hours juga and still alive. I still made friends," jawab Yoga acuh tak acuh.

"Okay... I worry over nothing kalo gitu."

"You worry about me?" Yoga refleks mencondongkan sedikit badannya ke arah Wendy, tertarik mendengar pernyataan barusan.

HALFPACE ✔️ | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang