13 - Silence Kills

1.6K 237 119
                                    

I just don't believe that you have got it in you 'causeWe are just gonna keep 'doin' it' and everytimeI start to believe in anything you're sayingI'm reminded that I should be getting over it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I just don't believe that you have got it in you 'cause
We are just gonna keep 'doin' it' and everytime
I start to believe in anything you're saying
I'm reminded that I should be getting over it

***

Kedatangan Yoga ke acara lamaran Wendy dan Ceye hari Sabtu lalu membuat banyak orang terkejut.

Masalahnya, mereka bukan tipe mantan yang jadi berteman dekat setelah putus. Boro-boro teman. Sebelum ketemu Yoga di kondangan tempo hari saja, terakhir kali mereka berkomunikasi adalah 3 tahun yang lalu.

Wendy jadi merasa serba tidak enak. Selama setahun lebih bersama, tidak pernah-pernahnya Ceye bersikap seperti sekarang, cenderung diam dan dingin.

Laki-laki itu adalah tipe yang vokal. Kalau dia marah atau tidak suka akan sesuatu yang Wendy lakukan, pasti langsung bilang.

Tapi sekarang, diamnya Ceye membuat Wendy takut. Wendy justru berharap Ceye sekalian marah-marah saja di depannya. Dia sudah siap menghadapi omelan laki-laki itu, tapi tidak dengan sikap jaga jaraknya yang cenderung dingin ini.

Ye, kangen... batin Wendy yang saat ini sedang membaca kembali chat mereka berdua.

Ceye memang tidak sepenuhnya bungkam di hadapan Wendy. Tapi setiap perempuan itu mencoba memulai pembicaraan, baik secara langsung, lewat chat atau telpon, Ceye hanya membalas seadanya.

Bahkan pagi ini, saat Wendy mengirimkan bekal makanan buatannya ke kantor Ceye, pria itu hanya mengirimkan chat berisi foto bekal dengan caption bertuliskan thanks.

Padahal kalau sedang tidak marah, ia pasti langsung telpon atau minimal kirim chat dengan kata-kata manis khas Ceye.

Walaupun Wendy tahu kalau kejadian lamaran lalu patut membuat Ceye kesal, tapi lama-lama ia capek juga kalau laki-laki itu terus menerus bersikap acuh tak acuh padanya. Dia butuh Ceye.

"Sudah sampai, Mbak," kata-kata pengemudi taksi online barusan membuyarkan lamunan Wendy.

"Oh, iya Pak, makasih ya," ujar Wendy seraya turun dari mobil.

Perempuan itu melangkahkan kakinya menuju Living Thriving untuk menemui Sora. Toko kecil dengan desain modern dan asri itu menyambutnya dengan hangat. Lonceng yang berbunyi ketika pintu utama dibuka membuat para pegawai yang ada di dalam refleks berdiri, siap siaga menyambut pelanggan hanya untuk kembali duduk setelah tahu kalau yang masuk adalah sesosok wajah yang sangat familiar.

"Buset! Sape nih dari Bandung?" tanya Sora setelah melihat Wendy meletakkan sekotak Banana Crispy di atas meja kasir tokonya, "Key, Sal, ambil nih cemilan!"

Kedua asisten Sora itu tanpa ragu langsung menikmati kudapan gratis di depan mata. Kebetulan, saat itu toko sedang kosong.

"Mbak Sor, agak beda lho rasanya sama yang Kartikeus."

HALFPACE ✔️ | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang