Pasque Techno, produsen alat-alat kesehatan, terutama peralatan rumah sakit yang kantor pusatnya berada di Jakarta. Pasque Techno diwariskan secara turun temurun sejak didirikan pertama kali oleh Djoeanda Pasque, berlanjut dikembangkan oleh Damian Pasque, mengawali kesuksesan sejak dipegang Byakta Pasque dan semakin berjaya setelah Pascal Pasque yang mengambil alih kepemimpinan.
Fanya memperhatikan laman muka majalah bisnis yang dipegang salah satu tamu di lobi Pasque Techno. Ini adalah tahun keemasan Pasque Techno, wajah bosnya ada dimana-mana, berikut identitas perusahaan yang kini berulang kali dibahas media. Fanya yakin, tahun ini Pasque Techno akan masuk jajaran sepuluh perusahaan terbaik di Indonesia.
"Fan, tunggu, Fan!"
Melihat siapa yang memanggilnya, Fanya segera menekan tanda buka di papan tombol lift. Yoshua mengangguk sembari menormalkan napas, ada dua tumbler di tangan pria itu.
"Thanks, hufft! nyaris banget nih gue, mobilnya Isaac udah ada di basement," kata Yoshua. Isaac yang dimaksudnya adalah Isaac Lewis, expatriat yang direkrut menjadi direktur penjualan oleh bos mereka tiga tahun lalu. Yoshua adalah sekretaris Isaac.
"Tumben beli Cappuccino?" tanya Fanya mencium wangi kopi.
"Isaac ulang tahun, morning service dong," kata Yoshua sembari tertawa.
"Trus lo kado apaan?"
Yoshua menggeleng, "Nggak pernah gue kado-kado,"
"Dih, kopi begini doang? tahun lalu juga?"
Yoshua mengangguk, "Ya kali gue ngado! kami sama-sama cowok, Fan... gue nggak mau ya, dia salah paham, gue masih lurus."
"Isaac juga lurus kali, gue yakin dia tuh tegak dan lurus," kata Fanya sembari cengengesan. "Sumpah, Yo, lo tuh sekretaris paling nggak modal sedunia... kasih apa kek, tiket konser, dasi baru, coffee maker, atau kontak cewek bookingan."
"Dih ogah, Isaac tuh, gue kasih begini aja, balasannya udah sesuai."
"Apaan?"
"Keluarin kartu sakti, dan unit gue kena jatah makan siang elit."
Fanya mengangguk-angguk, "Karena nanti siang lo nggak ikutan kumpul, kami mau nyabu aja di Ginko," katanya lalu melambaikan tangan saat lift berhenti di lantai tujuh. Yoshua mengambil langkah ke kiri sementara Fanya ke kanan. Kantor mereka memang berada dalam satu lantai.
"Oh iya, gelas gue!" ucap Fanya lalu berbalik arah ke pantry.
Fanya memperhatikan Olivia Burton yang melingkar di pergelangan tangannya, masih setengah jam sebelum waktunya para pegawai lain masuk. Ia mengulurkan tangan hendak menyentuh handel pintu, tetapi suara cecapan yang akrab membuatnya beralih menjadi sangat hati-hati saat menurunkan handel, melihat siapa oknum yang pagi-pagi sudah memanfaatkan suasana sepi untuk olahraga bibir.
OMG! Fanya nyaris memekik saat mendapati Isaac sampai membungkuk untuk menyedot bibir bawah Natasha Olimpia. Itu ciuman yang cukup panas sampai Fanya nyaris ikut-ikutan membuat gerakan bibir mencecap, mengikuti ritme live show yang ditontonnya. Wah benar-benar, janda selalu selangkah lebih maju.
Natasha Olimpia, partner ciuman Isaac itu memang janda, beranak satu, dan juga salah satu marketing senior di unit Isaac sendiri. Fanya segera mengerjapkan mata, menyadarkan diri, ini jelas tindakan yang tidak tepat untuk dilakukan, ia tak suka ikut campur urusan orang dan meskipun kesal setengah mati pada Natasha setiap kali meeting iklan, Fanya tak mau menjadi saksi hidup skandal satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Mate (PUBLISHED by Karos Publisher)
ChickLitSEBAGIAN CERITA TELAH DIHAPUS SEHUBUNGAN DENGAN KEPENTINGAN PENERBITAN [Bab 18 s.d. akhir] Office Mate (bekerja, bercerita, jatuh cinta) -- Fanya, Sera, Lulu dan Yoshua adalah para sekretaris yang bekerja untuk Pasque Techno, perusahaan penghasil pe...