8. PACAR

13.1K 2.3K 565
                                    

"Yo, mau taruhan nggak?" tanya Lulu.

"Soal apa?" tanya balik Yoshua, mereka sedang mengantre untuk memesan es kopi.

Lulu menyerahkan dua tumbler pada petugas, lebih dulu menyebutkan pesanan, "Caramel java chip, esnya sedikit aja."

"Double shot ice shaken espresso," lanjut Yoshua menyebutkan pesanan.

Mereka berdua beralih membayar lalu berdiri di dekat konter pengambilan pesanan. "Soal Fanya dan Isaac, akan ada sesuatu, yakin deh."

"Memang sudah ada sesuatu, Lulu."

Lulu menatap Yoshua, "Heh, udah? udah resmi gitu?"

"Udah resmi pacar sih, gue rasa," ucap Yoshua mengingat beberapa minggu terakhir ini bosnya rajin mengapel ke apartemen Fanya.

"Ih, Fanya nggak cerita-cerita,"

"Masih syok gue rasa, Isaac nggak mundur dari mulut mesumnya itu."

Lulu tertawa, nyaris geli, "Bukannya cowok harusnya senang ya, dapat Fanya, pikiran dan kemauannya terbuka."

"Nggak lah, gila, cowok dimana-mana senangnya mengajari cewek soal hal mesum, bukannya justru saling bahas kayak Fanya."

Lulu mengambil tumblernya, "Itu sih biar cowok bisa bodohi cewek aja, bilangnya nggak sakit, nanti enak, dia sendiri yang enak, cewek enggak."

Yoshua langsung menatap Lulu, "Siapa yang berani begitu ke Lulu? biar Abang Yoyo—"

"Nggak ada lah! Chanyeol kalau modus manis banget, nggak mesum," sela Lulu sembari tersenyum-senyum.

Sejenak Yoshua memikirkan nama itu, saat teringat lalu mengangguk, "Terus ini nggak jadi taruhan soal Fanya?"

"Gimana sih? katanya udah resmi?"

"Kan baru gue doang yang rasa, aslinya belum tahu, Fanya sibuk banget lagian, udah dua minggu ini ke studio terus?"

Lulu mengangguk, "Oh! iklan Message bed portable, pakai artis yang mantannya itu."

Yoshua berhenti menyeruput es kopinya, "Rick Damarel? serius?"

"Iya, serius, gue lihat di storygramnya Rick, location Pasque Techno Studio."

"Isaac tahu nggak ya..."

Lulu menjentikkan jari, "Kita taruhan itu aja, menurutmu tahu nggak?"

"Nggak sih, Fanya pasti diam, soalnya Rick nggak penting."

"Fanya pasti bilang," kata Lulu, menatap Yoshua, "Jatah makan siang minggu depan."

Yoshua tersenyum, "Deal, lima ratus ribu ya."

Lulu mengangguk dan mereka sama-sama bersiap untuk jawaban taruhan tersebut.

>> [office mate] <<

Yoshua memasuki kantor Isaac dan mendapati bosnya serius menekuri laporan, sebendel berkas itu dipenuhi angka-angka penjualan. "Wanna break?" tanya Yoshua menunjuk mesin pembuat kopi di dekat pintu.

"Mineral water saja, Yos."

Yoshua segera beranjak mengambilkan sebotol air mineral dari bawah dispenser, meletakkannya di meja. "Saya dan Emma memeriksa laporan terakhir Natasha dan itu clear, salinan dari keuangan juga sesuai."

Office Mate (PUBLISHED by Karos Publisher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang