12. HOT NEWS

14.2K 2.2K 613
                                    


"Sorry, karena tadi berteriak pada Masayu," kata Isaac saat Pascal menjajari langkahnya ke lobi.

Pascal menghela napas, "Aku pikir komitmen masih ada di urutan sekian, setidaknya sampai sepuluh tahun yang akan datang untukmu."

"Tadinya, aku berniat melajang selamanya." Isaac menoleh kembali ke area restoran. "Mereka selalu sekompak itu?"

"Ya, dan aku pikir kau beruntung Yoshua ditahan Fanya," kata Pascal, tahu benar jika Fanya tidak berlindung di belakang pria itu, sudah pasti Isaac mendapat beberapa pukulan serius.

"Aku serius saat berkata tidak melakukan hal yang salah."

Pascal mengangkat bahu, "Kadang benar bagi kita, belum tentu benar bagi pasangan kita."

Isaac menoleh Pascal, "Sepertinya menikah cocok untukmu."

"Memang, aku saja menyesal tak melakukannya dari dulu," kata Pascal dan pintu lift terbuka, Isaac melangkah memasukinya. "Masayu memintaku bertanya apa masalahmu, tapi kukira itu bukan cara kita berteman selama ini."

Isaac mengangguk, "Jangan khawatir, aku baik-baik saja, pekerjaanku juga—"

"Aku tahu pekerjaanmu baik-baik saja karena itu jika situasinya memburuk dengan Fanya nanti, kau bisa meneleponku... Masayu akan menoleransi kalau aku keluar minum denganmu."

"Thanks, tapi aku akan menyelesaikan masalahku dengan baik."

Pascal mengangguk-angguk, "Well, satu hal yang aku rasa merupakan kesamaan dari para sekretaris itu... mereka bisa berpikir, jadi percuma menyembunyikan sesuatu atau bersikap setengah-setengah, kau harus menyerahkan semuanya atau tidak mendapatkan apa-apa."

Sudut bibir Isaac terangkat, tidak menyangka teman paling bermasalah dalam percintaan memberi saran semacam ini, "Apasih yang Masayu lakukan padamu?"

"Apalagi, dia mencintaiku, amat sangat." jawab Pascal dengan ekspresi jumawa.

Kali ini Isaac tertawa, "Kau hanya beruntung karena garis dagumu lebih tajam."

Kalimat itu membuat Pascal langsung ingin memprotes tapi pintu lift telah tertutup.

>> [office mate] <<

Lee, Ai ren: dimana?

Isaac mendapatkan chat tersebut saat memarkirkan mobilnya di basement apartemen Fanya, ia berniat merapikan ruangan lebih dulu sebelum menjemput Rilant dan Nadine di Bandara nanti.

Isaac Lewis: apartemen

Setelah chat tersebut dibaca, tak ada balasan apapun lagi. Isaac membiarkan, ia memasuki apartemen dan berlalu ke kamar tamu yang hampir dua bulan ini ditempatinya. Di tempat tidurnya masih ada novel romance yang beberapa hari lalu Fanya tinggalkan. Sering gadis itu tinggal di kamarnya, membaca buku sementara ia melanjutkan pekerjaan.

Isaac mengambil buku tersebut lalu membereskan sprei dan bed cover, membawanya ke keranjang laundry yang ada di dekat dapur. Setelah itu, Isaac mengeluarkan keranjang pakaian kotor dari kamar mandi. Mendadak ia tertawa karena melihat dua gaun tidur merah muda diantara kemeja dan kausnya.

"Kenapa kamu buat jadwal laundry sendiri? petugas laundry godain kamu karena berpikir kita sekadar tinggal bersama, nggak ada hubungan apa-apa." gerutu Fanya beberapa hari lalu dan memindahkan beberapa pakaian tidurnya ke keranjang Isaac, menurut Fanya, itu akan membuat petugas laundry tahu bahwa mereka terlibat hubungan panas.

Setelah membereskan urusan laundry, Isaac merapikan ruang depan. Ada lebih banyak buku Fanya di ruangan ini, tertinggal di sofa, di meja, di bawah meja sampai di samping meja telepon. Kadang gadis itu memang bertelepon lama dengan orangtuanya dan tidak jarang Fanya membacakan beberapa dialog menarik dari buku bacaannya. Isaac melihat buku yang terlungkup di meja, itu buku humor berisi cerita pendek penuh godaan.

Office Mate (PUBLISHED by Karos Publisher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang