7. MENGHINDAR

12.9K 2.2K 414
                                    

[SECRETARY LINE]

Armandito Yoshua: besok Isaac ke London, Health and Wellness Expo

Luela Rizqy: besok banget, Yo?

Armandito Yoshua: yes, dan stay selama enam hari.

Serena Sera: lho, bukannya itu undangan buat Pascal?

Masayu Djezar: sorry, ini karena Pascal bersikap konyol, dia maunya berangkat kalau aku ikut tapi sama Mami nggak boleh, dokter melarang untuk penerbangan jarak jauh.

Luela Rizqy: Fanya?

Armandito Yoshua: kayaknya lagi di studio ni anak.

Luela Rizqy: ekspresinya Isaac cerah gitu apa biasa aja mau ke London, Yo?

Armandito Yoshua: agak suram sih, tapi memang ada urusan sama NHS juga

Armandito Yoshua: apa gue ngajuin diri, buat ikut aja, how?

Masayu Djezar: go! undangan buat dua orang kok

Serena Sera: guys, by the way... ada permintaan skema penyelesaian kerja untuk Natasha.

Luela Rizqy: WHAT? Nyai resign?

Armandito Yoshua: eh, serius? kok gue belum tahu, tapi YES!!!!

Luela Rizqy: ih, ekspresi suramnya Isaac bisa jadi karena Nyai resign juga dong

Masayu Djezar: kalau Nat resign, Yoyo harus tinggal, Amanda visit ke Hongkong

Armandito Yoshua: Oh, Rafael nih bisa kita manfaatkan, tenang ya Fanya... Abang Yoyo akan atur semuanya.

Fanya membaca rentetan chat tersebut ketika keluar dari studio, sudah terlambat dua jam sejak chat terakhir dari Yoshua. Ia menghela napas lalu memeriksa chat lain, orangtuanya pamer foto kamera baru. Terakhir adalah chat dari Isaac.

I-spam: makan malam bareng? di apartemenmu, biar dekat.

Zifanya Lee: aku overtime hari ini, ada masalah pengambilan gambar

I-spam: kalau gitu ke eat and drink aja, dekat dari kantor.

Zifanya Lee: nanti aku kabari

Sampai nyaris tengah malam, Fanya sengaja tidak mengabari apapun.

>> [office mate] <<

Fanya mengerang, entah apa yang membuat siapapun itu, yang terus memenceti bel pintu apartemennya. Fanya menyipitkan mata, menatap jam dinding sembari keluar kamar, setengah empat pagi. Tidak ada alarm kebakaran, apa yang membuat orang gila ini memenceti belnya.

Fanya membuka pintu, siap mengomel tapi kemudian ia mendapati Isaac di depan pintu, bersedekap. "Sudah gila? pikirmu ini jam berapa?" gerutunya.

"Setengah empat pagi, hampir delapan jam aku menunggu kabarmu."

Fanya menguap, "Aku capek, Isaac... nggak sempat buka—"

"Kamu bisa telepon Ibu dua jam setelah janji mengabari aku."

"So, you wanna eat now? Here?"

"I want you to keep your words, Miss Lee... ketika kamu bilang mau mengabari aku, lakukan itu," kata Isaac lalu menghela napas. "Aku harus pergi ke London selama enam hari."

"Have a safety flight," kata Fanya ia mengantuk sekali.

"Boleh aku masuk sebentar?" tanya Isaac.

Office Mate (PUBLISHED by Karos Publisher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang