Seorang gadis berjalan dengan langkah kaki girang di tengah koridor sekolah, sesekali menyapa dan tersenyum kepada murid lain yang lewat—
Ya, dia Choi Yaera. Siapa yang tidak mengenal gadis itu? Choi Yaera, kembaran Choi Soobin. Gadis hyperactive, periang dan murah senyum.
"Kak Yaera, pagi kakk!!" Yaera tersenyum dan membalas sapaan adkel itu,
"Iya, pagi juga Daniel!!"
"Eh Yaera? Pagi ya nak!" Sapa salah satu guru yang sedang lewat.
"Iya buu, pagi juga bu tiffany!" Yaera tersenyum. Sudah keberapa kali nya ia disapa oleh orang orang yang berpapasan dengan nya.
Dan saat itu juga, Choi Yaera melihat sosok lelaki yang ia kagumi selama ini.
Ya, Jay Park.
Jay terlihat asik berbincang dengan teman teman nya. Tapi tidak salah kan jika ia menyapa?
"Pagii Jayy!!" Ucap gadis itu riang. Tapi yang disapa malah memutar malas bola mata nya tanda tidak suka. Yaera sudah tabah dengan tatapan itu.
"Eh Raa,, kita ga disapa juga nih?" Tanya Jake yang menyindir Yaera. Karena saat berada di dekat Jay, ia merasa di dunia hanya ada mereka berdua.
Iya, bucin emang—
Tepat nya bulol,
Bucin Tolol.
Yaera hanya menunjukan cengiran bodoh nya itu,
"Pagi yaa kaliann!!" Sapa Yaera sambil sedikit menggaruk tenguk nya yang tidak gatal dan jangan lupa cengiran bodoh nya itu.
"Iya Raa, pagi too!!" Jawab Jake dan Sunghoon barengan.
Atjie barengan, jodoh kali ya .g
Yaera menangguk dan menatap Jay kemudian tersenyum tipis. Miris sekali, Jay tidak membalas sapaan nya ataupun sekadar tersenyum pada nya.
Mau kecewa pun tak bisa, memang Yaera siapa nya? Kecewa hanya kepada orang yang tak membalas sapaan nya dan juga perasaan nya.
Mengingat hal itu, Yaera tiba-tiba tersenyum getir.
"Y-yaudah, gua duluan ya, semangat belajar nya kalian!!" Yaera mengepalkan tangan nya dan tersenyum.
Manis? Mungkin itu yang dipikirkan Jake dan Sunghoon, tapi tidak dengan Jay. Menurut nya Yaera caper dan ganjen kepada teman-teman nya dan diri nya.
Yaera menuju kelas nya.
11-2 IPS.
Ia memasuki kelas nya yang sudah ramai karena tawa dan candaan teman-teman nya.
"Weh Raa!!" Panggil seorang perempuan yang duduk di samping nya.
Dia Jeon Somi. Sahabat Yaera.
"Apa sih, berisik banget." Ketus Yaera pada Somi. Somi menatap Yaera seperti mengetahui sesuatu.
"Udah elah," sebelum melanjutkan perkataan nya Somi menoyor kepala sahabat nya itu terlebih dahulu dan membuat Yaera menatap nya kesal.
"Pasti karena si Jaynudin kan?! Udah gua bilang, nyerah ae satt nyerahhh!! Astagaa.. Lo masih sabar hah?! Digituin sama si Jaynudin, sapaan ga di bales........" Somi menjeda kalimat nya.
"Perasaan pun tidak."
Dan perkataan itu hanya membuat Yaera cengengesan. Iya, dia memang bodoh.
Dia memperjuangkan orang yang jelas-jelas tidak menghargai perjuangan nya.
Muak.
Itu yang Yaera rasakan.
Tapi di satu sisi, ia masih ingin seperti ini. Mana ada Yaera yang kenal kata 'menyerah'. Apalagi soal cinta.
Menurut dia, kalo Jay belom ada tanda-tanda suka sama orang atau berpacaran dengan orang lain, kenapa ia harus memilih mundur? Masih ada kesempatan mungkin.
Mungkin.
Iya, hanya mungkin,
Belom pasti.
© chipmunk_awu
KAMU SEDANG MEMBACA
#%. 𝐁𝐔𝐋𝐎𝐋 ; p. jay
Fanfiction" Orang yang benar, waktu yang salah terpaksa, walau sebenarnya ingin menggapai " - ©mmarkeuaddict