FOCUS

21 11 5
                                    

"Gue anter pulang ya" ucap Ziddan setelah selesai mengompres pipi Aliya yang merah

Hampir tengah malam, setelah beberapa menit yang lalu Aliya bercerita tentang keadaannya tadi. Ziddan yang mendengarnya merasa sedikit bersalah karena handphonenya yang mendadak mati jadi tak bisa mengangkat telepon Aliya. Selama gadis itu sedang merasa down atau sedih pasti orang pertama yang di hubungi adalah Ziddan, karena lelaki itu yang selalu menjanjikan rasa nyaman dan ketenangan.

"Kita pulang ya" ucap Ziddan lagi

Namun baru saja mereka berdua beranjak dari tempat duduk depan toko, tiba-tiba handphone Ziddan masuk sebuah pesan dari sang Ayah yang menyuruhnya segera pulang. Mau tak mau Ziddan harus pulang sekarang dan tak bisa mengantar Aliya pulang karena jika telat satu menit saja uang jajannya akan di potong.

"Al, ayah nyuruh gue pulang sekarang" seru Ziddan

"Gak papa, pulang aja sana gue bisa pulang sendiri" balas Aliya tersenyum

"Lo di anter Axal aja ya, jangan pulang sendiri gak baik buat cewek jalan sendiri malem-malem" titah Ziddan

"Xal tolong anterin Aliya ya, gue di suruh pulang sama bapak presiden" ucap Ziddan sedikit berteriak karena Axal sedang duduk jauh dari tempatnya berdiri, yang di teriaki hanya mengangguk sebagai persetujuan

Sebenarnya sedari tadi Axal hanya menjadi nyamuk antara Ziddan dan Aliya, saat Ziddan sibuk mengompres pipi Aliya Axal hanya melihatnya dengan pandangan kosong, dan saat mereka berdua mengobrol Axal tak paham dengan apa yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka berdua jadi Axal memilih diam dan memainkan handphonenya. Hebatnya Axal bertahan di posisi itu.

"Lo harus pulang ya, jangan keluyuran lagi udah malem. Kalo udah sampe telpon gue" pepatah Ziddan sebelum ia pergi

"Iya iya, lo hati-hati jangan ngebut bawa motornya" balas Aliya sambil melambaikan tangannya pada Ziddan yang sudah melajukan motornya

"Gue anter" ucap Axal tiba-tiba datang dari belakang

"Pulang ke rumah kak Axal ya" goda Aliya sembari memperlihatkan senyumnya

Lelaki itu memutar matanya malas dan segera berjalan menuju motornya tanpa menjawab Aliya. Axal tak bisa marah atau kesal dengan gadis yang sejak tadi merengek tak ingin pulang ini, karena ia tadi mendengar sangat jelas tentang masalah yang di ceritakannya pada Ziddan. Walaupun Axal tak terlalu mengerti tentang semua masalah gadis yang sedang bersandar di punggungnya itu, tetapi Axal bisa menyimpulkan jika Aliya memang sangat membutuhkan seseorang yang bisa lebih mengerti dirinya dari pada dirinya sendiri.

10.12

"Zidd nanti pulang sekolah anterin gue cek up ya" seru Aliya saat menunggu antrian makan siangnya

"Baiklah" balas Ziddan yang sedang mengambil nasi dan lauk

"Mau duduk di mana?" tanya Aliya melihat beberapa meja kursi

"Gabung sana aja yuk" tunjuk Ziddan pada meja kursi Axal dan Yora

Mereka berdua berjalan melewati meja meja kosong dan duduk bergabung bersama Axal dan Yora. Ziddan duduk di samping Axal dan Aliya di samping Yora. 

"Berdua aja terus, kan gue bilang jangan deket-deket" ucap Ziddan agak sedikit kesal

"Dito gak bakal masuk sampe ke dalem kantin kali" balas Yora

"Pipi lo udah baikan?" tanya Axal yang malah salah fokus pada Aliya

"Kenapa?" Yora penasaran, tangannya meraih wajah Aliya dan mengecek kedua pipi sepupunya itu

WARRIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang