"Ziddannn..." teriak Aliya dari pintu kelas berlari menuju meja dimana Ziddan sedang asik dengan game nya
"Hah apaan, bentar jangan ganggu dikit ladi booyah" sahut Ziddan tanpa menoleh
"Ini serius penting banget"
"Iya Al bentar ini gue lagi ranked gue harus fokus bentar aja"
"Iii... Ziddan sini dengerin gue" Gadis itu merebut handphone Ziddan paksa dan menarik badan lelaki itu ke hadapannya
"Aliya oh tidakkk..." seru Ziddan dramatis dengan ekspresi muka yang menggemaskan
"Gak papa nanti main lagi, sekarang gue mau nanya" ucap Aliya setelah Ziddan gagal booyah
"Mau tanya apa Al? PR? lo salah orang Al"respon Ziddan malas
"Bukan-bukan, ini apa namanya, hari ini, nanti malam kak Axal mau balapan ya sama si Dito?" ucap Aliya memelankan suaranya
"Tau darimana lo"
"Kak Axal lah siapa lagi, itu beneran? dimana tempatnya, lo pasti ikut kan? siapa aja yang nonton, tempatnya aman gak? balapannya motor apa mobil? jam berapa mulainya?" segudang pertanyaan di otak Aliya saat ini namun tak bisa ia tanyakan semua
"Udah gak ada yang di tanya lagi? otak gue ngelag dengernya, lo mau gue jawab yang mana dulu?"
"Gue boleh ikut ya" pertanyaan akhir Aliya yang sepontan di balasan gelengan Ziddan
"Gak usah macem-macem, lo tidur aja di kamar tidur cantik istirahat"
"Ayo lah, bentar aja gak papa kok habis itu langsung pulang"
"Enggak Aliya, awas aja lo ya kalo sampe macem-macem"
Setelah bernegosiasi dengan Ziddan Aliya tetap tidak dapat izin. Gadis itu terlalu malu untuk bicara pada Axal jika ia berubah pikiran, tapi semalaman ia merasa gelisah jika tak melihat jadinya pagi ini Aliya mencoba membujuk Ziddan tapi gagal jadi mau tak mau Aliya akan kembali gelisah malam ini.
Empat jam pelajaran berlalu bel istirahat berbunyi, setelah selesai mencatat Aliya memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan bisa di tebak Ziddan sudah siap siaga langsung mengambil alih kursi kosong di samping Aliya hanya sekedar untuk menunggu gadis itu membereskan barangnya.
"Menu hari ini apa ya, lo tau gak?" tanya Ziddan dengan senyum ceria seolah tak terjadi apa-apa pagi tadi
"Sayur sosis, bakwan udang, sama sate lilit" balas Aliya selesai dengan barang-barangnya
"Ah lo kan alergi udang berarti buat gue nih jatah makan lo, asik"
"Gak semuanya bakwannya aja" Aliya membenarkan
"Iya iya itu maksud gue, yaudah ayo gue lapar nih"
Aliya dan Ziddan berjalan beriringan menuju kantin, tak dapat di pungkiri dari sejak lama jika mereka berdua jalan bersama pasti saja banyak pasang mata yang selalu menatap dan memperhatikan mereka berdua. Aliya maupun Ziddan tau rumor yang beredar tentang mereka, tapi mereka hanya menghiraukan semua itu dan bersikap acuh seakan tak ada apa-apa.
"Wey kak sendiri aja mana si Axal?" sapa Ziddan pada Yora saat sedang mengantri makanan
"Anjir kuping gue sakit bocah" ucap Yora membalas
"Eh gue tanya Axal bukan nanya kuping, gimana sih"
"Gue tau lo tanya Axal tapi gak teriak di kuping gue juga"
"Iya maap, udah ah lama lo gak usah jawab maju-maju keburu kena salip"
Aliya yang posisinya mengantri di belakang Ziddan hanya mendengarkan percakapan tak jelas antara teman dan sepupunya itu dan pastinya tak ingin ikut campur karena sejak kemarin Yora selalu sinis padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARRIOR
Teen FictionSetiap orang punya hidupnya masing-masing, namun bagaimana jika kita mencoba masuk dalam dunia yang jauh dari kebiasaan kita sehari-hari??? ☀️ ☠️ 🌙 "Ngapain lo ngikutin gue terus sih, kalo lo mau mati tunggu aja penyakit lo tambah parah gak usah ny...