WARNING

26 11 20
                                    

"Eh anjir dari mana aja lo kemaren?" seru Ziddan tiba-tiba datang dengan nampan putih membawa jatah makan siangnya.

"Kan udah gue bilang kemaren gue di kejar sama tuh polisi sampe perbatasan kota, ya jadi mau gak mau gue terusin aja kebetulan juga rumah nenek si Aliya gak jauh dari perbatasan" jelas Axal yang makannya sudah selesai duluan

"Aliya? Temen kelasnya Ziddan?" tanya Yora yang juga sudah selesai

"Iya" sahut Axal santai

"Sepupu gue dong" seru Yora yang hampir membuat siomay Ziddan tertelan bulat-bulat

"Kak Ra sepupuan sama Aliya? Sejak kapan?" tanya Ziddan penasaran sampai ia rela mengesampingkan makan siangnya

"Ya sejak lama lah"

"Kenapa gak bilang?" Ziddan masih penasaran

"Nagapain juga gue bilang, gak ada manfaat nya juga kan"

Ziddan mengangguk membenarkan kemudian melanjutkan makannya. Setelah tahu informasi yang Yora berikan suasana di meja mereka bertiga sepi. Hari ini Ziddan juga sedang tidak bersama Aliya ke kantin, gadis itu sedang bergosip riang bersama teman-teman ceweknya di meja yang lumayan jauh dari meja Ziddan sekarang.

Semalam Axal memang benar-benar mengantar Aliya pulang sampai depan gerbang, niatnya yang ingin sekalian bertemu dengan papa Aliya sayangnya gagal karena kebetulan kedua orang tua gadi itu sedang tidak ada di rumah. Tapi sebelum Axal pulang Aliya sempat meminta nomor kontak Axal, katanya sih takut butuh aja.

"Oh iya Xal, gue belum sempet minta maaf soal kajadian malem itu" saru Yora dikala kesunyian

"Iya" balas Axal cuek

"Tapi serius deh, gue janji Dito gak bakal kaya gitu lagi"

"Iya"

"Sebenernya Dito itu mantan pacar gue Xal" jelas Yora ingin bercerita

"Gak peduli, cabut duluan ya" ucap Axal kemudian dan berlalu dari kantin meninggalkan Ziddan yang masih makan dan Yora yang tampak bete

11 IPS 5

Bel masuk jam selanjutnya sekitar lima menit lagi, dengan waktu yang lumayan panjang itu Ziddan memanfaatkannya untuk berbincang ringan dengan Aliya sekalian menanyakan tentang kejar-kejarannya dengan polisi.

Bukan Ziddan namanya jika tak pemaksa. Seperti halnya sekarang, walaupun Aliya sedang mengobrol dengan teman yang lainnya Ziddan dengan memaksanya menyuruh temannya itu pindah tempat duduk dan membiarkan Ziddan berbicara dengan Aliya.

"Kebiasaan ngusir orang, gak baik Zidd.. " ingat Aliya yang hanya di balas senyum manis Ziddan

"Al gue mau nanya soal yang kejar-kejaran itu loh"

"Siapa yang kejar-kejaran?" bingung Aliya yang belum paham maksud Ziddan

"Itu loh yang Axal sama polisi" ucap Ziddan memelankan suaranya takut tersebar rumor yang tidak baik

"Oh itu, ya begitulah kita di kejar terus lolos"

"Gak ada cerita yang lain?" penasaran Ziddan

"Gak ada, eh tapi kalo boleh tau sebelumnya kalian lagi pada ngapain sih sampe ada polisi segala" tanya Aliya yang juga penasaran

Ziddan tampak berpikir sejenak, tentang kata apa yang lebih baik ia ucapkan agar gadis di depannya ini tak teriak saat ia jelaskan. Saat selesai berpikir akhirnya Ziddan memutuskan untuk membisikan tentang kebiasaan balapan liarnya bersama Axal agar teman-teman yang lainnya tak mendengar ucapannya.

WARRIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang