Hari dimana seluruh siswa harus datang tepat waktu dan berpakaian rapi agar lolos dari para guru piket yang berjaga dan juga memperhatikan setiap gerak-gerik siswanya dari belakang barisan. Tidak ada siswa yang ingin berdiri sembari hormat bendera di tengah lapangan hanya karena lupa memakai atribut atau telat datang, mereka lebih baik disuruh kembali pulang dari pada harus dipermalukan di depan para siswa yang lain dan juga mendapat sindiran keras dari pembina upacara.
Sebenarnya untuk menjadi siswa yang baik itu tak sulit, hanya cukup patuh pada peraturan semua akan berjalan baik-baik saja. Tapi yang namanya manusia tak luput dari kesalahan, jika hari ini Axal lolos dari gerbang yang hampir tertutup, belum tentu Axal bisa lolos dari guru piket yang sudah memantaunya dari kejauhan.
"Topi kamu mana?" tanya guru piket itu menghampiri Axal
"Ketinggalan pak"
"Berbaris di depan dengan yang lain"
Mau tak mau Axal harus menampakkan wajah tampannya sebagai pemandangan indah di pagi hari untuk para penggemarnya. Iya lah namanya juga one top visual masa sih gak ada satupun yang histeris saat melihat Axal berjemur di depan mereka dengan sorotan cahaya matahari langsung mengenai wajahnya.
Kejadian ini berawal karena ia telat bangun tadi pagi, Axal lupa menyetel alarm sampai ia juga lupa untuk memasukan buku-buku baru dan termasuk topi upacaranya. Satu jam sudah upacara selesai tapi Axal juga beberapa teman yang lainnya harus masih menambah jam berjemur karena kesalahan mereka, Axal hanya bisa menghela napasnya berat dan mengikuti semua perintah guru piket dari pada ia mendapat hukuman yang lebih berat.
Kelas 11 IPS 5
"Woy Zidd, nih gue mau bayar utang kemarin" seru lelaki bersurai hitam yang tiba-tiba datang
"Yaelah Jok lo kaya baru kenal gue, ambil aja lah gak usah acara balik-balikan. Kalo bisa lo tabungin aja tuh uang, inget hemat pangkal kaya siapa tau lo cepet kaya kan?" balas Ziddan sambil menepuk-nepuk pundak Joko teman sekelasnya
"Seriusan nih? Gue tambahin padahal" ucap Joko masih menyodorkan uang yang sebelumnya sempat ia pinjam dari Ziddan karena lupa membawa dompetnya saat itu
"Udah santai aja"
"Thank bro," terimakasih Joko pada Ziddan kemudian lelaki itu kembali ke tempat duduknya semula di depan
Sifat dermawan Ziddan adalah favorit teman-teman sekelasnya, walaupun seberapa tulus hati yang diberi pasti ada saja yang selalu meminta lebih bahkan memanfaatkan situasi itu. Tapi Ziddan tek pernah peduli dengan teman yang memiliki dua wajah itu selagi ia masih memiliki uang ia akan memberikan semuanya. Sebenarnya semua uang yang Ziddan berikan pada temannya itu adalah hasil dunia malamnya, tak ada yang mengetahui itu selain Axal. Suka dengangan balapan, suka dengan kebut-kebutan, suka dengan hadiah tapi mereka berdua tak suka memakan apa yang ia dapat dari kesukaan mereka. Orang kaya.
"Al..sini bentar"panggil Ziddan pada gadis yang baru saja berjalan memasukin kelas
Gadis yang merasa di panggil itu berjalan menghampiri meja Ziddan yang berada di ujung ruangan. Langkahnya gontai dan nampaknya gadis itu sedang tidak terlihat sehat. Ziddan tampak menyunggingkan senyummannya pada gadis yang kini duduk di sampingnya, ia mengubah posisi duduknya menyamping agar bisa lebih jelas menatap temannya itu.
"Kenapa lo sakit? Mau gue anter ke uks?" tanya Ziddan kaget melihat gadis di depannya tampak lebih pucat dari biasanya
"Kurang tidur" jelas gadi itu
"Aliya lo kebiasaan deh, janga suka tidur sampe hampir pagi gitu dong, lama-lama anemia lo nenti makin parah tau" khawatir Ziddan pada gadis bernama Aliya itu

KAMU SEDANG MEMBACA
WARRIOR
Teen FictionSetiap orang punya hidupnya masing-masing, namun bagaimana jika kita mencoba masuk dalam dunia yang jauh dari kebiasaan kita sehari-hari??? ☀️ ☠️ 🌙 "Ngapain lo ngikutin gue terus sih, kalo lo mau mati tunggu aja penyakit lo tambah parah gak usah ny...