"Aliya kenapa?" panik Ziddan sepanjang koridor munuju uks
Gadis itu terpejam diatas pangkuan Axal, lelaki itu berlari membopong Aliya agar bisa diberi tindakan cepat. Kejadian tadi menarik banyak perhatian beberapa siswa yang masih berada di sekolah dan juga perhatian guru-guru yang telah mendengar beritanya.
Setelah sampai di UKS mata gadis itu mulai terbuka, tatapannya sayu menatap langit-langit putih, napasnya terlihat mulai stabil dan juga pipinya yang sudah diberi pereda sakit oleh dokter sekolah.
"Al gimana udah enakan?" tanya Ziddan pelan dari samping
Gadis itu menurunkan pandangannya, menolah pada Ziddan yang memperlihatkan senyum canggungnya. Aliya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Ziddan. Setelahnya gadis itu memperhatikan sekelilingnya dan melihat Axal juga Yora yang ada di sini.
"Ada yang sakit lagi?" tanya Ziddan lagi
Aliya membalasnya dengan sebuah gelengan, kemudian ia tersenyum kala pandangannya bertemu dengan Axal dan juga Yora yang berdiri jauh dari kasurnya. Selang beberapa menit setelah Aliya sadar, seorang guru piket tiba-tiba masuk dan meminta Axal untuk mengikutinya karena ia di panggil oleh guru bk. Selepas kepergian Axal dengan guru piket, Yora berjalan menghampiri Aliya untuk mengobrol dan minta maaf walaupun sempat tidak Ziddan beri izin.
"Ra, gue beneran minta maaf ya, gue bener-bener gak tau kalau semuanya bakal jadi gini" sesal Yora
"Alah emang hobi lo aja bikin orang sakit" celoteh Ziddan
"Apaan sih gue gak lagi ngomong sama lo kali"
"Mulut-mulut gue, kenapa jadi lo yang sewot"
"Gue lagi gak mau cari ribut ya Zidd"
"Males banget ribut sama cewek, gak level"
"Udah Zidd gak boleh gitu, kak Ra juga gak usah di pikirin ini memang salah gue juga yang malah ikut campur" ucap Aliya menengahi perdebatan dua remaja tadi
"Gak bisa gitu dong Al, jangan mentang-mentang nih orang sepupu lo, terus lo mau maafin gitu aja? Gak adil buat lo dong" kesal Ziddan menunjuk-nunjuk Yora yang berdiri di sampingnya
"Lo siapa seenaknya mutusin pendapat orang?" balas Yora ikut kesal
"Udah udah, kalian tuh kenapa sih kaya anak kecil banget, gue gak papa kok gak usah di ambil serius" sela Aliya lagi
"Al, kita ke rumah sakit aja ya gue takut ada apa-apa, obat lo juga abis kan?" ucap Ziddan memelas
"Gak usah lebay deh lo, dia cuma di tampar bukan ditabrak" ujar Yora matanya berputar dengan tangan yang bersilang dibawah dada
Ucapan Yora memancing Ziddan untuk kembali marah, namun semuanya tak terjadi karena Aliya mahan lengan Ziddan memberi isyarat agar lelaki itu bisa lebih menahan emosinya. Karena tak bisa membalas ucapan Yora Ziddan hanya mantap sinis gadis di sampingnya itu dengan menggerutu dalam hatinya meminta gadis itu lenyap.
"Gue mau pulang aja Zidd, lagian udah gak papa kok" ucap Aliya membalas perkataan Ziddan tadi
"Tapi Al, lo gak boleh ning--"
"Masih ada hari besok Zidd" potong Aliya agar obrolannya tidak semakin panjang
Akhirnya setelah beberapa perdebatan kecil Ziddan memperbolehkan Aliya pulang tanpa pergi dulu ke rumah sakit. Ziddan memesankan taksi online agar Aliya bisa lebih nyaman dari pada naik motor. Setelah mengantar Aliya sampai gerbang Ziddan kembali lagi ke dalam untuk menunggu Axal yang sampai sekarang belum juga keluar dari ruang bk. Sadangkan Yora memilih pulang duluan dan katanya ia mau memarahi Dito karena berani-baraninya melukai wanita selain dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARRIOR
Teen FictionSetiap orang punya hidupnya masing-masing, namun bagaimana jika kita mencoba masuk dalam dunia yang jauh dari kebiasaan kita sehari-hari??? ☀️ ☠️ 🌙 "Ngapain lo ngikutin gue terus sih, kalo lo mau mati tunggu aja penyakit lo tambah parah gak usah ny...