•13•

1.3K 167 9
                                    

.
.
.
.
.

"hah? " mitsuki menatap bakugou yang mengucapkan pertanyaan barusan dengan serius. "deku... maksudmu midoriya? "

Bakugou hanya diam sebagai tanda jawaban 'iya'.

"bicara apa kau, katsuki." mitsuki mendengus. "dia memang memiliki beberapa kesamaan," dia sudah sadar soal itu sejak merawatnya tadi. "tapi jelas berbeda. Lihat, rambutnya hitam legam, wajahnya tidak memiliki freckles."

"memangnya hal itu tidak bisa ditutupi? " tanya bakugou. "untuk jaman sekarang penyamaran adalah hal yang mudah. "

Mitsuki mengernyit, dia kemudian memperhatikan wajah midoriya. Mengusap pipi gadis itu, namun penyamaran freckles yang midoriya gunakan tidak mudah hilang hanya karena sentuhan.

"ayolah katsuki, kau mungkin hanya terlalu memikirkan soal midoriya sehingga tanpa pikir panjang kau berpikir gadis ini adalah dia. Jangan sampai kau memaksanya mengaku jadi orang lain. "

"aku tidak memaksanya mengaku sebagai orang lain, justru dia sedang jadi orang lain. Aku yakin dia benar2 hanya menyamar. Mengecat rambutnya, kemudian menutupi frecklesnya dengan sesuatu yang tidak mudah hilang. Dia juga mudah paham soal banyak quirk hero dan villain, dia juga quirkless. "

"katsuki, jangan keras kepala!"

"tunggu sampai ibu dengar suaranya. Mungkin memang akan berbeda karena dia sedang sakit, tapi aku yakin pasti akan terdengar seperti deku. "

Mitsuki kini bingung, dia sedikit mulai percaya dengan bakugou. Karena anaknya itu jarang sekali memaksakan pemikirannya soal sesuatu dengan sangat serius.

"ibu... belum bisa bilang kalau ibu percaya sepenuhnya. Tapi, kalau memang benar gadis ini adalah midoriya..." mitsuki menatap sedih. "...apa yang terjadi padanya? Bagaimana kondisi inko? Dimana dia tinggal sekarang? "

"semua akan terjawab jika dia mau menyerah untuk mengakui jati dirinya yang asli. Kini dia berada di sekolah sebagai amaya izuku."

Mendengar kemiripan nama belakang itu membuat mitsuki semakin terpengaruh. Wanita itu kemudian menenangkan pikirannya dan menghela nafas panjang. "baiklah, kita urus nanti. Sekarang biarkan dia istirahat. Ayo keluar. " mitsuki menyeret bakugou pergi tanpa menunggu jawaban.

"jangan seret2, baba! "

"diam! "

.
.
.
.
.

"eh, bakugou sudah pulang? " tanya iida begitu dia mendengar kabar itu dari midnight sensei yang datang ke ruangan tempat 1A masih berkumpul.

"ya, dia melihat anak yang kabur lewat pintu belakang dan mengejarnya hingga jauh. Dia berhenti didekat rumahnya saat kehilangan jejak dan akhirnya memilih pulang. " cerita aslinya dipalsukan cukup jauh. Namun karena pihak sekolah masih perlu menanyai alasan midoriya pergi keluar sebelum membuat keputusan kondisi, itu terpaksa dilakukan.

"hah, bakugou? Kenapa dia mau mengejar? Biasanya dia akan sangat cuek soal itu. " kaminari mengernyit heran.

"mungkin dia mengejar anak yang dia kenal. " ujar hagakure.

"selain kelas kita? Kalau begitu... pasti orang yang penting karena bakugou rasanya bukan orang yang akan menghabiskan waktu untuk orang biasa. "

"bisa jadi. "

Midnight meminta mereka semua tenang. "kalian bisa menanyai bakugou langsung besok. Nah, sebentar lagi bel pulang. Kalian akan diantar pulang oleh guru2, jadi jangan ada yang langsung keluar, ya? "

"ha'iii. "

"ah, tapi sepertinya bakugou tidak akan mau bercerita, yang ada kita dibentak kalau bertanya... " gumam kaminari.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang