•24•

1K 161 8
                                    

.
.
.
.
.

Aizawa dan pussycats berhasil mengalahkan Magne. Villain itu sedikit terluka dan tak sadarkan diri setelah mendapat tendangan keras dari Tora.

Spinner yang melihat rekannya telah jatuh segera berpikir jika dirinya tidak akan mampu melewati tiga pro hero dengan mudah.

"Cih, aku tidak mau mati ditangan hero yang tidak Stain akui. " gumamnya. Dengan begitu, akhirnya Spinner memilih mundur dari pertarungan itu dan berlari memasuki hutan.

"Chotto! " seru Tora. Dia segera mengejar Spinner masuk kedalam hutan.

Mandalay bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Ikut mengejar bersama Tora atau tetap bersama Aizawa untuk membantu murid UA.

"Pergilah, aku akan urusi muridku sendirian. " ujar Aizawa yang menyadari kebingungan Mandalay.

Mandalay segera mengangguk, menolak perdebatan di situasi genting itu. "Berhati-hatilah. "

Segera setelah Aizawa mengangguk, Mandalay berlari menyusul Tora mengejar Spinner yang melarikan diri.

Aizawa melihat keatas, mencari lokasi pertarungan muridnya yang sejak tadi membuatnya gelisah.

Sebuah dentuman besar terdengar dan beberapa pohon roboh, membuat asap yang berada disekitarnya berhembus kacau. Itu dia, lokasinya sudah nampak. Aizawa segera berlari memasuki hutan menuju lokasi itu. Arahnya berbeda dengan Tora dan Mandalay yang mengejar Spinner.

.
.
.
.

Bakugou terpukul jatuh oleh serangan Muscular yang terlambat dia sadari. Tubuhnya terlempar beberapa meter dan berguling pada tanah lembab hutan sebelum dia akhirnya berhenti dan bergetar kesakitan.

"Bakugou! " seru Todoroki dan Shinsou.

Bakugou berusaha berdiri dan mendesis. "Jangan berteriak, sialan..."

Shinsou yang mampu bergerak meski harus menahan lukanya, menghampiri Bakugou yang terlempar tidak jauh dari tempatnya. Saat dia hendak membantunya berdiri, Bakugou menepis tangannya. Namun dia tidak memikirkannya dan kembali membantunya berdiri. Meski Bakugou nampak kesal, dia akhirnya berdiri dengan bantuan Shinsou.

Todoroki yang memastikan Bakugou akan baik-baik saja kembali fokus pada Muscular.

Otoko itu menatap lawannya dengan cemas. Luka ditubuhnya sudah cukup banyak, untuk berdiri saja terasa menyakitkan. Penggunaan quirk berlebihnya juga sangat terasa, dia sangat kelelahan. Ditambah, kini hanya dia sendirian yang berhadapan dengan Muscular.

"Seberapa besar serangan es terakhir yang bisa kulancarkan? " pikir Todoroki.

Muscular yang sudah menggunakan quirk ototnya dengan begitu tebal menatap Todoroki dengan masih haus akan pertarungan meski tubuhnya juga babak belur.

"Dilihat dari kondisinya dia bisa terdorong cukup jauh dengan tembok es. Tapi adrenalin yang dia miliki sanggup membuatnya tetap kuat meski telah terluka. Dia masih jauh lebih kuat dariku."

Todoroki kesal dengan kesempatan menang yang kecil. Dia kehabisan akal. Sebenarnya dia masih sanggup untuk menyerang dengan api atau es dalam kekuatan besar, namun tubuhnya entah bisa menyasar dengan tepat atau tidak. Langkahnya sudah terasa gontai sejak tadi.

Bakugou jelas sangat ingin kembali melawan, namun saat dia melepaskan diri dari Shinsou, lukanya terlalu sakit untuk diabaikan. Bakugou jatuh berlutut dengan gemetar. "Sialan, tinjunya...dasar keparat besar... " geramnya kesal. Shinsou segera kembali menghampirinya.

"Ini buruk, dia villain tipe power up yang terlalu kuat." ujar Shinsou. Dia telah berusaha menggunakan quirknya pada Muscular sesuai saran Todoroki, namun gagal. Dia sama sekali tidak mendapat respon.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang