•14•

1.4K 195 25
                                    

.
.
.
.
.

Bakugou melihat nama kontak itu dengan heran. Karena dia sangat yakin jika amaya adalah midoriya, maka dia langsung berpikir jika itu adalah telepon dari orang yang kini tinggal bersama midoriya.

Otoko itu hanya menatap layar tanpa berniat mengangkatnya sedikitpun. Bukannya tidak penasaran, dia hanya was2 jika itu bukan telpon dari orang baik. Karena dia tidak tahu siapa yang tinggal bersama midoriya kini.

Waktu panggil habis, layar ponsel padam dan nada dering berhenti terdengar. Bakugou mendengus dan memilih kembali belajar. Melupakan semua pemikirannya.

Namun mau bagaimanapun nama yang dia lihat tadi terus berputar dalam ingatannya.

"touya?

Siapa dia?

Apa dia dalang kejadian hilangnya deku beberapa bulan lalu?

Sebentar, apa itu berarti dia kini tinggal bersama orang yang menculiknya?

Orang yang menculiknya...?

Bukankah itu...

Villain?"

.
.
.
.
.

"shouto, kau tidak mau makan? Nanti makananmu dingin. " tanya fuyumi sang anak kedua yang kini bertindak menggantikan ibunya yang berada di rumah sakit.

Namun yang ditanya justru diam menatap piring makanannya tanpa ekspresi.

"shouto. " panggilnya lagi. Kali ini berhasil membuyarkan lamunan adiknya itu

"ah, ya..? "

"makan, nanti dingin. "

"oh... " todoroki kini menatap makanannya dengan lebih sadar. "daijoubu, nanti bisa kuhangatkan sendiri...dengan quirk. "

Fuyumi mendengus. "jangan, nanti gosong. " ujarnya.

Sebenarnya dia lega karena akhir2 ini todoroki sudah tidak semarah dulu jika membahas soal quirk apinya. Dia sempat terkejut saat adiknya itu mau menggunakan sisi kirinya. Saat ditanya todoroki hanya menjawab jika itu karena dia menemukan teman yang baik.

Dia tidak paham bagaimana itu bisa mengubah pemikiran todoroki soal quirk apinya yang selama ini dibenci itu. Namun fuyumi tidak ambil pusing soal itu, toh bukan hal buruk. Hanya saja kini dia penasaran soal satu hal.

"kau melamunkan apa? "

Todoroki sudah sedang memegang sumpitnya saat ditanya. "bukan apa2..."

"hontou? Apa itu sangat penting hingga kau merahasiakannya? "

Todoroki melihat pada kakaknya itu. Dia memang tidak mudah dibohongi. "hanya tentang seseorang." jawabnya singkat, dia kemudian mulai makan.

"eh? Laki2 atau perempuan?? "

"nee-san, biarkan aku makan. "

"ah, gomen2. "

Todoroki berhasil menghindari pertanyaan beruntun yang mungkin akan menyulitkannya.

Apa yang dia pikirkan? Tentu saja soal hal yang dia dengar selama di sekolah tadi.

Setelah sekolah bubar, todoroki pergi ke uks sebelum akan diantar pulang. Sesampainya disana dia hanya melihat uks yang kosong. Recovery girl belum kembali dari rumah sakit.

Saat dia tengah heran, snipe sensei datang. "oh, ada perlu apa? Guru2 sudah menunggu diluar untuk mengantar kalian pulang. "

"sensei, bukankah seharusnya amaya ada disini? "

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang