•32•

915 143 14
                                    

.
.
.
.
.

Sunyi.

Tempat itu begitu sunyi dan gelap.

Dengan udara dinginnya malam yang menyelimuti, suasana sama sekali tidak terasa membeku.

Justru udara terasa sesak dan keringat dingin membanjiri. Begitu mereka memasuki ruangan itu, gerakan terhenti seketika. Mereka terdiam.

Kumpulan abu dengan sisa-sisa kain terbakar, dan juga sebuah foto diatasnya. Hanya itu yang mereka lihat didalam ruangan berukuran 4x5 meter itu.

Namun sebuah foto yang tergeletak diatas abu bukanlah hal wajar, karena tidak ada benda lain disekitarnya yang bisa menjadi lokasi asal foto itu berada. Itu berarti sehelai potret itu sengaja diletakkan disana.

Manik hijau Midoriya melihat pada selembar foto yang jelas begitu mencolok itu. Dari jaraknya yang berada dua meter dari kumpulan abu itu, dia tidak bisa melihat dengan jelas gambar apa yang tercetak.

Gadis itu memutuskan mendekat.

Setelah mereka terdiam beberapa saat, akhirnya Midoriya melangkahkan kakinya maju dari ambang pintu perlahan.

Dia berlutut dengan sebelah kaki didepan kumpulan abu.

Udara menjadi semakin sesak, Midoriya menelan ludah pelan saat tangannya terulur mengambil sehelai foto itu.

Dengan perlahan, dia mengangkatnya dan memperhatikan gambar dengan seksama dengan bantuan cahaya bulan dari luar jendela.

Seorang wanita bersurai hijau yang senada dengan miliknya tergeletak pingsan diatas lantai yang memiliki bekas tanda retak di lokasi yang sama dengan Midoriya berlutut. Dia terikat dan nampak memiliki luka memar di wajahnya.

Manik Midoriya memperhatikan dengan memancarkan sebuah emosi. Berdasarkan ingatannya yang sekilas muncul saat itu, dia yakin wanita itu adalah ibunya yang tengah dia cari. Warna surai yang sama juga membuatnya semakin yakin.

Ibunya ada di ruangan itu, setelah wanita itu diculik di hari yang sama bersama dirinya.

Namun, kemana ibunya? Dimana sosok wanita itu sekarang?

Apa Shigaraki berbohong? Apa ibunya dipindahkan ke lokasi lain?

Pikiran Midoriya pecah saat dia sedikit mengalihkan pandangannya dan melihat pada sisa-sisa kain diantara kumpulan abu yang ada.

Tangan Midoriya yang bebas mengambil salah satu sisa kain itu. Ukurannya hanya sekitar dua sentimeter. Diantara noda bekas terbakar di sisi-sisinya, masih ada sedikit warna asli yang terlihat.

Berdasar tekstur yang masih bisa sedikit dirasakan, itu adalah kain dari sweater merah muda.

Manik Midoriya kembali beralih pada foto yang tangan lainnya pegang.

Sosok ibunya itu, mengenakan rok span selutut dan kemeja putih yang dibalut sebuah sweater merah muda.

"..."

Dabi melihat Midoriya telah diam selama hampir satu menit setelah tangannya mengambil sesuatu tadi. Dia hanya melihat dari ambang pintu sejak tadi. Kini dia berpikiran untuk memanggilnya karena mungkin saja Midoriya tengah melamun.

Saat mulutnya sedikit membuka, dia batal memanggil karena sebelah tangan Midoriya kembali bergerak.

Midoriya menurunkan tangannya yang memegang sisa kain itu dan kelima jemarinya menyentuh kumpulan abu itu perlahan.

Ya, itu bukan abu biasa.

Manik hijau Midoriya gemetar. Sebuah kesimpulan ada dalam kepalanya. Namun dia tidak menyukai dugaannya itu.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang