•28•

920 158 9
                                    

.
.
.
.
.

"Midoriya? " Aizawa terkejut melihat tenyata gadis itu yang menghalangi hero untuk menyelamatkan Bakugou.

Dalam misi penyelamatan itu, Midoriya juga menjadi target yang sebisa mungkin akan ikut dibawa kembali. Tidak menemukan Midoriya di pertarungan dengan villain diatas, Aizawa sudah menduga jika aksi sekilas Kurogiri tadi memang dilakukan untuk memindahkan Bakugou atau Midoriya ke tempat lain.

Dia kira Midoriya telah berada di gedung persembunyian lain, namun ternyata hanya dipindahkan ke bawah tanah.

Ketiga hero yang masuk ke ruangan kedap suara itu terdiam melihat kedua target penyelamatan mereka berada di depan mata.

"Dari sikapnya, apa dia berada di pihak villain seutuhnya? " pikir Aizawa. Akting Midoriya sukses mengelabuhinya.

"Nak Midoriya... " panggil All Might pelan. Dia akhirnya menemui kembali Midoriya setelah pertemuan pertama mereka hampir setahun yang lalu.

Hero number one itu selalu menyesali perkataannya yang menurutnya sangat payah dihari Midoriya menanyakan soal nasib hidup quirklessnya. All Might menganggap kondisi Midoriya kini adalah sebagian dari kesalahannya.

Kini setelah bertemu untuk kedua kalinya, dengan kondisi yang berbeda, All Might dipenuhi rasa bersalah. Dia bertekad akan membawanya kembali bersama dengan Bakugou.

"Turunkan pisau itu, Nak. Aku sudah datang... untuk menyelamatkan kalian. "

Mic dan Aizawa melirik sekilas pada All Might. Hero no.1 itu sudah diberitahu soal kondisi Midoriya yang tertelan pengaruh cuci otak sehingga kemungkinan dia akan berada di sisi hero sangat kecil.

Hal itu diasumsikan dari pendapat Aizawa setelah melihat Midoriya yang kehilangan pengaruh gangguan ingatannya ketika bertarung dengan Dabi sebelum gadis itu hilang bersama dengan mundurnya villain dari kamp pelatihan.

Namun tidak ada salahnya mencoba membujuk, barangkali itu bisa membantu kembalinya ingatan Midoriya.

"Apa aku tidak salah dengar? " tanya Midoriya. "Kalian? Disini hanya ada satu tawanan. "

"Ya, kau tidak salah. " jawab Mic. "Kau juga adalah tawanan villain, Midoriya. Kami juga datang untuk membawamu. "

"Jangan bercanda. " Manik hijau Midoriya berkilat marah. Sikap dingin itu membuat ketiga hero itu diterpa hawa yang membuat mereka merinding sekejap.

"Kalian sebut diriku adalah tawanan? Apa mata kalian buta?"

Bakugou diam-diam menelan ludah dengan berat. Akting Midoriya sungguh terasa nyata, dia bahkan merasa jika nada dingin itu tidak main-main. Dia seolah bukan Midoriya yang baru saja membuat persetujuan sebuah rencana dengannya beberapa saat lalu.

Aizawa membuat kontak mata dengan Bakugou. Tatapannya menyiratkan pertanyaan mengenai kondisi Midoriya.

Bakugou yang telah setuju untuk ikut berakting, menggeleng untuk menjawabnya. Dengan jawaban sederhana itu, dia mengatakan bahwa Midoriya benar-benar tidak bisa dia coba sadarkan. Bakugou menyatakan Midoriya sebagai musuh sepenuhnya untuk mereka sekarang.

"Perubahan rencana. " bisik Aizawa pada All Might dan Mic. "Kita fokuskan untuk menyelamatkan Bakugou. Setelah itu jika masih memungkinkan, kita akan bawa Midoriya. Villain telah berhasil membuatnya menjadi ancaman bagi kita. "

"Bukankah itu gawat, kau tidak bisa menghapus quirknya, kan?" tanya Mic.

"Ya, dan dia sepenuhnya terampil dengan fisik terlatihnya. "

"Cukup buat dia menjauh tanpa perlu melukainya. " ujar All Might.

Ketiga hero yang ada didepannya mulai serius. Bakugou merasakan ketegangan semakin memuncak. Terlebih, sentuhan dari bilah pisau kecil di lehernya terasa begitu dingin. Midoriya mengarahkan benda tajam itu padanya tanpa sedikitpun gemetar.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang