•37•

928 134 14
                                    

.
.
.
.

Selepas satu jam kemudian.

Kurogiri menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Gerakannya tidak segesit awal. Memang tidak mudah mengatasi banyak pahlawan sekaligus, terutama mereka adalah prohero.

Para hero tahu itu. Mereka memang sengaja membuat Kurogiri kehabisan tenaga. Begitu titik kelemahannya terlihat, mereka langsung menyerangnya bersamaan.

Seketika kabut hitam yang sebelumnya menyebar tipis di lapangan menyusut kembali ke tubuh utama. Kurogiri jatuh terpental beberapa meter dari posisi awalnya, namun dia masih sadarkan diri.

Aizawa segera menangkap sandera sebelum anak itu kembali ditawan.

"Kau baik-baik saja? " tanyanya setelah anak itu ada dalam perlindungannya.

Siswi itu mengangguk dengan matanya yang sembab karena terus menangis sejak ditawan oleh Kurogiri.

"Tenang, kau sudah aman."

"Sekarang, kita apakan dia. " Mic berkacak pinggang dua meter dari tubuh Kurogiri. "Aku buat dia tuli saja bagaimana? "

"Mic, orang lain akan kena imbasnya." cegah Aizawa.

"Cih, kalau saja aku bisa menyeretnya ke ruang kedap suara. "

Kloningan Ectoplasm segera mengerubungi Kurogiri. Mereka mencegahnya bergerak atau melakukan sesuatu yang mencurigakan.

"Mic, antar anak ini kembali ke gedung. "

Mic mengangguk dan membawa siswi yang sudah bebas itu menuju lubang di gedung yang membuatnya ditangkap tadi.

Aizawa melihat pada pertarungan lain yang sempat membuat fokusnya hilang beberapa kali tadi.

Midoriya terguling jatuh sejauh dua meter setelah Shigaraki melayangkan tendangan kuat padanya.

"Cih. " Midoriya segera bangkit, menghiraukan pakaiannya yang sudah kotor dan sobek kecil di beberapa tempat.

Aizawa melihat dengan resah. Dia ingin menghentikan pertarungan mereka berlanjut lebih lama.

Meski Aizawa tahu Midoriya melakukannya untuk membalaskan kematian ibunya, namun tidak ada kemungkinan 100% dia akan menang.

Midoriya lincah dan gesit, itu terlihat jelas. Namun pertarungannya dengan nomu tadi membuat kapasitas energi yang dia dan Shigaraki miliki berbeda. Midoriya akan lebih cepat tumbang jika energi yang Shigaraki miliki sebesar dugaannya.

"Apa kita hentikan paksa saja? " bisik Cementoss. Dia bisa membuat dinding semen tinggi untuk memisahkan mereka.

"Tidak, jangan sekarang. Saat Midoriya nampak terpojok, barulah kita membantunya. "

Sekali lagi Midoriya terhempas. Karena tenaganya yang semakin terkuras, dia perlu waktu untuk berdiri.

"Awas–!"

Kesempatan itu Shigaraki gunakan untuk menyergap Midoriya dari balik kepulan debu yang ada. Villain itu menangkap kedua tangannya. Midoriya segera mencoba lepas dari cengkeramannya.

Shigaraki masih mencengkeram masing-masing dengan keempat jarinya. Namun dengan posisinya yang berada diatas Midoriya dan keberhasilannya mengunci tubuh bagian atasnya, Shigaraki mengatupkan jari kelimanya dengan seringaian lebar.

"!"

Midoriya dapat merasakan kain lengan panjangnya yang langsung hancur dan kemudian rasa sakit menusuk pada bagian tangan yang Shigaraki sentuh dalam sepersekian detik setelahnya.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang