12, date

436 61 4
                                    

"Mau kemana?"

Gadis dengan surai hitam sebahu itu menoleh kearah sumber suara, lebih tepatnya kearah seorang pria yang tiba-tiba berdiri dibelakangnya.

"Tidak perlu bertanya pun kau akan tahu nanti. Kau bisa melihatnya dari gps gelangku, kan?" jawab Narin balik bertanya.

Yeonjun tersenyum miring, lalu mengangkat sebuah benda bulat ditangan kanannya. "Dan aku tidak bodoh, kalau kau sengaja meninggalkan gelangmu, Ahn Narin." ucapnya.

"Ck, tenang saja, aku bisa menjaga diriku, Yeonjun-ah. Aku tidak mau terus-terusan merepotimu,"

"Kata siapa kau merepotiku?"

"Kataku, barusan."

Yeonjun memutar bola matanya kesal, lalu menarik pergelangan tangan kanan Narin dan memasang gelang itu kembali. "Kalau kau tidak memakai gelang ini, dan aku tidak bisa melacak keberadaanmu, malah itu yang merepotiku." ucapnya.

Narin memiringkan kepalanya, menatap Yeonjun yang masih sibuk memakaikan gelangnya bingung. "Huh? Kenapa?"

Yeonjun terdiam sejenak, lalu mendekatkan wajahnya ketelinga kanan Narin. "Karena aku tidak mau kehilanganmu, lagi." ucapnya sembari tersenyum kecil.

Narin sontak mendorong wajah Yeonjun agar menjauh dari wajahnya, lalu gadis itu menundukkan wajahnya. Berusaha menutupi pipinya yang sekarang sudah semerah kepiting rebus. Diiringi kekehan kecil dari Yeonjun.

"Eoh? Bahkan jika aku hilang pun, itu sama sekali tidak merugikanmu, bukan?" sahut Narin berusaha melawan rasa malunya.

"Tentu saja itu merugikanku! Kau—"

"Kenapa? Kenapa? Coba jelaskan mengapa itu merugikanmu?" sahut Narin memotong ucapan Yeonjun sembari melipat tangannya didepan dadanya.

"Tentu saja karena aku mencintaimu, apalagi?"

"Tentu saja karena aku mencintaimu, apalagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hening. Narin seketika membeku setelah mendengar ucapan Yeonjun barusan barusan. Apa pria itu baru saja menyatakan perasaannya? Ck, benar-benar tidak romantis.

"Apa aku tidak salah dengar?" cicit Narin kecil.

"Dengar apa?"

"I-itu barusan? kau mengajakku berkencan, bukan?"

"Siapa yang mengajakmu berkencan? Aku hanya bilang aku mencintaimu,"

Benar-benar Choi Yeonjun. Emosi Narin saat ini sudah berada diujung kepalanya, tidak bisa ditahan lagi. Dengan cepat Narin mendorong bahu Yeonjun sekuat tenaga agar menjauh darinya, lalu berjalan meninggalkan pria itu.

Criminal | yeonjun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang