16, mornin'

398 60 3
                                    

Sinar matahari yang menembus dari jendela menusuk kedua mata Narin yang masih terpejam. Membuat gadis itu dengan terpaksa membuka kedua matanya.

Narin mengangkat kedua tangannya ke udara, berusaha merenggangkan otot-ototnya. Namun yang ia rasakan malah sesuatu yang cukup berat melingkar diperutnya.

Gadis itu dengan cepat meraba area perutnya, dan mendapati tangan seseorang. Siapa lagi kalau bukan tangan prianya, Choi Yeonjun?

Narin membalikan tubuhnya kearah Yeonjun yang masih memejamkan matanya. Membiarkan lengan pria itu memeluk pinggangnya.

Netra mata Narin kini fokus menatap wajah dihadapannya. Jari Narin terangkat, menyentuh mata tajam, hidung mancung, lalu ke bibir tebal pria dihadapannya itu. Benar-benar menakjubkan ciptaan Tuhan dihadapannya itu. Dan Narin masih tidak percaya, kalau pria dihadapannya itu sekarang menjadi kekasihnya. Telah menjadi miliknya.

"Good morning, princess."

Suara serak dan punggung tangannya yang tiba-tiba dikecup oleh pria dihadapannya itu membuat Narin sadar dari lamunannya.

Suara serak dan punggung tangannya yang tiba-tiba dikecup oleh pria dihadapannya itu membuat Narin sadar dari lamunannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"O-oh? Kau sudah bangun?" tanya Narin gugup.

"Hm, sejak kau menyentuh mata, hidung, dan bibirku." ucap Yeonjun sembari tersenyum kecil. Membuat Narin tersipu malu, karena kelakuannya barusan diketahui oleh Yeonjun.

"Huhh, dingin sekali!" ucap Narin sembari menenggelamkan wajahnya didada bidang Yeonjun, berusaha menutupi pipi merahnya. Diiringi kekehan dari sang pria, sembari semakin mengeratkan pelukannya pada gadisnya.

"Narin-ah,"

"Hm?"

"Maafkan aku,"

Narin mendongakkan kepalanya, menatap pria dihadapannya bingung. "Maaf? Kenapa?" tanyanya.

"Maaf, karena ku kau jadi sering terjebak dalam bahaya. Maafkan aku. Aku ingin sekali membuatmu jauh dari hidupku agar kau bisa hidup normal seperti dulu, tapi aku tidak bisa. Aku terlalu egois. Aku tidak bisa kehilanganmu," cicit Yeonjun dengan lemah.

Narin tersenyum kecil, lalu mengangkat dagu Yeonjun agar pria itu kembali menatap wajahnya. "Huh? Aku malah suka hidup seperti ini, melewati banyak tantangan, tidak hanya monoton seperti hidupku sebelumnya."

Yeonjun seketika tersenyum lebar setelah mendengar ucapan Narin barusan. Tangannya kembali memeluk erat pinggang Narin, dan tangan satunya lagi mengelus surai hitam gadisnya tersebut.

"Kau tahu? Aku sangat mencintaimu," ucap Yeonjun.

"Hm, aku mengetahuinya." Balas Narin diiringi tawa dari Yeonjun.

"Yeonjun-ah,"

"Hm?"

"Aku juga sangat mencintaimu."

———

"Oh, Narin noona? Kau kesini lagi?"

Merasa namanya disebut, Narin menolehkan kepalanya kearah sumber suara. Lebih tepatnya kearah Beomgyu yang sedang berdiri dibelakangnya dengan sebuah ice cream di tangan kanannya.

"Iya, Yeonjun tidak membiarkanku sendirian di appartementnya. Kau dari mana? Baru datang?" ucap Narin.

"Ah, aku habis dari supermarket, membeli beberapa makanan untuk disimpan disini. Apa noona mau ice cream? Aku tadi membeli lebih," ucap Beomgyu lalu duduk disamping Narin.

"Tidak perlu, aku baru saja makan." ucap Narin.

"Baiklah. Ah, ngomong-ngomong dimana Yeonjun hyung? Aku tidak melihatnya sedari tadi,"

"Dia sedang berada diruang kerja Taehyun, dan belum keluar juga sedari tadi."

"Mengapa dia masih sibuk sekali? Padahal Tahyun sudah menemukan siapa yang mengirim bom kemarin,"

Narin membulatkan kedua bola matanya terkejut, "Taehyun sudah menemukannya? Siapa yang mengirimnya?" tanya Narin penasaran.

"Lee company. Perusahaan milik Ayah Yeonjun hyung menarik saham yang cukup besar dari perusahaan itu, jadi sepertinya mereka ingin balas dendam." jelas Beomgyu.

Narin menganggukan kepalanya mengerti, Namun ia kembali mengerutkan keningnya bingung. "Balas dendam? Lalu mengapa mereka malah mengirimnya kerumah Yeonjun ya?" tanyanya.

"Itu dia yang kami pikirkan. Dan juga yang mengirimnya ternyata adalah anak dari pemilik perusahaan itu yang baru saja kembali dari Canada, Uh, siapa namanya? Mark Lee, kalau tidak sala—"

"MARK LEE?!" pekik Narin terkejut, membuat Beomgyu yang duduk disampingnya ikut terkejut. Pria itu hampir saja menumpahkan ice creamnya.

Kepala Narin tiba-tiba berdenyut kencang. Baru saja ia melupakan tentang kejadian kemarin pagi dan berharap pria itu tidak akan melakukan apapun, ternyata dugaannya salah besar. Pria itu lebih cepat dan pintar dari dugaan Narin.

"Iya, namanya Mark Lee jika aku tidak salah. Dan kau tahu yang lebih parah noona? Ternyata Mark Lee memiliki hubungan keluarga dengan Lim Jaebum, pria yang membunuh Ibu Yeonjun hyung. Huh, aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Yeonjun hyung saat ini, apala— Noona! Kau mau kemana?! Narin noona!"

Beomgyu dengan cepat bangkit dari duduknya mengikuti langkah Narin yang tiba-tiba saja berlari menuju ruang kerja Taehyun.

Beomgyu mengerutkan keningnya bingung, sebenarnya ada apa? Mengapa Narin terlihat begitu terkejut saat dirinya mengucapkan nama Mark Lee?

Baru saja Narin hendak membuka pintu ruang kerja Taehyun, tiba-tiba kedua orang tersebut—Yeonjun dan Taehyun—keluar dari ruangan itu.

"Eoh? Narin-ah, ada ap—"

"Kita perlu bicara."

———

Criminal | yeonjun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang