Aku balik, haiii!!!
Spam komen tiap paragraf yuuu!
Smgt! Mulai seru lho:)
Dengerin lagu di mulmed wajib, ngena pasti:(
••••
Naja mengantar Naya sampai kamar gadis itu, Naja duduk di samping Naya yang sedang istirahat sekarang, dan Naya baru menceritakan bahwa kedua orangtuanya sudah pergi sejak beberapa hari yang lalu. Dan yang membuat Naja terkejut karna Naya tinggal sendiri.
Naja mendapat telpon dari Opan, sudah waktunya lelaki itu kembali ke basecamp, bisa di bilang event tinggal beberapa hari lagi, maka dari itu mereka harus terus berlatih. Naja menoleh pada Naya yang terlihat cemas, membuat Naja menghela napasnya pelan.
"Laptop lo mana?" Tanya Naja, Naya terdiam sejenak lalu menunjuk meja belajarnya.
"Di sana."
Naja langsung mengambil laptop Naya dan kembali duduk di samping gadis itu.
"Kak Naja gak pulang? Bukannya mau—"
"Gue latihan di sini aja. Lagian lo keliatannya kayak gamau di tinggal sama gue," sela Naja cuek lalu mulai membuka laptop Naya. Naya tersenyum tipis lalu memandangi Naja dari samping.
Tiba-tiba saja Naya teringat soal tadi sore saat ia bermain ke rumah saudara Adam, dan Adam bilang tante Selly itu sahabat tantenya? Demi apapun Naya tidak percaya, haruskah Naya menjauhi Adam? Tapi Adam kan tidak tahu apa-apa.
Tak lama bibi datang membawakan obat untuk Naya, Naya tersenyum lalu segera mengubah posisinya menjadi duduk dan bibi menyodorkan segelas air setelah Naya menelan obatnya.
Naja sedari tadi hanya memandangi Naya, namun Naja dalam hati bertanya-tanya obat apa yang gadis itu minum.
"Hm den, saya boleh minta tolong nggak?" Tanya bibi membuat Naja mengalihkan pandangannya dari laptopnya.
"Iya ada apa, Bi?" Tanya Naja sopan.
"Bibi gatau harus apa, ta-tapi anak bibi sakit, jadi saya minta tolong jagain nona Naya, dari kemarin saya nggak tega ninggalin anak saya begitupun ninggalin non Naya." Naya melotot.
"Ish bibi, kan Naya bilang nggak papa, Naya biasa sendiri kok."
"Ta-tapi bibi gabisa ninggalin non sendiri."
Naja terdiam sejenak.
"Iya gapapa, bibi bawa anaknya ke rumah sakit. Naya biar saya yang jaga."
"Astaga saya gatau harus apa lagi selain berterima kasih. Makasih banyak Den," ucap bibi sedih, Naja tersenyum tipis.
"Gapapa, Bi."
"Baik, Den, Non, saya pulang dulu." Setelah saya bawa anak saya ke rumah sakit, saya bakal segera pulang lagi." Naya mengangguk begitupun Naja. Sepeninggalan bibi membuat Naya menghela napasnya.
"Astaga padahal dari kemarin dia izin, tapi Naya bilang pulang aja, eh bibinya gamau," ujar Naya seraya menghela napasnya lagi. Naja menoleh.
"Emang cewek kayak lo bisa di tinggal? Gak kan?"
"Naya biasa sendiri tau!"
"Hmm." Naja tidak mempedulikan Naya, tangannya sibuk memainkan keyboardnya dengan sangat lincah dan cepat, Naya mengernyit bingung.
"Kak Naja jago banget ya." Naja masih fokus tanpa menjawab Naya.
"Coba Nilith sejago Silentkiller, nama Nilith keknya paling atas deh."

KAMU SEDANG MEMBACA
SILENTKILLER (Naja Mahatma)
Teen Fiction(Sudah di terbitkan oleh penerbit Loveable.redaksi) FOLLOW DULU SEBELUM BACA || TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) (SETELAH TAMAT AKAN DI HAPUS) -Bukan cerita thriller- - PRE ORDER DI MULAI TANGGAL 29 DESEMBER- Awal mula...