The Wager
SEKAI! HUNKAI!
YAOI
Typo? Ya maap, gk sengaja..
Selamat membacaa
"Aku pulang~"
"Jongin."
"A-ayah? Ayah pulang?" Jongin menjadi ragu apakah ia harus mendatagi ayahnya yang sedang duduk santai di sofa, atau melanjutkan langkahnya lelewati ruang tengah untuk naik menuju kamarnya.
"Bisa duduk dulu?"
Jongin menurut karena ia dididik untuk tidak membantah ucapan orang tua. Ia pikir ayahnya masih sibuk di kantor seperti hari biasa dan akan pulang saat waktu makan malam tiba.
"Apa ada cerita hari ini?"
"..Tidak ada, ayah." Jongin tahu sepertinya ia tidak bisa berbohong atau mengarang sedikitpun kepada kepala keluarga di mansion besar ini.
"Lalu apa yang kau lakukan di tengah lapangan dengan pria yang satunya? Siapa dia? Kenapa kalian jadi tontonan? Ayah tidak melihat kau sedang menari untuk ditonton."
"Itu.."
"Kau pasti tahu kalau ayah tahu tentang ceritamu di sekolah. Tapi ayah ingin mendengarnya langsung dari bibir anak ayah. Jadi.. Ada apa, Jongin?"
Pria paruh baya yang sedang menatap ini adalah ayahnya, kepala keluarga Kim, tuan Kim, dan lebih jelasnya lagi adalah pemilik sekolah yang tadi siang ia tabrak. Jongin melepas kacamatanya yang sama sekali tidak berfungsi untuk memperjelas pandangan, karena mata Jongin memang normal, menyugar rambutnya ke belakang hingga tatanan rapi yang ia tampilkan menjadi hilang. Jongin hanya tidak ingin menunjukkan siapa dia sebenarnya, karena ia ingin mendapatkan teman yang benar-benar tulus tanpa memandang siapa Jongin dan dari ekonomi seperti apa. Meskipun ia anak pemilik sekolah, Jongin tetap mengikuti ospek walau besoknya ia dipaksa untuk tidak hadir oleh sang ayah. Tapi dari sana ia bisa mendapatkan teman yang tulus seperti Baekhyun. Rasa khawatir yang ditunjukkan karena tidak mengikuti orientasi siswa di hari kedua dan ketiga.
Jongin menceritakan semuanya tanpa ada yang kurang dan tidak dilebihkan. Sesuai dengan apa yang ia alami. Dari Sehun yang menembaknya dengan bunga dan terlihat sangat romantis, lima bulan menjalin hubungan, hingga siang hari ia diputuskan dengan kurang ajarnya karena teruhan. Meski begitu Jongin bercerita tidak pernah menyebutkan nama Sehun. Benar-benar menjaga nama baiknya walau sudah dipermainkan.
"Oh Sehun."
"A-ayah tahu?"
Anggukan Jongin dapatkan.
"Tidak. Jongin tidak apa-apa, ayah. Jongin baik-baik saja. Lihat! Mata Jongin tidak bengkak seperti habis menangis. Jongin memang tidak pernah menganggap serius hubungan kami. Tapi Jongin memang kaget saja saat Sehun mengatakan Jongin jadi bahan taruhan. Serius! Jongin tidak apa-apa, ayah."
"Dengar, Jongin. Ayah mana yang rela anaknya disakitin, tentu tidak ada. Ayah-"
"Jongin mohon, ayah." Jongin bangun dan kini duduk di karpet bulu bersandarkan paha ayahnya. "Biar Jongin saja yang membalas. Ayah jangan ikut campur, oke?"
"Memang kamu bisa?" Karena ayah Kim tahu. Hati anaknya sangat lembut dan penuh kasih sayang.
"Tentu dengan cara Jongin sendiri. Lagi pula Jongin tidak rela dipermainkan seperti ini, ayah. Ayah tahu, Jongin sangat malu. Tadi rasanya ingin Jongin tunjukkan saja siapa Jongin biar mereka menyesal, tapi Jongin urungkan. Yang ada mereka mendekat rebutan ingin jadi teman Jongin hanya untuk bisa dibelikan barang secara gratis. Hanya Baekhyun yang boleh merasakan traktiran Jongin, tidak dengan teman yang lain. Tapi ayah tahu? Jongin sedikit senang. Setidaknya harga Jongin mahal dengan mobil milik Jongin di bagasi, satu unit apartemen yang Jongin tahu milik Kris itu sangat mahal, lalu jam tangan yang Jongin lihat juga sangat mahal. Apa Jongin memang semahal itu, ayah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAGER [COMPLETED]
FanfictionJongin yang merupakan siswa berkacamata dengan wajah manisnya ternyata hanya menjadi bahan taruhan bagi salah satu siswa lain bernama Sehun