Waktu terus berlalu. Terhitung sudah 3 bulan terlewati, dimana Sehun yang berusaha mendekati Jongin berbuah keberhasilan. Jongin yang seminggu awal menolak dan tidak menggubrisnya sama sekali kini terlihat begitu perhatian. Tentu saja Sehun senang.
Saat ini ia sedang melihat pembangunan proyek gedung apartemen yang tidak terlalu jauh dari hotel milik Jongin. Alasan utamanya memang hanya untuk melihat bagaimana kinerja para pekerjanya, namun saat ia melihat siluet Jongin membuat langkah kakinya mengikuti sang pujaan.
"Jongin. Hei."
Jongin berbalik, saat lengannya ditarik paksa membuat langkahnya terhenti, menatap tanya Sehun. "Sehun? Ada apa?"
"Tidak, hehehehe.." Melepaskan genggaman tangannya, mengusap tengkuknya tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Jongin yang berdiri di hadapannya membuat Sehun tidak bisa mengalihkan pandangan. Satu bulan kesibukannya selama mengurus perusahaan cabang di luar negeri membuatnya tidak bertemu Jongin. Dan setelah bertemu sekarang ini ia menatap penampilan Jongin yang berubah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau cantik."
"Aku pria!" Jongin berdecak kesal mendengar pujian Sehun. Ia sengaja ke salon meminta potongan rambut undercut, mewarnainya blonde agar ia terlihat seperti pria jantan. Kenapa masih saja dibilang cantik.
"Mau makan siang bersama?"
Jongin melihat arloji yang melingkari tangannya, menampilkan jarum jam masih berada di angka sebelas. "Entahlah."
"Baiklah, satu jam lagi aku akan menjemputmu kemari. Sayangnya aku harus mengurus bangunan itu dulu. Bye, bebe."
"Entahlah, Sehun. Itu artinya aku tidak tahu." Menjelaskan dari jawaban pertamanya. Jika Sehun bermaksud ingin membayarkan makan siang maka jawaban Jongin tentu saja iya, tidak mungkin menolak yang gratis.
"Meskipun tidak aku tetap akan menjemputmu disini. Bye, sayang."
"Sayang sayang kepalamu!" Jongin memilih kembali memasuki hotelnya, melihat dan memantau cara kerja para karyawannya.
Ia tidak terlihat seperti seorang yang memliki hotel tempat ia masuki saat ini. Justru terlihat seperti pengunjung, dan karena itulah ada satu pria mendekatinya.
"Hai. Sendiri saja? Ayo ke kamarku saja, kita menikmati waktu bersama."
"Sudah tua, masih saja mesum. Kalau rupa seperti Sehun mungkin akan aku pertimbangkan." Berbisik sendiri tidak memperdulikan pria tua yang terlihat seperti mengejar langkahnya. "LUCAS!"