The Wager
SEKAI! HUNKAI!
YAOI
Typo? Ya maap, gk sengaja..
Selamat membacaa
Dua minggu berlalu, tapi Sehun belum juga berhasil membeli pulau yang diinginkan Jongin membuatnya berteriak frustasi. Ingin membeli pulau pribadi yang lain tapi sudah bukan berada di provinsi gyeonggi-do, dan Jongin tidak mau. Si manis bersikeras hanya ingin pulau yang ditunjukk, tidak dengan yang lain. Namun yang jadi masalah adalah si pemilik pulau sudah menjualnya lebih dulu pada orang lain.
Saat ini Sehun sedang berada di perumahan gangnam, tempat si pemilik pulau tinggal. Ia tidak akan menyerah dan terus berusaja membujuk si pemilik pulau untuk menarik kembali dan menjualnya pada Sehun.
"Maafkan saya, tuan. Tapi klien kami sudah membelinya satu menit lebih dulu sebelum anda, tuan."
Sehun sungguh kesal. Hanya terlambat 60 detik ia sudah tidak bisa mendapatkan pulau impian Jongin.
"Saya akan membelinya secara cash." Sehun mencoba menawarkan dengan memperlihatkan isi saldo ATMnya dari aplikasi perbankan. Yang ia tahu seseorang yang lebih dulu membeli pulau masih memberikan uang muka.
"Tidak bisa, tuan. Saya tetap berkomotmen pada klien saya untuk tidak menjualkannya pada orang lain."
"Saya akan menambahkan lima juta won dari harga jual." Sehun masih tidak ingin menyerah.
Keterdiaman si pemilik membuat Sehun tersenyum dalam hati, berharap ia akan mendapatkan jawaban yang memuaskan.
"Maafkan saya, tuan."
Sehun berdecak malas. Hanya pulau ini satu-satunya untuk ia bisa mendapatkan Jongin kembali, dan waktu empat belas harinya terhambat. Untuk masalah pembangunan vila dan dermaga masalah gampang. Tapi kalau tempatnya tidak ada apa yang bisa ia bangun.
"Kalau begitu sepuluh juta won."
Satu panggilan masuk dari ponsel di pemilik pulau membuat Sehun mendesah malas karena jawabannya tertunda. Satu menit menunggu membuatnya ingin mengumpati si penelpon karena waktu 5 bulannya terus berjalan.
"Baik, tuan." Panggilan berakhir.
"Bagaimana?" Sehun sungguh tidak sabar ingin mendengar jawaban, dan berharap bahwa pemilik pulau setuju dengan harga yang ia tawarkan.
"Begini, tuan. Barusan yang menghubungi saya adalah klien saya, katanya dia ingin anda memberi waktu satu hari untuk memikirkan apakah ia akan meberikannya pada anda atau tetap untuk tidak menjualnya."
"Kalau begitu berikan saja nomor ponselnya, akan saya hubungi langsung." Waktunya benar-benar tersita hanya untuk pulau, dan Sehun kesal.
Katanya ingin meminta waktu satu hari? Lalu setelahnya memberi jawaban untuk tidak menjualkannya. Lalu Sehun masih berusaha membujuk demi pulau. Menawarkan lagi dengan penambahan harga, setelahnya meminta lagi waktu untuk memikirkan, kembali lagi dengan jawaban untuk tidak menjual. Kalau begini terus kapan ia bisa mendapatkan dan membangun vila disana.
"Sekali lagi maafkan saya, tuan. Beliau tidak ingin nomornya untuk diberikan pada orang lain."
SIAL. Mengumpati siapa saja, termasuk si pembeli pulau hanya hanya memberi uang muka. "Baiklah, satu hari. Saya tunggu jawabannya besok." Sehun berdiri untuk melangkah keluar meninggalkan rumah si pemilik pulau.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAGER [COMPLETED]
FanfictionJongin yang merupakan siswa berkacamata dengan wajah manisnya ternyata hanya menjadi bahan taruhan bagi salah satu siswa lain bernama Sehun