The Wager
SEKAI! HUNKAI!
YAOI
Typo? Ya maap, gk sengaja..
Selamat membacaa
"Beruntung aku tidak ikut dalam pembullyan Jongin waktu itu."
Yang lain mengangguk menyetujui ucapan teman mereka. Diantara para pembully, memang setengah dari angkatan mereka tidak ingin ikut campur dalam hal perundungan pada siswa nerd khususnya Jongin.
"Melihatnya dengan pakaian biasa seperti itu saja sudah menggemaskan."
"Kau benar. Meskipun sudah tujuh tahun berlalu Jongin justru terlihat jadi lebih muda. Bahkan sekarang ini masih seperti seorang remaja belasan tahun."
Atensi mereka terfokuskan pada si pengundang pesta yang sedang mengemut ice cream di tangannya. Disaat yang lain memilih sajian ice cream di dalam mangkuk kecil dengan sendok yang hanya tinggal menyuapkan ke dalam mulut, Jongin sendiri memilih ice cream dengan cone berwarna hitam dan memakannya dengan lahap.
"Beruntung sekali Baekhyun. Aku sungguh ingin mencubit pipinya."
"Jangan sembarangan berucap! Kau sudah menikah, nona. Ah maksudku nyonya. Jangan mencoba genit dengan pria lain."
"Aku tidak. Aku hanya merasa gemas dengan Jongin. Lagipula semua orang juga tahu dia di pihak bawah. Kalaupun aku belum menikah, aku tidak yakin dia bisa bersikap jantan. Maksudku bisa saja aku yang khilaf dan menerjangnya lebih dulu."
Lagi-lagi sekumpulan dari mereka mengangguk menyetujui salah satu ucapan temannya. Jongin tidak terlihat seperti pria jantan, justru seperti seseorang yang harus dilindungi.
Sedangkan yang menjadi objek pembahasan merasa kesal karena terus diganggu oleh sang kakak. Junmyeon terus saja menggombali Jongin dengan kata-katanya. Bukan sesuatu yang romantis, tapi hal yang menyebalkan bagi Jongin.
"Kata ayah mantan kamu juga ikut datang kesini. Siapa?"
"Tidak ada, hyung. Ayah bohong."
"Tidak mungkin ayah bohong. Katakan pada hyung. Ah atau ada seseorang yang kamu sukai di angkatan kamu? Ayo kenalkan. Apa dia tampan?"
"Hyung pergi saja sana dengan ayah dan ibu. Jangan ganggu Jongin." Sekarang Jongin sudah mulai terlihat kesal, dengan kaki yang ia hentakkan beberapa kali dan bibir yang cemberut.
"Uuughhh.. gemasnya adik hyung ini." Menarik kedua pipi Jongin sedikit kuat membuat korbannya merasa sakit dan semakin kesal. "Baekhyun sudah punya pacar loh. Kamu tidak mungkin jadi obat nyamuk terus 'kan selama ikut jalan-jalan dengan mereka?"
"Hyung pergi sana." Jongin membalikkan tubuh Junmyeon, mendorong punggung kakaknya hingga keluar dari acara pesta dan masuk ke dalam hotel.
Selama interaksi kakak dan adik berlangsung, Sehun tidak pernah berhenti menatap teman seangkatannya yang mengundang membuat acara alumni ini menjadi meriah. Kedua sudut bibirnya sedikit terangkat melihat bagaimana ekspresi kesal yang Jongin keluarkan pada sang kakak. Hanya sedikit, hingga tidak ada yang menyadari bahwa ia tersenyum melihat tingkah Jongin.
Kakinya melangkah lebar menghampiri Jongin yang berada di pintu rooftop setelah berhasil mengusir sang kakak. Dalam hati ia tersenyum membayangkan bagaimana Jongin yang akan malu-malu saat ia datangi.
"Hai."
Jongin terdiam beberapa saat, menatap Sehun tanya merasa bingung dengan kedatangan pria pucat di hadapannya, dan selanjutnya memilih tidak peduli meninggalkan Sehun untuk menyusul Baekhyun yang duduk santai di mini bar.
"Sial!"
Sehun tidak menyerah begitu saja. Ingin menghampiri kembali Jongin, tapi ada Baekhyun. Ia masih ingin hidup aman. Pawang Jongin begitu mengerikan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sebagian tamu undangan memilih pulang. Ada yang merasa lelah, ada yang sudah mengantuk, ada yang mabuk dan memilih menginap di hotel, dan ada pula yang sudah menikah dan harus ingat waktu pulang.
"Oh! Hai yang mengaku jadi anaknya tuan Kim. Kenapa masih disini? Aku pikir kau sudah pulang dengan yang lainnya."
"Baek.." Jongin berbisik di telinga sahabatnya karena merasa sedikit kasihan dengan Sejeong yang sepertinya akan menjadi korban mulut pedasnya Baekhyun.
"Oh aku tahu! Kau belum puas menikmati acara ini, bukan? Tentu saja. Orang sepertimu tidak akan puas sebelum lambungmu terisi penuh dengan 'makanan gratis' dari sajian 'hotel milik Jongin'. Aku benar?"
Sisa tamu undangan yang belum pulang menatap Baekhyun dan Sejeong menjadi tontonan. Mereka baru tersadar jika selama sekolah dulu ada berita jika Sejeong adalah anak tuan Kim, dan ternyata hanya imajinasi dari wanita tersebut.
"Baek, jangan seperti itu."
"Kau! Kau yang terlihat paling membenci Jongin karena kau bilang sahabatku ini yang merebut Sehun-mu." Baekhyun mendekat, tidak mengindahkan ucapan Jongin padanya. "Perlu kau tahu satu hal, nona."
Semua diam menunggu ucapan yang akan keluar dair bibir tipis Baekhyun selanjutnya.
"Bahwa Sehun, pria brengsek itu sendiri yang berusaha mendapatkan Jongin untuk menjadi kekasihnya hanya demi barang taruhan yang begitu murah bagi Jongin sendiri. Apa kau tidak menyadarinya? Selama lima bulan mereka menjadi kekasih juga Sehun sendiri yang menempeli Jongin seperti 'benalu'."
Semua yang melihat dan mendengar mengangguk menyetujui setelah mereka mengingat tentang bagaimana kisah Sehun dan Jongin dulu.
"Dan kau! Dengan tidak tahu dirinya menjadikan Jongin sebagai bahan bulianmu. Artinya secara tidak langsung kau merasa kalah bahkan saat Jongin hanya berdiam diri. Setelahnya percaya diri menunjukkan sebagai anak pemilik sekolah di depan Jongin sendiri. Kalau aku sejak naiknya Jongin ke panggung beberapa jam lalu lebih baik memilih pulang menyelamatkan wajahku. Bukannya masih disini memperlihatkannya di depan teman-teman hanya untuk dipermalukan."
Jongin tidak bisa berbuat apapun lagi. Ia memilih diam duduk di kursi tinggi dan meminum soda yang disajikan. Jongin memilih aman untuk tidak meminum alkohol walau dengan kadar rendah sekalipun.
"Kau! Aku membencimu, Byun!"
"KAU PIKIR AKU MENYUKAIMU? AKU JUSTRU LEBIH MEMBENCIMU!" Balas berteriak karena Sejeong sudah melangkah jauh meninggalkan acara dan tergesa untuk pulang. "Hahahahahaa.." Merasa puas mengusir dan mempermalukan sumber masalah.
Sehun mengurungkan niatnya saat mencoba untuk mendekati Jongin ketika melihat kelakuan Baekhyun. Ia tidak mau ikut jadi sasaran Baekhyun dan bisa saja ia ketahuan dengan sikap brengseknya pada keluarga Jongin. Bisa gagal untuk mendekati anak keluarga Kim nanti.
Selama sisa pesta berlangsung Sehun hanya bisa menatap Jongin dalam diam. Memperhatikan targetnya tanpa bisa mendekat. Pesta terus berlangsung hingga waktu menunjukkan pukul 2 malam. Jongin masuk ke kamar hotelnya diikuti Baekhyun dan mereka tidur bersama hingga siang menjelang.
Chapter ini pendek, gk nyampe seribuan words
Harap bersabar menunggu kebucinan Sehun

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAGER [COMPLETED]
Fiksi PenggemarJongin yang merupakan siswa berkacamata dengan wajah manisnya ternyata hanya menjadi bahan taruhan bagi salah satu siswa lain bernama Sehun