The Wager
SEKAI! HUNKAI!
YAOI
Typo? Ya maap, gk sengaja..
Selamat membacaa
"Kau mau membawaku kemana, Sehun?"
Masih menjadi misteri. Dari perjalanan mereka selama 30 menit Jongin terus bertanya kemana Sehun akan membawanya, namun tidak ada balasan.
Kini tibalah mereka di pusat perbelanjaan ritel furnitur multinasional. Perusahaan besar yang memasaarkan produk khusus untuk perlengkapan perabot rumah tangga.
"Kenapa membawaku kesini?"
"Kita mau menikah. Dalam sebuah rumah tentu harus diisi perlengkapan."
"Memangnya aku mau menikah denganmu?"
Gerakan Sehun terhenti mendengar ucapan Jongin. Sedikit sakit hati mendengar ucapan Jongin. Sudah susah-susah mengabulkan keinginan sang pujaan hingga ia stress karena pulau beberapa bulan lalu, masa iya akhirnya tetap ditolak juga. Apa Sehun sangat jahat dulu hingga Jongin masih tidak mau menerimanya.
"Sudah, jangan sedih seperti itu. Ayo masuk."
BRAK!
Jongin sudah menutup pintu mobil sedikit kencang membuat Sehun terkejut dan tersadar ia hanya sendiri di dalam mobil.
Rencana awal ingin berkunjung melihat seminar yang diadakan di hotel milik Jongin kini justru menarik si manis untuk belanja kebutuhan rumah tangga dan melupakan niat awalnya.
Keduanya melangkah memasuki pusat perbelanjaan tersebut. Jongin bahkan mendahului Sehun, meninggalkan pria yang mengajaknya kini di belakang mengikutinya.
Di pintu masuk utama sudah disambut dengan display sofa. Jongin melangkah mendekat melihat-lihat yang sekiranya menarik.
"Sehun, kau mengajakku kesini tidak hanya untuk window shopping, bukan?"
"Pilih apapun yang menarik untukmu."
"Serius?! Baiknya~" Jongin mendekat dan memberikan pelukan pada Sehun. Hanya ungkapan terima kasih dan mungkin permintaan maaf karena harga jual yang ia pilih tidak mungkin yang termurah dan akan lebih dari satu.
Sehun yang mendapat pelukan mendadak dari Jongin justru tersenyum merasa bahagia.
Selama empat jam berkeliling membuat kaki Sehun merasa pegal. Ia bersyukur karena waktunya untuk membayar semua yang Jongin inginkan.
Bayangkan selama 240 menit ia berkeliling menemani Jongin yang tidak ada lelahnya. Senyuman terus melekat di bibir Jongin, mencoba semua furnitur yang sekiranya cocok untuk diambil. Sehun bahkan disetiap display yang dipamerkan mencoba menyempatkan diri untuk beristirahat.
Selesai dengan bayaran kini keduanya memilih untuk makan siang, masih di tempat yang sama.
"Jongin?"
"Hm?" Yang dipanggil hanya bergumam membalas panggilan Sehun. Jongin terlalu asyik dengan menu pilihan yang disajikan di hadapan mereka.
"Apa kau mencintaiku?" Sehun mencoba bertanya memastikan jawaban Jongin. Sayang jika ia ditolak saat taruhan yang Jongin inginkan telah selesai.
"Pilih saja makananmu dulu, Sehun. Nanti kita bahas." Jongin sungguh lapar setelah berkeliling tadi. Lebih utama adalah perutnya harus terisi karena cacing peliharaan di perutnya sudah gelisah minta diberi makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAGER [COMPLETED]
أدب الهواةJongin yang merupakan siswa berkacamata dengan wajah manisnya ternyata hanya menjadi bahan taruhan bagi salah satu siswa lain bernama Sehun