Waktu ketika hatimu hancur berkeping-keping
Aku tanpa arah meraih tanganmu
Sakit meski hanya melihatmu, hatiku terlalu sakit
Kau berharga dan tak tergantikan, bukan kenangan kita
Tapi itulah cintaku, orang yang membuatku tertawa adalah kau
Kau menjauh ketika tidak bisa menjangkaumu
Bisakah kita kembali?
Hatiku yang merindukanmu mengatakan padamu untuk datang
Cinta yang datang dengan hangat
Hati berdebar ini
Memelukmu erat, biarkan tetap seperti ini untuk sementara
Kau yang selalu di sampingku
Aku menyimpanmu seperti hadiah yang berharga
Kau keberuntunganku
Aku melihatmu, aku melihat kenangan kita yang tertelan
Satu hal yang tidak dapat disembunyikan
Seseorang yang menungguku
Aku memelukmu, aku berdebar ketika aku menemukanmu lagi
Sekarang aku akan mengumpulkan semua kebahagiaanku untuk memberikannya kepadamu
Aku mencintaimu seperti hujan yang jernih
Seseorang yang membuatku menarik napas dan seseorang yang ingin ku genggam
Seperti mimpi, seperti sekarang, seperti ini_KYUHYUN "THE DAY WE FELT THE DISTANCE"_
**********
Bora dengan kedua tangan yang cekatan merapikan barang barang yang akan Hyeyoon butuhkan untuk dimasukkan kedalam sebuah tas jinjing berwarna biru. Bora menarik nafas beratnya dengan keputusan yang dibuat oleh adiknya. Dengan perasaan berat Bora membalikkan tubuhnya untuk melihat Hyeyoon yang tengah terduduk diatas ranjang rumah sakit dengan kedua mata yang memandang taman rumah sakit. Ya... Keduanya masih berada dirumah sakit dengan Bora yang tengah mempersiapkan segala keperluan Hyeyoon. Bukan untuk kepulangan gadis itu dari rumah sakit, melainkan keputusan Hyeyoon dan keinginan gadis itu yang ingin pergi untuk beberapa hari ke Busan.
"Hyeyoonie" panggilnya.
Hyeyoon mengalihkan pandangannya dari taman untuk melihat Bora yang menatapnya dengan wajah khawatir seorang kakak pada adiknya. Hyeyoon menatap lekat wajah Bora dengan senyum kecil dibibirnya.
Wajah pucat itu terlihat jauh lebih ceria dibandingkan dengan beberapa hari yang lalu. Hari ini, setelah ia terbangun dari tidurnya Seokwoo menepati janjinya pada gadis itu. Entah apa yang membuat pria itu mempercepat kepergiaan keduanya ke Busan. Tapi memang inilah yang ia tunggu dan begitu ia harapkan. Menghabiskan akhir musim gugur bersama dengan pria itu di Busan.
"Kau yakin akan pergi ? Apa tidak bisa kau menundanya hingga kau benar-benar pulih ?"
"Aku baik-baik saja eonni. Kau lihat jika sekarang aku jauh lebih baik bukan ?" Jawab Hyeyoon dengan senyuman kecil diwajah pucatnya.
"Eonni ... Kau mau membantuku untuk memakaikan make up ini ? Aku tidak butuh bedak. Tapi aku butuh blush on dan pewarna bibir itu. Aku tidak ingin terlihat seperti orang sakit ketika berjalan dengannya" Hyeyoon meraih cermin kecil yang berada tepat disamping tubuhnya dan melihat pantulan wajahnya dari cermin tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LATE REGRET
Fanficwanita itu berharap ingin seperti daun maple yang melambangkan suatu keajaiban. iya dia ingin memiliki keajaiban di hidupnya. dia tidak ingin takdir mempermainkannya. "Bukankah hidup terlihat seperti mempermainkanku ?" "apa yang harus ku pilih ? tet...