Aku pikir aku akan bahagia saat menerima untuk menjadi istrimu, dan aku mengira bahwa hatimu hanya ada aku tapi ternyata kau masih menyimpan rasa dengan mantanmu itu, maafkan aku jika aku meninggalkan mu. Aku tidak bisa menepati janjiku. ~ Im Yoona
...
Siwon terbangun dari tidurnya dan menatap wanita yang paling ia cintai. Siwon sangat berterima kasih kepada Tuhan karena di pertemukan kembali dengan istrinya. Tanpa di ketahui selama lima tahun berpisah ternyata mereka masih terikat hubungan sepasang suami istri.
Siwon tersenyum saat melihat bercap darah di spray dan juga paha Yoona.
"Terima kasih sayang, kamu masih menjaga kehormatan mu" bisik Siwon sambil mengecup kening Yoona
"Eughh---oppa,,,"
Yoona terbangun saat Siwon mengecup keningnya berkali kali.
"Sayang tidurlah lagi, maafkan oppa karena telah mengganggu tidur mu"
"Aniya oppa, ini sudah pagi"
"Tidur lagi yeobo a" Siwon memeluk tubuh Yoona sambil meletakkan kepala Yoona di dadanya.
"Tapi oppa,,,"
"Biarkan seperti ini sayang"
"Awww,,,"
"Kenapa sayang?"
"Sakit,,,"
Yoona masih merasa perih di daerah selangkangannya.
"Maafkan oppa sayang, oppa sangat semangat semalam"
"Gwenchana oppa. Apakah oppa puas?"
Siwon mengangguk
"Bagaimana tidak, oppa melakukanya sampai lim kali"
"Yak,,,"
Yoona tertawa melihat wajah kesal suaminya.
"Jika oppa belum merasa puas katakan padaku karena aku harus melayani suamiku ini"
"Tidak mengapa Yoong, oppa tahu kamu juga lelah, melihatmu masih seperti perawan saja oppa sudah puas"
"Mengapa?"
"Karena hanya oppa yang bisa menikmati tubuhmu"
"Mesum,,"
"Sayang, nanti malam kita akan melakukanya lagi"
"Hmm,,,"
"Ne, please"
Siwon membuat wajah imutnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yak oppa, mengapa kamu imut sekali eoh?"
"Oppa memang imut sayang"
"Aish,,,"
"Yoong, oppa ingin mengatakan sesuatu padamu"
"Apa itu oppa?"
"Berjanjilah pada oppa untuk tidak meninggalkan oppa lagi?"
Siwon menggenggam tangan Yoona dan sesekali mencium puncak tangannya itu.
"Ne oppa, aku berjanji"
"Jika salah satu di antara kita ada kesalahan, kita harus membicarakan nya secara kepala dingin, jangan terlalu percaya apa yang di katakan oleh orang lain"
