Bagian 21 (Rencana Aldi untuk Isyah dihari ulang tahun)

3K 89 0
                                    

Kebetulan hari ini aku ada janji sama Ani, jadi aku agak cepat nyampe disekolah.

"Belajar yang baik ya!"

Isyah menyalim tangan Dika dan kemudian turun dari mobil.

"Woi ... udah lama ya?" Ani datang dan mengagetkan Isyah.

"Belum. Baru aja nyampe."

"Yaudah yok."

Isyah dan Ani pergi menuju ruangan kelasnya. Sebenarnya janji antara Isyah dan Ani adalah hanya untuk mengerjakan tugas kimia. Karena ada banyak tugas yang diberi Pak Dika. Padahal semalam Isyah gak sempat mengerjakannya karena ketiduran. Jadi Isyah minta tolong pada Ani untuk memberikan jawabannya.😂😂

"Isyah, kamu lihat deh. Kok orang-orang pada lihat mading ya?"

"Gak tau."

"Kita lihat bentar yok!" Ani menarik tangan Isyah.

"Jangan. Ini kan antara hidup dan mati. Kamu tau kan tugas aku belum siap."

"Mudah ahk, nanti aku bantu catat."

"Tapi ...."

"Ayok gak ada tapi-tapi."

***

"Permisi, boleh lewat bentar ya." Ani dan Isyah melewati gerumunan siswa-siswi tersebut.

"Wahhh ... kamu tau ngak. Inikan impian kita berdua Isyah." Ani tersenyum senang sambil menepuk pipi Isyah yang lagi memelas dan hanya tertunduk kebawah.

"Puncak loh ...." teriak Ani.

"Apa ... apa?" kaget Isyah. "Apa aku gak salah dengar puncak. Geser-geser aku mau lihat." Isyah ikut histeris melihat mading yang isinya petualangan  ke puncak.

"Kamu sesenang itu ya ingin kepuncak?" tanya Isyah.

"Iya dong. Ini kan impian kita berdua. Pokoknya kamu harus ikut. Soalnya disana kita akan mendaki, memasak-masak, menyusuri segala yang ada disana dan masiiiihhhhh banyak lagi. Apalagi nanti pas ada permainannya. Pasti bakalan seru." ucap Ani sambil meloncat-loncat, menari dan berputar-putar disamping Isyah.

"Biasa aja kali. Entar kamu pusing loh hanya karena berputar-putar." ujar Isyah.

"Iya sih, emang udah pusing sedikit." senyum Ani.

"An, tapi aku gak yakin deh bisa ikut."

"Lah, kenapa? Jangan bilang gara-gara Pak Dika."

Isyah menunduk tanda benar yang dikatakan Ani.

"Tuh kan. Betul dugaan aku." Ani ikut cemberut dan meletakkan tasnya dikursi.

"Kamu ingat ngak?"

"Apa?"

"Kamu kan tadi udah janji buat mau bantu aku aku menulis, jadi ..."

"Gak mau ahk. Aku udah terlanjur bete sama kamu." potong Ani sambil mengambil buku kimia dan langsung memberikannya pada Isyah.

"Kok gitu sih."
_________________________________________

"Yeah ... siap ternyata. Makasih ya Ani." Isyah memberikan bukunya pada Ani.

"Kamu masih marah sama aku. Ya ampun Ani ku sayang. Lagian juga kan masih ada kawan-kawan lain nanti yang bisa kau aja. Kamu juga tau kan posisi aku sekarang jadi seorang ... mmmmmmmmm."

Ani membekap mulut Isyah, karena Isyah hampir saja keceplosan. "Kamu gila ya. Kamu mau semua orang tau posisi kamu." bisik Ani dan kemudian menyentik kepala Isyah.

Dijodohkan dengan Guruku Sendiri (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang