Bagian 29 (Aldi menyatakan perasaannya)

2.5K 93 1
                                    

Cahaya terik matahari mengusik tidur kami dari celah-celah tenda. Pagi ini cuaca sangat indah. Apalagi ketika pagi, keindahan dipuncak sangat nampak indah.

Aku keluar dari tenda. Kuhirup udara segar sambil mengucapkan terimakasih kepada Tuhan atas berkat yang diberikannya kepada saya. Kurentangkan tanganku, kuelok-elokkan badanku kekiri dan kekanan.

Ups, pagi-pagi gini sudah ada aja yang mengganggu pemandangan. Dari kejauhan kulihat Pak Dika yang sedang duduk dan tertawa. Entah ap yang mereka berdua tertawakan. Dari pada lama-lama melihat mereka, aku memilih masuk kembali ketenda.

"Selamat ulang tahun."

Belum juga sepenuhnya aku masuk ketenda, teman sekelasku datang dan mengejutkanku. Aku menatap sekilas kearah Pak Dika. Ternyata mereka juga melihat kearah kami. Mungkin karna suara teman-temanku terlalu kuat saat mengejutkanku.

"Aisss, kalian sungguh mengejutkanku." ucap Isyah.

"Mari-mari, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga."
Teman-temanku menyanyikan sebuah lagu ulangtahun untukku. Tidak lupa juga aku membuat sebuah permohonan sebelum aku meniup lilinnya. Kulihat semuanya datang dan menyalamiku serta memberikan selamat padaku. Tak ketinggalan lagi, guru-guru juga ikut datang. Dan yang paling mendebarkan adalah, dimana saat giliran Pak Dika memberi selamat padaku. Entar kenapa suasana semalam sangat beda dengan suasana sekarang. Aku bahkan sangat gugup menerima tangan Pak Dika.

Pak Dika menaikkan alisnya dan tertunduk melihat wajahku. "Apa kamu ingin tangan bapak pegal?"

Semua siswa terdiam. Mungkin mereka heran, saat melihatku terdiam tanpa menerima jabatan tangan Pak Dika.

"Ehk, ma_af, Pak." Aku menerima tangan Pak Dika. Tapi rasanya aku ingin melompat-melompat.

"Selamat ulangtahun." ucapnya kuat.
Kemudian Pak Dika mendekat kearahku hingga membuatku tambah gemetaran.
"Istriku tersayang." bisiknya sangat pelan tapi sangat terdengar olehku.

"Okay, karena semuanya sudah terucapkan. Maka dari situ, semuanya bubar dan bergegas. Kita akan melanjutkan kegiatan lainnya."
____________________________________

Kali ini Ketos memimpin jalannya kegiatan dan akan dipantau oleh Pak Dika dan Bu Wati. Kini kelompok diubah lagi menjadi 5 orang per kelompok. Masih dengan orang yang sama, Ani, Aldi dan Aisyah masih tetap satu kelompok. Hanya saya mereka ditambahkan 2 orang lagi hingga menjadi 5 orang sesuai aturan.

"Hari ini kita akan menjelajah hutan dan disana sudah ada bendera yang kami pasanh tiap jalan. Bapak ingin kalian menyusurinya sesuai arah bendera dan jangan sampai keliru. Tiap Osis akan memantau perjalanan tiap kelompok. Jadi disini Bapak akan memberikan sebuah hadiah, siapa yang kembali dengan cepat, maka akan ada hadiah tersebut."

Semua siswa berseru senang karena mendengar hadiah.

Dipimpin oleh tiap osis, semua kelompok kini telah menyusuru hutan. Disana mereka juga tidak hanya menyusuri saja, tetapi mengenal setiap apa yang ada didalam hutan.

Kring***
Belum juga kami jauh menjelajah, ponselku berdering. Yah, memang masih ada sinyal, walaupun satu titik dan kadang hilang juga.
[Hati-hati, kakak menunggumu ditempat Finish.]

Pesan singkat dari Pak Dika membuat Isyah semakin semangat untuk menyusuri hutan.

"Apa kalian takut?" ucap Aldi melerai keheningan.

"Nggak. Ngapain takut."

"Baguslah. Akukan nggak perlu lagi repot mengawasi kalian."

"Kak, apa masih jauh?"

Dijodohkan dengan Guruku Sendiri (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang