Aldi menganggukkan kepalanya.
"Apa?" Ani memukul meja makan hingga mengundang pandangan mata dari siswa yang ada dikantin itu.
"Ini tidak boleh terjadi. Pokoknya tidak boleh." hentak Ani lagi."Haaaa ...." Aldi melongo mendengar penuturan Ani. "Kamu kenapa?"
"Ha ... kamu bilang aku kenapa? Kamu gak tau aku ...." Ani yang menunjuk Aldi, kini menurunkan tangannya sambil memberikan senyumnya sekilas tanpa melanjutkan ucapannya.
"Kenapa? Apa yang gak boleh terjadi?" tanya Aldi balik.
"Mmm, mmm_m, haaa, maksudnya."
"Iya, kenapa?" tanya Aldi, karena melihat Ani sungguh gelagapan.
Ani mendekatkan wajahnya ke wajah Aldi, "Kamu kan mau mengungkapkan perasaan kamu sama Isyah, jadi ini tidak boleh terjadi. Jadi kita harus bisa membuat suasana yang sangat romantis. Pokoknya aku mendukungmu. Aku setuju." jelas Ani sambil memukul punggung Aldi kuat.
Dengan begitu saja, Ani langsung berbalik dan meninggalkan Aldi tanpa sepata kata apapun yang diucapkan.
"Ani." panggil Aldi.
"Iya."
"Kan kita belum siap makan."
"Aduh, iya aku lupa, Al. Aku harus mencari sensasi dulu. Kamu lanjut aja. Duluan ya."
"Aneh. Apa mungkin aku ada salah ucapkan kata, ya?" guman Aldi sambil memakan sisa makannya.
_________________________________________"Aissss ... bete-bete-bete." Ani menghempaskan tubuhnya ke kursi.
"Kamu kenapa? Baru nyampe udah bete aja." ucap Isyah.
"Hei, kamu kan teman aku."
"Terus kalau kamu teman aku, kamu mau bilang apa?"
"Apa udah ada laki-laki yang mengisi hati kamu?"
"Apaan sih, ngaco deh kamu. Ada-ada aja deh."
"Aku lagi gak becanda loh, Ana Aisyah!" Ani sedikit menekan nama Isyah.
"Tau ahk. Aku aja bingung lihat kamu baru nyampe tapi langsung nanya yang aneh-aneh. Apa ada yang mau mengisi hati kamu ya, atau kamu lagi putus cinta, atau ...."
"Banyak ngayal kamu." potong Ani.
"Hmmm ... yaudah deh. Toh kamu juga gak akan mau ngasih tau."
_________________________________________Terik matahari cukup panas. Seperti biasa Ani akan selalu pulang bersama Aldi. Dan aku akan pulang dengan Pak Dika. Tapi kalia ini, aku harus pulang sendiri dan naik taxsi. Karena Pak Dika masih belum siap rapat.
"Isyah, kamu kok kamu masih duduk disitu?" tanya Ani yang kebetulan mobil Aldi lewat.
"Iya nih. Mau nunggu taxsi."
"Bukannya kamu biasanya ada yang jemput?"
"Soalnya masih ada urusan. Jadi aku naik taxsi aja."
"Owh gitu ya. Yaudah ikut sama kita aja. Bolehkan kan, Aldi?" bujuk Ani.
"Tapikan kita masih ada urusan lain hari ini." sahut Aldi.
"Yaudah kita antar aja dulu Isyah. Kan kasian dia nunggu lama." ucap Ani.
"Gak usah deh. Ngerepotin. Lagian kalian kayaknya masih ada urusan lain. Jadi aku naik taxsi aja." jelas Isyah.
"Kami duluan ya Isyah." Ani menutup kaca mobil, kemudian Aldi menyetir dan kini mobil itu sudah berlalu dari hadapan Isyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan Guruku Sendiri (The End)
RomantizmSiapa yang tak tau takdir? Hanya Tuhanlah yang tau. Mungkin dulu kita sering memimpikan apa yang akan terjadi dimasa depan kita, apa akan sesuai dengan keinginan kita atau tidak. Pada cerita ini diperankan oleh Andika Pratama dan Ana Aisyah. Andika...