Bagian 19 (Sebuah Pelukan)

3K 112 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 19.30. Karena tidak ada kegiatan lagi, aku pergi kekamar. Aku menemukan Pak Dika yang sedang setia dengan laptopnya.

Aku mengambil posisi duduk disampingnya, "Bapak lagi ngerjain apa?"

"Ini ada tugas kantor. Gara-gara Ayah pigi keluar negeri, jadi tugas kantor dititip samaku."

"Perlu Isyah buatin teh?"

"Gak usah, cuman lihat kamu aja duduk disampingku sudah membuatmu kenyang, tanpa ada rasa haus ataupun lapar." senyum Dika.

"Hmmm ... Pak. Isyah boleh nanya gak?"

"Hmmm ...."

"Tapi jangan marah lagi ya."

"Iya, istriku sayang." ucap Dika begitu lihai sambil mendekatkan wajahnya kewajah Isyah kemudian mengecup dahi Isyah pelan.

"Janji." Isyah menggangkat jari kelingkingnya kepada Pak Dika.

"Iya, bilang saja."

"Kenapa Bapak bisa semarah itu pada Isyah."

"Kamu tau gak, Bapak itu paling gak suka dengan orang yang gak tepatin janji. Apalagi lari dari kesalahan."

"Terus jika Isyah seperti itu, apa yang harus Isyah lakukan supaya Bapak gak marah?"

"Intinya, jika ada kesalahan jangan diulangi lagi, belajar untuk merubah diri kearah yang lebih baik. Bapak tau kok, kamu orangnya baik dan penurut, hanya saja sifat itu belum menetap seutuhnya padamu." ucap Dika sambil mengelus rambut Isyah.

"Isyah minta maaf ya, Pak. Isyah gak mau Bapak lakuin seperti itu lagi sama Isyah." mohon Isyah.

"Mmmm ... gara-gara Istriku terus minta maaf, jadi aku gak akan maafin."

"Maaf." lirih Isyah lagi.

"Bapak maafin, tapi dengan satu syarat. Kamu mau ngakk?"

"Tapi jangan syarat yang aneh-aneh."

"Tentu dong."
"Kamu bisa ngak bedain posisi Bapak antara dirumah dan disekolah."

"Maksudnya?" ucap Isyah bingung.

"Uhhhh ... gemes deh nengok wajah istriku kek gini, apalagi bercampur kepolosannya." Dika mencubit pipi Isyah pelan.

"Biasa aja kali, Pak."

"Kamu bisa ngak, membedakan panggilan aku antara dirumah disekolah."

"Terus, maunya Bapak gimana?"

"Disekolah, kamu bisa memanggilku 'Bapak'. Tetapi kalau dirumah kamu jangan manggil saja Bapak lagi."

"Yaudah Isyah panggil 'om' aja."

"Memang muka suamimu ini kayak om-om ya?" Dika mendekatkan wajahnya ke Isyah.

"Hampir." ledek Isyah.

"Panggil yang lain aja. Jangan om, Bapak apalagi 'Mas'."

"Yaudah deh, Isyah manggil kakak aja ya? Kan lebih sopan."

"Kalau manggil sayang gimana?" cerocos Dika.

"Lebay ...."

"Terserah lah. Kamu sudah bisa tidur. Besok sekolah."

"Bapak, ehk maksudnya kakak belum mau tidur?"

"Bentar lagi. Duluan aja, nanti kakak nyusul."

"Isyah duluan, kak. Malam."
Isyah meninggalkan Pak Dika yang masih melanjutkan pekerjaannya.

5 menit kemudian

15 menit kemudian

Bahkan sudah 1 jam Isyah ditempat tidur belum juga bisa tidur.

"Kak." Serak suara Isyah terdengar memanggil Dika.

"Belum tidur juga?"

"Isyah gak bisa tidur."

Dika menutup laptopnya.

"Pekerjaan kakak udah siap?" tanya Isyah.

"Udah. Ayok tidur, ini sudah larut malam."

Aku dan Kak Dika sama-sama berbaring diatas tempat tidur. Seperti biasa, jika aku tidak bisa tidur, Kak Dika akan selalu mengelus rambutku hingga aku akan tertidur dengan sendirinya.

***

"Aaaaaaaaaaa." Isyah tiba-tiba terbangun sambip berteriak hingga membuat tidur Dika pun terusik.

"Kamu kenapa sayang." ucap Dika saat melihat Isyah terduduk memeluk lututnya dan menangis.

"Kaaaaaakkkk." Tanpa ada angin, badai atau apapun, Isyah langsung memeluk tubuh Dika. "Kakak jangan pernah ninggalin Isyah."

"Kakak ada disini kok. Udah jangan nangis. Kamu pasti lagi mimpi ya?"

Isyah mengangguk, "Isyah mimpi, kakak masih marah, terus malah pergi ninggalin Isyah sendiri dirumah." lirih Isyah yang masih tetap memeluk Dika.

Dika bisa merasakan suara nafas Isyah yang sudah terdengar beraturan. Dika meliriknya, ternyata Isyah sudah tertidur lagi.

"Maafin kakak. Ini pasti gara-gara kakak, makanya kamu sampai mimpi begini." Dika merapikan rambut Isyah dan mengusap air matanya, kemudian membaringkan Isyah.

Karna ini masih jam 02.15, jadi rasa kantuk masih menyerang. Dika memejamkan matanya, menarik selimut dan memeluk Isyah.
____________________________________

"Kak, Bangun." Isyah menggoyangkan tangan Dika yang masih memeluk tubuh Isyah.

"Mmm ... bentar lagi, kakak masih ngantuk."

"Isyah mau kekamar mandi."

"Yaudah pigi saja." serak Dika.

"Gimana mau pigi, tangan kakak saja masih melingkar ditubuh Isyah." cetus Isyah.

Isyah langsung berlari kekamar mandi karna sudah kebelet sekali.

***

"Kak, ini udah jam berapa, temani Isyah yok!"

"Kemana?"

"Mau masak. Untuk sarapan pagi kita."

"Mmm ...."

"Kak, ayok." Kali ini Isyah langsung menarik selimut Dika.

"Kakak masih ngantuk. Kamu sendiri dulu boleh?"

"Isyah takut sendiri."

"Kan ada kakak disini."

"Iya, kakak disini, tapi kan kakak dikamar sedangkan Isyah didapur, tetap saja Isyah takut. Yaudah Isyah beli makanan yang dijalanan aja ya untuk makan kita?"

Mendengar makanan dijalanan, Dika langsung bangkit dari tempat tidur. "Bawel ... ganggu tidur aja. Yaudah, ayok kakak temanin."

"Gitu dong. Giliran dibilang makanan dijalan, langsung mau." cetus Isyah.

Jangan lupa baca dan tunggu ceritaku terus ya😁😁
#vote
#coment
#follow wp aku

Lope you all😍😍

Dijodohkan dengan Guruku Sendiri (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang