L.Y.I.H - Chapter 4

1.2K 242 64
                                    

Chaesoo💜

Happy Reading

Jisoo berjalan gontai memasukki apartemennya. Matanya memerah sehabis menangis di sungai han tadi. Kepalanya juga tiba-tiba kembali terasa sakit. Langkahnya terhenti saat dengan tiba-tiba Rosé berdiri di hadapannya. Ia mendongakkan kepalanya dan menatap Rosé dengan malas.

“Kau menangis?” Tanya Rosé.

Jisoo tidak menhiraukan pertanyaan Rosé dan kembali melanjutkan langkahnya. Namun langkahnya kembali terhenti saat merasakan Rosé memeluknya dari belakang. Rosé meletakkan dagunya di atas bahu kecil Jisoo. Jisoo hanya dapat memejamkan matanya agar tidak terbawa suasana dari apa yang dilakukan Rosé.

Rosé melepaskan pelukannya dan membalikan badan Jisoo. Ditatapnya wajah Jisoo dengan intens serta membelai lembut wajahnya. Rosé mendekatkan wajahnya pada wajah Jisoo, dan tidak ada penolakan darinya. Saat bibir Rosé hampir menempel pada bibir Jisoo, Jisoo segera memalingkan wajahnya sehingga bibir itu mendarat di pipi mulusnya. Rosé menjauhkan wajahnya dan tidak dapat menutupi kekecewaannya atas penolakan Jisoo.

“Katakanlah apa yang ingin kau katakan. Tidak perlu menciumku terlebih dahulu untuk mengatakannya. Walaupun itu sesuatu yang menyakitkan, aku sudah biasa mendengarnya.” Ujar Jisoo tanpa menatap Rosé.

“Aku tidak ingin mengatakan apapun.” Balas Rosé. Jisoo menatap Rosé dan tersenyum sinis.

“Sebenarnya apa yang terjadi padamu, huh? Apa yang sudah kau rencanakan?” Tanya Jisoo.

“Aku tidak merencanakan apapun. Apa salah jika aku bersikap seperti ini pada tunanganku?”

“Tunanganmu? Cih, sejak kapan kau mengakuiku sebagai tunanganmu?”

“Jisoo-ya..”

“Kembalilah seperti kau yang biasanya. Roséanne yang bersikap acuh dan selalu berkata kasar padaku. Sikapmu yang seperti ini justru membuatku takut.” Ujar Jisoo dan segera berlalu dari hadapan Rosé.
Rosé mengepalkan tangannya menahan kesal. Diambilnya vas bunga di atas meja dan melemparkannya dengan keras ke dinding.

“AAAAAKKKHHHHH!!!!” Jeritnya bersamaan dengan pecahnya vas bunga itu.

***

Jisoo tertegun saat melihat Rosé tidur di sofa dengan posisi duduk. Ia mendekati Rosé bermaksud untuk menyuruh wanita itu berpindah ke kamarnya.

“Dingin…” Gumam Rosé sembari memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya.

Jisoo semakin mendekatkan dirinya pada Rosé, mengguncang sedikit tubuhnya agar bangun.

“Rosé-ah..” Panggilnya.

Rosé membuka matanya dengan tidak sempurna. Saat melihat Jisoo di hadapannya, dia segera memeluk Jisoo.

“Dingin, Jisoo-ya..” Lirihnya.

“Kau sakit..” Gumam Jisoo.

Jisoo melepaskan pelukan Rosé dan membantunya untuk berdiri. Dipapahnya tubuh tinggi Rosé menuju kamar wanita itu. Setelah membaringkan Rosé dan tak lupa menyelimutinya, Jisoo beranjak keluar untuk mengambil alat kompres dan obat. Jisoo kembali ke kamar Rosé dan duduk di tepi kasur.

“Minum dulu obatnya.” Ujar Jisoo dan membantu Rosé meminum obat.

Setelah itu Jisoo segera mengompres kening Rosé dengan handuk yang sudah basah.

“Tidurlah.” Gumam Jisoo.

Rosé meraih tangan Jisoo dan menggenggamnya dengan erat.

“Jangan pergi..” Kata Rosé dengan memejamkan matanya.

Love You is Hurting ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang