Chaesoo💜
Happy Reading
Jisoo duduk termenung dengan pandangan dan pikiran yang kosong. Wajahnya sangat pucat dan tampak tidak seperti mahluk hidup. Ia menghela nafas berkali-kali dan memperhatikan seseorang yang sedang terbaring tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Beruntung Rosé tidak memiliki luka serius akibat pukulan Jennie. Hanya luka-luka kecil yang memang cukup butuh perawatan. Tampak perban yang membalut disekitar kepala Jisoo akibat pelipisnya yang pecah karena terhantam ujung meja kerja Jennie. Ia tidak mempermasalahkan itu, yang dikhawatirkannya adalah dua wanita yang sama-sama sakit karenanya. Jisoo tidak tau dimana keberadaan Jennie sekarang. Wanita itu pergi begitu saja setelah memukul Rosé habis-habisan- atau tepatnya pergi setelah mendapat tamparan darinya.
“Nngghh…”
Jisoo mengalihkan pandangannya ke wajah Rosé saat mendengar lenguhan kecil keluar dari mulutnya. Jisoo merasakan jari-jari Rosé didalam genggamannya bergerak pelan.
“Rosé-ah..”
Jisoo dapat mendengar suaranya yang serak. Perlahan namun pasti mata Rosé terbuka dan mengerjap beberapa kali. Setelahnya wanita itu segera menatap Jisoo dengan pandangan khawatir. Ia hendak bangun namun dengan cepat Jisoo menahannya.
“Istirahatlah..” Ujar Jisoo.
“Kau…tidak apa-apa?” Komentar Rosé saat melihat kepala Jisoo yang diperban.
“Aku baik-baik saja. Seharusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri.” Sahut Jisoo.
“Aku juga baik-baik saja.”
“Baik-baik saja, bagaimana? Wajahmu penuh luka dan kau pingsan!” Ujar Jisoo dengan suara meninggi. Matanya berkaca-kaca karena ingin menangis. Ia merasa bersalah dan tidak tau harus berbuat apa.
“Jangan menangis.” Kata Rosé pelan.
Jisoo menundukkan kepalanya dan airmata itu mengalir begitu saja. Hingga lama-lama menjadi isakan kecil.
“Aku..aku tidak bermaksud menyuruhmu membalas perbuatan Jennie. Tetapi..kenapa kau tidak melakukan sesuatu untuk melindungi dirimu? Kenapa kau membiarkan Jennie memukulimu hingga seperti ini?” Isak Jisoo.
Rosé menghela nafas panjang. Dengan susah payah ia bangun dari baringnya menjadi duduk dan menarik Jisoo ke dalam pelukannya. Mengusap punggung gadis itu untuk menenangkannya.
“Aku baik-baik saja. Aku masih hidup dan sekarang tengah memelukmu.” Bisik Rosé tepat di telinga Jisoo.
“Jika aku membalas perlakuan Jennie, mungkin bukan hanya aku yang akan berada di rumah sakit ini. Dan aku tidak mau menambah kekhawatiranmu.” Ucap Rosé lagi.
Dengan perlahan Jisoo melepaskan pelukan Rosé. Ia mengusap pelan pipi Rosé agar tidak mengenai lukanya.
“Apa aku terlalu jahat pada kalian?” Tanyanya masih dengan menangis. Rosé menggeleng dan menggenggam tangan yang mengusap wajahnya itu.
“Kami hanya terlalu mencintaimu.” Jawab Rosé yang membuat tangisan Jisoo semakin menjadi.
“Kenapa? Kenapa harus mencintaiku sampai seperti itu? Aku hanya bisa membuat kalian sama-sama terluka.”
“Ssttt.. Bukan kau yang membuat kami terluka. Tetapi diri kami sendiri. Kami yang sama-sama tidak mau mengalah dan ingin memilikimu.”
“Tapi-”
“Cukup!” Ucapan Jisoo terhenti mendengar suara Rosé yang tegas.
“Berhenti menyalahkan dirimu seperti ini. Untuk sekarang, biarkan saja Jennie menenangkan dirinya terlebih dahulu. Aku yakin suatu saat dia dapat menerima keputusanmu untuk bersamaku.” Ucap Rosé dan menyeka airmata Jisoo. Jisoo mengangguk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You is Hurting ✔️
Hayran KurguApapun yang kita miliki di dunia ini, tidak akan pernah kita sadari dan syukuri sebelum kita kehilangannya. Setelah hilang, yang akan kita rasakan hanya penyesalan. Penyesalan yang tidak akan pernah ada gunanya. Chaesoo Top!Sé in Your Area GxG