L.Y.I.H - Chapter 10

1.3K 222 37
                                    

Chaesoo💙

Happy Reading

Rosé memperhatikan dengan seksama wajah Jisoo yang sedang tidur. Ia duduk di tepi kasur dan membenarkan letak selimut Jisoo. Tidak ada yang lebih membahagiakan untuk Rosé, selain melihat wajah damai Jisoo di depan matanya. Walaupun mata itu sedikit membengkak, yang diyakininya karena habis menangis, tetapi tetap saja wajahnya terlihat cantik di mata Rosé. Pikiran Rosé kembali melayang saat dirinya bertemu dengan Jisoo di taman bermain, hingga akhirnya ia membuntuti Jisoo sampai ke apartement ini.



Flashback

“Jisoo!”

“Eonnie!” Teriakan itu terdengar hampir bersamaan  dari mulut ketiga wanita itu.

Rosé, Jennie, dan Lisa menatap kepergian Jisoo dengan gelisah.

“Mau ke mana kau?” Jennie menahan lengan Rosé, saat melihat Rosé hendak beranjak dari tempatnya.

“Bukan urusanmu!” Jawab Rosé ketus sembari menghempaskan tangan Jennie.

“Jangan harap kau bisa menemui eonnie!!” Jerit Jennie sembari mencengkram lengan baju Rosé hingga kusut. Keduanya saling menatap tajam.

“Aku tidak punya waktu untuk berurusan denganmu!”

Rosé langsung mendorong tubuh Jennie hingga terjungkal kebelakang. Dengan langkah seribu Rosé mengejar Jisoo yang tampak memasukki taksi. Rosé dengan segera memasukki mobilnya dan mengikuti taksi di mana Jisoo berada. Beberapa saat kemudian, taksi yang dinaiki Jisoo berhenti di gedung apartement. Rosé tampak memperhatikan sebentar apartement itu sebelum akhirnya turun dari mobilnya.

Rosé hendak memasukki gedung apartement, namun niatnya itu diurungkannya. Ia ingin membiarkan Jisoo tenang terlebih dahulu. Rosé kembali menaiki mobilnya dan menunggu di sana. Setelah beberapa jam ia menunggu, Rosé akhirnya turun dari mobil dan memasukki apartement.

Flashback end


Tidak mudah untuk Rosé dapat memasukki apartement Jisoo. Ia harus melewati kode-kode yang terdapat di depan pintu. Beberapa kali ia memasukki kombinasi angka yang memungkinkan untuk Jisoo memakainya. Namun hasilnya nihil. Entah pemikiran dari mana, Rosé memasukkan kode angka tanggal lahirnya, dan ajaibnya pintu apartement itu terbuka. Ia tidak dapat menutupi rasa senangnya mendapati kenyataan itu.

“Bukankah cintamu terhadapku sangatlah besar, Jisoo-ya? Kenapa aku tidak menyadarinya.” Gumam Rosé sembari membelai pipi Jisoo.

Jisoo menggeliat dalam tidurnya, hingga akhirnya lama kelamaan mata itu terbuka. Rosé tersenyum saat melihat Jisoo yang menatapnya. Jisoo beberapa kali mengerjapkan matanya seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Beberapa saat kemudian ia terlonjak duduk dan menjauh dari Rosé.

“A–apa yang kau lakukan disini?” Tanya Jisoo.

“Kenapa menatapku seperti itu, Jisoo-ya? Aku bukanlah seseorang yang menakutkan untukmu, kan?”

Tatapan Rosé tampak terluka saat menyaksikan Jisoo yang tampak ketakutan melihat dirinya.

“Pergi!” Usir Jisoo.

“Biarkan aku disini, Jisoo. Banyak yang ingin aku katakan padamu. Aku merindukanmu, Ji. Sangat merindukanmu.”

“Pergi!!”

Jisoo menutup kedua telinganya dengan erat seolah tidak mau mendengar kata-kata Rosé.

“Jisoo-ya..”

Love You is Hurting ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang