L.Y.I.H Chapter 15 (END)

2.3K 221 65
                                    

Chaesoo💜

Happy Reading

Dokter Lee dan beberapa suster tampak berlari di sepanjang koridor rumah sakit, tempat Jisoo di rawat. Dokter Lee merasa kakinya lemas saat melihat jerit tangis yang terdengar dari kejauhan. Walaupun begitu, ia tetap memaksakan kakinya untuk berjalan demi menyelamatkan nyawa seseorang.

“Selamatkan anakku, dokter!! Selamatkan anakku!!”

Gerakan tangan Dokter Lee yang hendak menggeser pintu kamar rawat Jisoo langsung terhenti saat Ny. Kim menahan lengannya. Dokter Lee menoleh dan menatap iba pada Ny. Kim.

“Saya akan usahakan, Nyonya.” Ujar Dokter Lee lirih dan meneruskan kegiatannya yang tertunda.

“JISOO BANGUN!!!”

Teriakan Rosé menyapa Dokter Lee saat pintu kamar rawat Jisoo dibuka. Tampak Lisa dan Jennie juga ada di sana sedang memegangi kedua pundak Rosé agar wanita itu sedikit tenang. Namun nyatanya Rosé terus berusaha mengguncang tubuh Jisoo untuk membuat gadis itu membuka matanya.

“Mohon silahkan tunggu diluar.” Kata Dokter Lee.

Jennie dan Lisa kembali berusaha membawa Rosé untuk keluar dari ruang rawat Jisoo. Tetapi itu tidak semudah yang mereka bayangkan, karena Rosé terus memberontak.

“AKU TIDAK MAU KELUAR! AKU MAU MENEMANI JISOO DISINI!” Jerit Rosé dengan menangis.

“Yak! Jika kau seperti ini, eonnie akan benar-benar meninggalkan kita!!” Bentak Lisa kesal.

Tubuh Rosé terasa lemas saat Lisa mengatakan Jisoo akan meninggalkan mereka. Membuat Jennie dan Lisa dapat dengan mudah menyeret tubuh itu keluar. Mereka mendudukan Rosé pada kursi yang memang disediakan di depan kamar rawat Jisoo. Rosé menundukkan kepalanya dan masih terus menangis. Bukan hanya Rosé yang menangis, tetapi juga semua yang ada di sana. Tn. dan Ny. Kim, Somi, Lisa serta Jennie ikut menangis. Perasaan takut menghantui mereka saat ini. Merasa belum sanggup untuk di tinggalkan oleh Jisoo.

Jennie mengalihkan pandangannya dari pintu kamar rawat Jisoo ke sekeliling koridor rumah sakit. Tampak mencari keberadaan seseorang. Setelah matanya menemukan sosok itu, perlahan namun pasti Jennie menghampirinya. Gadis itu tampak menautkan kesepuluh jarinya di depan dada dengan mata terpejam. Jennie tau apa yang sedang dilakukan gadis itu, berdoa. Ia duduk di sampingnya dan tidak ada niatan sama sekali untuk menganggu kegiatannya.

Setelah merasa puas, gadis itu membuka matanya dan tampak terkejut saat melihat Jennie yang sedang duduk disebelahnya. Sedikit salah tingkah karena apa yang sedang dilakukannya terlihat oleh orang lain.

“Sedang berdoa?” Tanya Jennie yang terdengar seperti menebak. Gadis itu mengangguk pelan.

“Semoga saja Tuhan mendengarkan doaku dan bisa membuat eonni bertahan.” Jawabnya.

“Jisoo eonnie wanita yang kuat, Somi-ya.” Sahut Jennie. Airmata Somi semakin banyak mengalir.

“Apa aku pantas disebut seorang adik?” Tanya Somi lirih.

“…..”

“Bukankah setiap adik akan sangat menyayangi kakaknya sendiri? Mereka akan berusaha mati-matian untuk menjaga kakaknya. Tetapi apa yang sudah kulakukan pada eonniku?” Isak Somi.

Jennie menghela nafas panjang sembari menatap Somi.

“Aku sudah sangat jahat pada eonni.” Gumam Somi.

Jennie menarik Somi ke dalam pelukannya. Mencoba menenangkan gadis itu dengan mengusap pelan punggungnya.

“Aku tidak mau jika eonni meninggalkanku disaat aku belum bisa menebus kesalahanku padanya.” Isak Somi lagi.

Love You is Hurting ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang