E-Book Ramayana dan Andreas Rahwana

225 26 17
                                    

Setelah makan malam Andreas Rahwana memutuskan untuk kembali ke laptopnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah makan malam Andreas Rahwana memutuskan untuk kembali ke laptopnya. Kisah Rama dan Sinta telah meracuni pikirannya. Epik yang dikenal oleh manusia sejak ratusan tahun lalu ini, sudah dia baca sejak disekolah dasar dulu. Namun kini, Andreas Rahwana kembali ditarik oleh kisah Rama dan Sinta. Cerita ini seolah-olah menjelma ke bumi. Menjelma dalam kehidupan Andreas Rahwana, yang juga tidak tahu mengapa memiliki nama itu. Ibunya selalu tersenyum saat dia bertanya mengapa dia diberi nama Andreas Rahwana Alengkaraja. Andreas Rahwana juga bertanya mengapa kisah cintanya juga mirip dengan Rahwana dalam epik tersebut?

Andreas mengacak-acak rambutnya, menyalurkan frustasi di otaknya. Ia mengambil secangkir kopi yang diletakkan pelayan di mejanya. Dicecapnya kopi pahit dengan nikmat. Perlahan dengan muka tercenung, dia kembali ke depan laptop di kamar kerjanya. Matanya kembali konsentrasi ke tulisan di layar laptop.

***

Sesuai dengan janjinya kepada Sinta, Rahwana membiarkan Rama sampai Alengka.  Sebagai bukti perjuangan cintanya, Rahwana memutuskan untuk menghadapi Rama. Karena ajakan damai Rama dihiraukan Rahwana, perangpun tak terelakkan lagi. Terjadi peperangan yang memakan banyak korban. Termasuk ketiga suami Sarpakenaka. Hal ini membuat adik Rahwana itu mengamuk. Sarpakenaka memiliki sepasang kuku yang kuat, berbisa dilengkapi dengan semburan upas ular. Sebuah kekuatan yang membuat perempuan ini susah untuk di taklukkan. Tak ingin semakin banyak yang tewas, Rama mengirimkan Laksmana untuk menghadapi Sarpakenaka. Rama tahu persis perasaan Sarpakenaka pada adiknya. Sebuah strategi cinta yang tepat. Menyadari laki-laki yang dihadapannya adalah Laksmana, cintanya sejak lama, Sarpakenaka terlena dan terbunuh. Kematian Sarpakenaka disusul dengan kematian anak-anak Rahwana dan Kumbakarna, yang berhasil dijebak oleh Rama dan pasukannya. Tentu saja dengan bantuan Wibisana. Akhirnya, Rahwana  berhadapan langsung dengan Rama. 

"Hai Rama. Ya aku memang mahkluk bumi seperti kalian dengan muka dan wujud mengerikan. Tapi, aku berbeda dari kalian. Kepalaku memang sepuluh, wujudku memang mengerikan. Tapi aku punya cinta dan kesetiaan. Dan itu yang membedakan aku dengan kalian. Dengan kamu Rama. Kepala kalian satu, tapi di dalamnya ada banyak wanita. Aku memang memiliki sepuluh kepala namun di sana hanya ada satu wanita, Sinta," kata Rahwana. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta RahwanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang