Rahwana segera memasuki helikopter hitam yang sudah menunggunya. Ternyata Mr. Wang juga terpisah dari Rama. Rahwana melihat senyum licik Mr. Wang. Rahwana pun tahu, Rama melihat senyum itu dan mulai waspada.
Ahh, kamu waspada pada hal yang salah Rama. Kata Rahwana tersenyum dalam hati.Ia masuk ke heli dan mengedipkan matanya ke Marica yang sudah duduk di kemudi.
"Smart, siapkan semua. Pantau Lasmana Parameter dan Jatayu. Sarpakenaka, siapkan Brahmasta untuk masuk ke sistem komunikasi Rama dan Lasmana. Marica, siapkan Jet ku di Bay of Plenty untuk tujuan Mansion Alengka," kata Rahwana dengan datar. Marica hanya mengangguk sambil konsentrasi mengarahkan heli mengikuti rombongan. Namun dia kemudian mengatur seolah olah heli nya tertinggal. Marica mengubah haluan, saat rombongan sudah jauh meninggalkan mereka.***
Di halaman belakang mansionnya yang megah, Sinta duduk bersantai menikmati makan siangnya. Di hadapannya, Lasmana tampak sibuk dengan laptopnya. Dia tampak serius memandang sekitar, bahkan ke langit, lalu kembali ke laptopnya. Sesaat matanya terpincing ke mansion tetangga, ketika terdengar suara heli mendarat. Bukan hal aneh memang, tapi muncul perasaan tak enak di hati Lasmana. Dia kembali melakukan pengecekan parameter keamanan rumah dan program Jatayu.
"Semua aman. Apa yang salah ya?" kata Lasmana
"Ada apa Lasmana?" kata Sinta memandang adik iparnya
"Ah tidak apa-apa mbak. Tenang saja. Oh iya, nanti malam kamar mbak jangan dikunci ya. Selama beberapa hari ini sebaiknya kamar mbak jangan dikunci," kata Lasmana
"Maksudmu apa?" kata Sinta.
"Biar kalau ada apa apa saya bisa langsung ke kamar mbak," kata Lasmana polos.
Tringgg..., saat itu smartphone Sinta menyala menandakan pesan masuk. Ternyata ada pesan dari Urmila adiknya.
"Mbak, Lasmana ada di rumahmu? Aku rasa aku tidak bisa melanjutkan pernikahanku dengannya," tulis Urmila
"Kenapa?" tulis Sinta
"Percuma mbak. Pernikahan kami tidak akan berjalan baik tanpa cinta. Aku rasa, aku juga hanya kagum pada dia. Sedangkan dia, hatinya hanya untukmu," tulis Urmila
"Maksudmu apa Urmila? Hati siapa yang untukku?" tulis Sinta sambil melirik Lasmana yang memandangnya dengan senyum.
"Lasmana mbak, masa sih mbak Sinta tidak tahu. Lasmana itu mencintai mbak. Tapi karena mas Rama menginginkan mbak, dia mengalah. Tapi jangan kawatir mbak. Aku tidak apa-apa kok. Aku juga sudah move on disini. Tapi mbak Sinta yang harus pintar pintar menjaga perasaan mas Rama kalau sedang berdua dengan Lasmana," tulis Urmila.
"Gila!" teriak Sinta sambil berdiri, mengejutkan Lasmana.
"Ada apa mbak?" tanya laki-laki tampang yang sedari tadi memandang Sinta tanpa lepas. Sinta sangat terpengaruh dengan pesan Urmila, tampak sedikit bingung. Mukanya merah padam, badannya sedikit gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Rahwana
RomanceCinta memang Buta. Cinta tak pernah permisi kepada hati saat dia datang dan menguasai jiwa sang empunya. Cinta tak mengenal logika. Cinta kadang seperti matahari yang indah saat terbit membakar saat terlalu dekat dan menyiksa dengan keindahannya s...