chapter ini nggak aku revisi dan nggak aku baca ulang, jadi kalau ada typo dan sejenisnya maapin. selamat membaca✨
⚪️⚪️⚪️
"Yaudah, i love you too." ucap Aksa seraya menatap Shanin dengan tatapan yang sulit diartikan.
Shanin membulatkan kedua matanya, degup jantungnya berpacu tak karuan, kakinya terasa lemas, Shanin seakan ingin meleleh sekarang juga.
"Heh," Aksa melambaikan tangannya didepan wajah Shanin, sampai cewek itu berkedip beberapa kali.
"Ehh iya kak, gimana? Kakak barusan..."
"Barusan—" ucapan Aksa terpotong saat cowok itu mendengar suara peluit dari tengah lapangan.
"Modar, Halim dateng cuk," kata Alung saat melihat guru olahraganya yang baru saja sampai ditengah lapangan sana.
"Cabut! Sebelum dia murka!" seru Reza yang langsung menepuk punggung Aksa dan Alung, cowok itu pun segera berlari.
Alung dan Reza sudah berlari menuju lapangan, sedangkan Aksa, cowok itu masih berdiri dihadapan Shanin, ia mengembalikan buku tulis itu kepada Shanin sambil berkata;
"Kalau butuh kepastian dateng aja ke kelas gue ya," setelah mengucapkan itu Aksa pun langsung berlari menyusul kedua temannya menuju lapangan.
Shanin meremas kedua jahitan yang ada disamping kanan dan kiri roknya. Gadis itu memekik histeris, "FIX! LO SUKA SAMA GUE KAK!"
"Makasih banyak Bu Tikaaa! Udah hukum Shanin, ternyata ada faedahnya juga," ujar Shanin terlihat excited sekali. Jujur baru kali ini Shanin merasa senang saat mendapat hukuman.
⚪️⚪️⚪️
Shanin menengguk air minum yang baru saja dibelikan oleh Bulan, cewek itu menghabiskannya sampai sisa setengah botol. Anak rambut Shanin sampai lepek karena terkena keringat, bayangkan saja ia berdiri ditengah lapangan yang panas selama dua jam.
Shanin menghela napasnya, "Gue mau makan dong Mbul, laper nih," ujar Shanin.
"Makan tinggal makan elah, ngapain bilang-bilang gue," balas Bulan.
Shanin meliriknya kesal, "Sumpah lo gak peka?! Temen macem apa lo?"
"Nih, makanan buat Ratu." Ocha dan Gladis baru saja datang dari kantin sambil membawakan makanan untuk Shanin.
"Aw, gini dong, kaya Ocha pekaan. Ocha baik deh——eh gak jadi deh, masih pundung sama Ocha," ucap Shanin.
"Lah kenapa lo pundung sama gue?!"
"Kan gara-gara lo gue jadi dihukum sama Bu Tika. Panas-panasan kaya gitu," balas Shanin.
"Tapi tadi katanya lo bilang sama gue kalo hukumannya berfaedah karena lo bis—"
Shanin langsung membekap mulut Bulan dengan telapak tangannya, "Apaan?! Gak ada yang berfaedah."
"Dah ya, makasih makanannya, gue mau pergi dulu," Shanin berdiri sambil membawa roti dan susu kotaknya.
"Mau kemana lo?" tanya Ocha.
"Mau cari jodoh," sahut Shanin.
"Dimana?" tanya Gladis.
"Dikelas atas," jawab Shanin yang kini sudah menghilang dari pandangan.
Shanin berjalan sambil memakan rotinya, cewek itu melewati koridor yang tak begitu ramai, karena pasti saat ini semuanya pada banyak yang ke kantin. Sampai akhirnya cewek itu sampai ditangga untuk menuju kawasan kelas 11.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Aksa!
Teen FictionCerita ini tentang, Aksa Ailen Dirgantara dan gadis rahasia yang akan kalian temukan di dalam ceritanya... Jangan lupa ucapkan hai untuk ke datangan Aksa. 𝐇𝐚𝐢, 𝐀𝐤𝐬𝐚! ••• Selamat datang, selamat membaca✨ Copyright© 2020 by dinaafebrianii Mulai...