Shanin menguap lebar, matanya menyipit dan tangannya meraba kasur guna mencari ponselnya yang masih berbunyi nyaring suara alarm. Pagi ini rasanya Shanin sangat malas untuk berangkat ke sekolah, apalagi cuaca diluar sana sedang turun hujan, enaknya kan tidur.
Tetapi meskipun begitu, Shanin tetap harus bangun. Gadis itu pun mematikan alarmnya dan langsung bergegas untuk merapikan tempat tidur lalu menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya. Sepuluh menit berlalu, Shanin keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk dibadannya. Cewek itu mengambil seragamnya didalam lemari dan langsung ia pakai.
Tak lama setelah itu, Shanin langsung merapikan semua buku-bukunya untuk ia masukkan ke dalam tas, karena semalam Shanin habis belajar karena nanti akan ada ulangan Sejarah. Setelah siap, Shanin pun langsung turun ke bawah untuk membuat makanan.
"Ah males banget mau masak, udah jam tujuh kurang, ntar kalo gue telat gimana? Tapi gue laper," keluh Shanin sambil melihat dapurnya.
Begini lah Shanin, setiap hari ia harus selalu mandiri, ia tinggal sendirian dirumah ini. Tanpa orang tua, setiap harinya Shanin harus memasak makanannya sendiri, membereskan rumahnya sendiri, dan semuanya sendiri.
Shanin menghela napasnya, "Au ah, gak usah sarapan. Nanti aja disekolah." ujar Shanin.
Akhirnya dengan segera Shanin pun langsung keluar dari rumahnya menggunakan payung, cewek itu berjalan sampai keluar jalan raya besar guna mencari angkutan umum. Setelah lima belas menit Shanin berada didalam angkutan umum, akhirnya Shanin pun sampai didepan sekolah, cewek itu pun cepat-cepat turun dan bergegas masuk ke dalam sekolah.
"Anjim gue lupa ga pake jaket, dingin bener disini," kata Shanin seraya memeluk badannya sendiri.
Cewek itu berjalan masuk menuju gedung sekolah, namun langkahnya perlahan memelan saat pandangannya tak sengaja menangkap seorang cowok yang baru saja turun dari motor dan berteduh dibawah pohon.
Shanin menyipitkan kedua matanya, "Loh itu kak Aksa kan? Kasian keujanan. Samperin nggak ya?"
"Samperin aja deh, dapet pahala nolong orang ganteng," cetus Shanin yang langsung berjalan cepat menuju parkiran.
Namun, saat Shanin hampir sampai menjangkau Aksa, cewek itu menghentikan langkahnya secara mendadak, saat dirinya melihat seorang perempuan yang datang menghampiri Aksa duluan sambil membawa payung.
Aksa menoleh, matanya itu langsung bertemu dengan mata cantik yang berbinar, "Kamu ngapain disini?" tanya Aksa, suaranya itu berhasil membuat perempuan itu merasa bersalah pada Aksa.
"Kamu kehujanan Aksa...nanti seragam kamu basah," kata perempuan itu.
Aksa menarik kedua sudut bibirnya, cowok itu tersenyum tipis. "Mana payungnya, aku aja yang bawa ya." Aksa pun mengambil payung itu, satu tangan Aksa memegang payung dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk mendekap badan gadis itu agar lebih dekat dengannya.
Shanin melihatnya, gadis itu diam termenung ditengah-tengah parkiran, hujan semakin turun deras, seragam dan sepatu Shanin sudah basah terkena cipratan air hujan. Dipikiran Shanin saat ini adalah siapa perempuan itu?
⚪️⚪️⚪️
"SHANINNNN! YAAMPUN SERAGAM LO KENAPA BISA BASAH GINI? LO ABIS KECEBUR GOT?!" Ocha teriak-teriak saat Shanin baru saja masuk ke dalam kelas dengan wajah yang murung.
"NIN, LO KENAPAAA?"
"KOK DIEM AJA? BIASANYA JUGA CEREWET DATENG-DATENG. LAH INI KOK CUMA DIEM AJA? SAWAN LO?" teriak Gladis.
"Ssstttt diem, jangan teriak-teriak napa sih." ujar Bulan, cewek itu berdiri guna memberi jalan Shanin untuk duduk dibangkunya.
Bulan menyerongkan duduknya, Ocha dan Gladis berada disamping kanan dan kiri bangku milik Shanin dan Bulan, mereka bertiga sama-sama menatap Shanin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Aksa!
Teen FictionCerita ini tentang, Aksa Ailen Dirgantara dan gadis rahasia yang akan kalian temukan di dalam ceritanya... Jangan lupa ucapkan hai untuk ke datangan Aksa. 𝐇𝐚𝐢, 𝐀𝐤𝐬𝐚! ••• Selamat datang, selamat membaca✨ Copyright© 2020 by dinaafebrianii Mulai...